Jumat, 14 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (27): Tata Kota Kendari, Baubau, Kolaka; Wilayah Antara Makassar-Manado Pantai Tenggara Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Kota Kendari tidak setua Makassar dan Buton. Pada masa ini disebut hari jadi kota Kendari bermula tahun 1831. Buton yang kini dikenal sebagai Kota Bau-Bau. Sementara sejarah awal peradaban bukan di (pulau) Buton, tetapi di (pulau Muna). Dalam sejarah Kota Kendari disebut bahwa penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Tolaki bernama Tebau di sekitar pelabuhan Kendari. Tanggal inilah yang kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Kendari. Lantas bagaimana sejarah Baubau dan Kolaka.


Sejarah Titik Nol Kilometer dan Kawasan Kota Lama Kendari, Endry Tekaka: Titik Nol Kilometer Berfungsi Mengukur Jarak dari Kota Kendari dan Daerah Sekitarnya. Rabu, 5 Juli 2023. Fajar.co.id. Kendari. Banyak warga Kota Kendari, yang mungkin tidak lagi mengetahui sejarah titik nol kilometer dan kawasan Kota Lama Kendari. “Berdasarkan sejarah, titik nol kilometer Kendari dibangun pada masa pemerintahan Raja Saosao, yang dibangun di sebuah kawasan yang saat itu dikenal dengan sebutan Kendari Van Laiwoi atau Kawasan Kota Lama Kendari saat ini”. Lanjutnya, bahwa titik nol kilometer ini dibangun di kawasan pemerintahan kolonial pada tahun 1867, dan didalam kawasan itu juga dibangun beberapa bangunan-bangunan penting sebagai pusat kerajaan dan pemerintahan kolonial. “Adapun yang dibangun saat itu, yakni Gedung Agung adalah Istana Raja Kendari sebagai tempat tinggal Raja dan juga merupakan tempat menjalankan pemerintahan”. Sambungnya, didalam kawasan itu, terdiri dari masyarakat lokal maupun pendatang serta juga dihuni oleh pedagang-pedagang China dan Arab. “Di masa itu, pemerintah kolonial ikut serta membangun pemukiman masyarakat, gedung pemerintah seperti kantor pemerintahan antara lain Loji, Pelabuhan, Kantor Pengawas atau Duane yang digunakan untuk mengawasi lalu lintas di sepanjang Teluk Kendari”. (https://sultra.fajar.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Kendari di Baubau di Kolaka? Seperti disebut di atas, kota Kendari di pantai timur Semenanjung Tenggara belum setua Buton di pulau. Bagaimana dengan kota Kolaka di pantai barat Semenanjung Tenggara. Suatu wilayah antara Makassar dan Manado Pantai Tenggara Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Kendari di Baubau di Kolaka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Tata Kota di Kendari di Baubau di Kolaka; Wilayah Antara Makassar dan Manado Pantai Tenggara Sulawesi

Nama Kendari awalnya ditulis Kandari dan Kandari dipertukarkan dengan nama Laiwoei. Nama itu secara resmi dicatat dalam dokumen pemerintah Hindia Belanda (lihat Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, 1874). Sejak kapan muncul nama Kandari tidak diketahui secara pasti. Yang jelas nama Kandari dipertukarkan dengan nama Laiwoei dimana terdapat raja (vorst) yang mana dalam Almanak 1874 Radja Kandari setara dengan Radja Loewoe, Radja Toli-Toli.


Nama Kandari sudah sejak lama dikenal sebagai nama sungai di Tanah Persia yang juga adakalanya ditulis Kamdari (lihat Nicolaes Wilsen, 1705). Nama yang mirip dengan Kandari pada era VOC adalah Kandahar. Daghregister 8 Agustus 1684 menyebutkan bahwa land Mindanao telah dialihkan kepada Edele Compagnie (pemerintah VOC) oleh radja Candahar. Dalam hal ini Radja Kandahar adalah radja Kandahar di pulau Sangihe dan memiliki wilayah di Mindanao. Lantas apakah Kandari di Persia atau Kandahar di Sangihe memiliki kaitan dengan nama yang muncul di suatu teluk di semenanjung tenggara Sulawesi? Besar dugaan bahwa nama Kendari berasal dari nama lokal. 

