Kamis, 26 Januari 2017

Sejarah Bandung (8): Gedung Pakuan, Eks Rumah Residen Preanger; Kini Rumah Gubernur Jawa Barat

Rumah Residen Preanger adalah termasuk salah satu bangunan situs tua di Bandung yang dibangun tahun 1864. Bangunan ini dibuat khusus untuk tempat kediaman Resident Preanger yang lokasinya berada di suatu tempat area luas yang masih kosong di dekat rumah Asisten Residen Regentsachap (Kabupaten) Bandoeng.). Yang menjadi kantor Residen adalah eks Kantor Asisten Residen. Kantor Asisten/Residen Preanger berada di seberang kantor/rumah Controleur Bandoeng. Disamping kantor/rumah Controleur Bandoeng kelak berdiri hotel (yang kemudian disebut Hotel Preanger). Rumah Residen Preanger (foto 1880)

Saat itu yang menjadi Residen Preanger adalah C. van der Moore. Dia menjabar Residen Preanger sejak 1858 yang berkedudukan di Tjiandjoer. Setelah selesai rumah tersebut dibangun 1867 akan menjadi rumah Residen Preanger. Lantas Residen C. van der Moore ‘bedol desa’ dari Tjiandjoer ke Bandoeng. Ini sehubungan dengan reorganisasi pemerintahan di Preanger Regentschappen tahun 1871 dimana residentie terdiri dari lima kabupaten (Bandoeng, Tjiandjoer, Sumedang, Limbangan dan Soekapora). Residen C. van der Moore digantikan pada tahun 1874. Ini berarti C. van der Moore adalah Residen Preanger terlama  (16 tahun). Sekalipun sudah pension, C. van der Moore tetap tinggal di Bandoeng dan menjadi ahli sejarah Preanger yang andal. C. van der Moore, 1858

Pembangunan Rumah Residen Preanger

Kita harus membayangkan suatu waktu di tahun 1864 di kota Bandoeng yang di sana sini masih diliputi oleh banyak rawa (nyamuk), hutan belantara (dihuni oleh macan) dan padang ilalang dimana populasi rusa berkembang biak dengan baik. Saat itulah bakal rumah Resident Preanger dibangun. Sementara sudah ada beberapa bangunan pemerintah yang telah dibangun sejak 1829. Cekungan Bandung dilihat dari utara ke selatan dengan latar gunung Malabar, baru beberapa titik bangunan yang terlihat di tengah (lukisan 1860)

Jauh sebelumnya, awal adanya kota (Bandoeng) dimulai tahun 1829 ketika kali pertama controleur ditempatkan di Bandoeng. Lokasi rumah/kantor controleur di bangun di sisi utara jalan pos trans-Java, sebelah timur sungai Tjikapoendong. Rumah/kantor controleur ini dibangun oleh para militer/bagian zeni yang sudah bermarkas di Tjimahi. Jalan pos yang baru ini (menggantikan rute di sebelah utara) bersamaan dengan pembangunan rumah/kantor controleur. Pada tahun 1846 asisten residen Bandoeng ditempatkan kali pertama di Bandoeng. Rumah yang dibangun berada di sebelah utara kantor/rumah controleur. Pembangunan lainnya yang relatif bersamaan dengan pembangunan rumah asisten residen adalah pembangunan kantor asisten residen (di seberang kantor controleur). Kemudian dibangun gedung besar (balai pertemuan) di belakang kantor asisten residen dan kantor pos. Kantor pos berada di seberang kantor/rumah bupati. Kantor Asisten/Residen di Bandoeng (foto 1903)

Sementara di satu titik (sisi sebelah barat sungai Tjikapoendoeng dan selatan jalan pos trans-Java) dibangun kantor Bupati Bandoeng (sebagai tempat yang baru menggantikan Dajeh Kolot). Antara kantor/rumah controelur dengan kantor/rumah bupati (diagonal) menjadi ruang terbuka luas dimana dibangun aloen-aloen kota. Lalu yang terakhir di sisi utara aloen-aloen dibangun penjara (kelak disebut penjara Bantjeui). Rumah Bupati, 1880

Dalam perkembangannya, di sisi barat dan sisi selatan rumah Asisten Residen dibangun taman (yang kemudian disebut taman Pieterspark). Taman ini dibuat dengan selera Eropa (yang sedikit berbeda dengan aloen-aloen yang juga memiliki taman). Untuk mengatasi persoalan banjir di hilir (terutama di selatan kantor Bupati) dibangun kanal (dengan menyodet singai Tjikapoendoeng di hulu) yang melalui taman Pieterspark. Kanal ini menjadi tampak ikut menghiasi Pieterspark, taman kota baru. Taman Pieterspark (1905)

Kemudian tibalah waktunya untuk pembangunan bakal rumah Resident Preanger (saat itu Residen masih berkedudukan di Tjiandjoer) pada tahun 1864. Lokasi yang dipilih adalah sisi barat rumah Asisten Residen. Pada saat pembangunan bakal rumah Residen Preanger tersebut jalan menuju rumah tersebut dibangun. Jalan tersebut tegak lurus dengan jalan pos trans-Java (di sebelah barat kantor pos). Dengan menyambungkan empat titik (kantor controleur, rumah asisten residen, kantor pos dan rumah residen) seakan tampak empat segi yang merupakan pusat kota Bandoeng.

Sejak adanya jalan menuju rumah Residen sisi jalan tersebut (pangkal jalan pos) berkembang menjadi pecinan (awalnya berada di sekitar kantor pos). Orang-orang Tionghoa yang sudah lama bermukim di Buitenzorg sebagian melakukan migrasi ke Bandoeng. Jalan menuju rumah residen dari jalan pos trans-Java (