Nama Kandari sendiri paling tidak sudah diberitakan pada tahun 1835 (lihat Bredasche courant, 19-07-1835). Disebutkan bahwa NJ Vosmaer telah mengunjungi teluk Kandari pada bulan Mei 1831 dan memetakan wilayah dan diusulkan pemerintah nama teluk itu dengan nama Vosmaer-baai. Sementara itu dalam Algemeene konst- en letter-bode, voor het jaar, 1835 disebutkan bahwa kunjungan Vosmaer ke teluk pada bulan Mei 1831. Tidak disebutkan tanggal berapa dan berapa lama di teluk. 


Siapa JN Vosmaer? JN Vosmaer bukanlah seorang pejabat atau militer pemerintah Hindia Belanda. JN Vosmaer adalah seorang pelaut (nachoda) dengan nama kapal (brik) yang dimilikinya bernama Celebes (khussunya di Makassar) melakukan pelayaran antara Sulawesi dan Jawa (Batavia, Semarang dan Makassar). Besar dugaan JN Vosmaer adalah orang pertama Belanda yang mengunjungi (teluk) Kandari. Oleh karena Vosmaer yang melakukan pelayaran ke teluk Kandari dan membuat peta, maka muncul gagasan pemertintah untuk memberi nama teluk itu dengan nama Vosmaer. Keberadaan JN Vosmaer di Hindia Belanda kali pertama diberitakan pada tahun1829 (lihat Bataviasche courant, 07-06-1827). Kehadirannnya di Makassar kali pertama diberitakan pada tahun 1828 (lihat Javasche courant, 08-04-1828). Di Makassar juga ada nama JHG Vosmaer yang pada bulan Juli 1829 diangkat sebagai Asisten Residen di Maros (lihat Javasche courant, 28-06-1829). Sebelumnya JHG Vosmaer adalah sekretaris di kantor pemerintah di Makassar. Hingga pada bulan Oktober 1931 JHG Vosmaer masih menjadi asisten resident di Maros. JHG Vosmaer yang dicatat sebagai JHB Vosmaer asisten residen Maros dikabarkan meninggal dunia tanggal 1 November 1834 di Buitenzorg (lihat Javasche courant, 10-12-1834).

Dalam hubungannya dengan sejarah Kota Kendari bagaimana dengan nama JN Vosmaer? Seperti dikutip di atas, disebutkan bahwa penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer tahun 1831 yang mana pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Tolaki bernama Tebau di sekitar pelabuhan Kendari. Tanggal ini menjadi dasar tanggal dijadikan sebagai hari jadi Kota Kendari. Bagaimana bisa? JN Vosmaer adalah seorang nachoda kapal, sementara pemerintah Hindia Belanda sudah terbentuk di Makassar, tetapi belum sampai ke semenanjung tenggara Sulawesi. Selain tidak begitu jelas kapan tanggal yang tepat JN Vosmaer pada bulan Mei 1831 ke teluk Kendari, lalu apakah itu menjadi dasar penentuan hari jadi? Bukankah sebelum Vosmaer ke teluk sudah dikenal nama Kandari di teluk? Lalu kapan seharusnya hari jadi Kota Kendari?


Yang agak membingungkan nama JAG Vosmaer dipertukarkan dengan nama JN Vosmaer. Jelas dua nama tersebut orang yang berbeda. Yang satu pejabat Hindia Belanda dan yang lain seorang pelaut. Lantas mengapa di dalam berbagai tulisan disebut orang pertama ke Kendari dan membuat peta tetapi jabatannya disebut sebagai seorang Asisten Residen (Gorontalo)? Perbedaan ini adalah masalah tersendiri. Pada tahun 1835 diberitakan JN Vosmaer diangkat sebagai Asisten Residen di Gorontalo (lihat Javasche courant, 07-02-1835). Disebutkan bahwa JN Vosmaer sebelumnya adalah pegawai di kantor pemerintah Makassar. Beberapa bulan kemudian Bredasche courant, 19-07-1835 memberitakan bahwa dalam kontribusi penting bagi pengetahuan geografis di Hindia Belanda telah dibuat oleh Tuan JN Vosmaer dalam peta teluk Kandari, di pantai timur pulau Sulawesi. Untuk menghormati pejabat itu, Pemerintah menetapkan bahwa teluk itu, yang pertama kali ditemukan olehnya pada tahun 1831, akan diberi nama Teluk Vosmaers. Beberapa bulan kemudian Asisten Residen JN Vosmaer dikabarkan meninggal (lihat Bredasche courant, 15-10-1836). Disebutkan tanggal 5 Januari, di lintasan Boeton, dalam perjalanannya ke teluk Vosmaers, Jacques Nicolaas Vosmaer, Asisten Residen Gorontalo. Dalam hal ini apakah JN Vosmaer seorang pejabat atau apakah seorang pelaut? Mungkin keduanya benar tapi bisa jadi keduanya salah. Masalahnya adalah konteksnya. Cukup masuk akal yang memetakan teluk Kendari adalah pelaut JN Vosmaer sebagai pelaut. Dialah yang memiliki kemampuan berlayar ke teluk Kendari. Tapi tampaknya ada orang yang berbeda dengan nama yang sama dengan JN Vosmaer. Disebutkan JN Vosmaer tiba di Soerabaja dengan kapal perang Zr Ms (lihat Javasche courant, 02-10-1833). Lalu muncul berita berikutnya bahwa JN Vosmaer masih menjadi pelaut dengan kapal Swift (lihat Javasche courant, 26-10-1833). Tidak lama kemudian diberitakan bahwa JN Vosmaer dan istri berangkat ke Makassar (lihat Javasche courant, 22-02-1834). Sejak akhir tahun 1833 tidak ada berita lagi tentang JN Vosmaer sebagai pelaut. Yang ada adalah JN Vosmaer sebagai pegawai di kantor pemerintah di Makassar yang kemudian dipromosilasikan tahun 1835 sebagai Asisten Residen di Gorontalo dan yang namanya akan dijadikan sebagai nama teluk Kendari. Namun JN Vosmaer diberitakan meninggal dalam perjalanan di sekitar Boeton dalam perjalanan menuju teluk Vosmaer (teluk Kendari). Middelburgsche courant, 15-11-1836 memberitakan bahwa berita dari kapal Johanna, Kapten Bergman membawa laporan laporan dari Batavia sampai dengan 9 Juli dimana dikomunikasikan sketsa kehidupan mendiang Asisten Residen di Gorontalo, JN Vosmaer. Dia telah memperkenalkan kita pada berbagai suku di Sulawesi; di Kandari ia telah menemukan sebuah teluk yang indah yang untuk menghormatinya diberi nama teluk Vosmaers. Dia juga memberikan laporan pertama tentang orang yang disebut Orang Badjo atau orang air yang tinggal di perairan sepanjang pantai Sulawesi dengan penangkapan penyu, tripang, dll.

Hari jadi kota adalah satu hal. Hal yang lebih penting adalah bagaimana asal-usul kota Kendari. JN Vosmaer adalah orang Belanda pertama ke teluk Kandari atau Kendari (1831). Sebagai asisten residen di Gorontalo, JN Vosmaer merintis cabang pemerintahan Hindia Belanda di teluk Kendari. Boleh jadi karena JN Vosmaer sudah mengenal teluk Vosmaer maka diantara asisten residen atau Controleur yang sudah ada, JN Vosmaer yang ditugaskan untuk ke teluk Vosmaer. Salah satu keberanian JN Vosmaer di teluk Kendari adalah berhasil mengusir orang-orang Tobello yang menganggu di kawasan (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indie, 1840).


Sejak JN Vosmaer memetakan wilayah teluk Kendari tahun 1831, aktivitas pemerintah sudah mulai ada. Disebutkan bahwa pada tahun 1833 dibangun suatu benteng di sisi utara teluk Kendari. yang terletak di pantai timur Sulawesi, di sekitar pulau Baud, Wakewaije dan Hoek Nipa (lihat Tijdschrift voor staathuishoudkunde en statistiek, 1846). Disebutkan di teluk ini ditemukan tempat berlabuh yang baik, disini kapal-kapal terlindungi dari semua badai; jika terjadi perang, teluk ini, tampaknya mudah mencegah armada musuh jika pulau Nambo diperkuat, yang akan memberikan perlindungan yang pasti bagi kapal-kapal dagang yang dari sana orang juga bisa memasok ke Maluku dengan perbekalan yang diperlukan. Raja Kendari, kerajaan yang hanya terdiri dari 7.000 jiwa yang didirikan di teluk ini tidak hanya mengakui otoritas kita sendiri, tetapi bahkan juga mengikuti anjuran Vosmaer untuk budidaya kopi.

JN Vosmaer sebagai nachoda kapal sesungguhnya juga seorang pedagang. Karena hal perdagangan inilah yang menjadi jalan JN Vosmaer sampai ke teluk Kendari (yang kemudian diangkat menjadi asisten residen di Gorontalo yang juga membawahi wilayah (teluk Kendari).


JN Vosmaer kali pertama tiba dengan kapalnya dan melihat teluk Kendari pada tanggal 8 Mei 1831. Teluk ini sebenarnya sulit dikenali dari lautan. Tidak hanya karena jalur masuk yang sempit juga terhalang oleh pulau Boengkoetoko (toko=pulau). Jalur masuk selatan dangkal (hanya bisa dilewati perahu pada saat pasang), sedangkan jalur masuk utara cukup dalam (meski sempit dan berliku). Teluk Kendari, 1913

Tunggu deskripsi lengkapnya

Wilayah Antara Makassar dan Manado Pantai Tenggara Sulawesi: Kendari Masa ke Masa

Bagaimana asal usul tempat yang kemudian disebut Kendari telah dilaporkan oleh JN Vosmaer. Nama Kendari sendiri ada yang menyebut berasal dari Kandai, yaitu suatu tiang bambu untuk mengayuh perahu di perairan dangkal atau perairan kandas (lihat Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1914). Okelah, itu satu hal. Hal yang penting dalam hal ini adalah bahwa awal pemerintahan di Kendari bermula dengan kehadiran JN Vosmaer di teluk Kendari dimana berhasil mengusir orang-orang Tobello dan mengangkat orang Tolaki sebagai pemimpin local di Kawasan teluk (raja).


Sementara itu di wilayah selatan (Kendari), berdasarkan bukti arkeologis, pulau Muna termasuk wilayah yang terbilang awal dihuni oleh manusia. Mereka inilah yang beriteraksi dengan penduduk pendatang yang kemudian menjadi awal terbentuknya penduduk Muna di pulau Muna yang menjadi cikal bakal penduduk Muna yang sekarang. Sejarah terbentuknya penduduk Muna tersebut diduga sejaman dengan Toraja, Minahasa dan Manggarai. Orang Muna ada di pulau Buton dan orang Buton ada di pulau Muna. Pulau Muna dan pulau Buton adalah dua pulau besar yang terpisah dari daratan (pulau) Sulawesi. Nama Buton sudah disebut dalam teks Negarakertagama (1365) dan kemudian mendapat tempat yang baik dalam fase awal perdagangan Eropa (Portugis) yang kemudian pada era VOC, antara Buton dan Makassar berselisih. Nama lain yang disebut dalam teks adalah Banggai di utara dan Luwuk di barat.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar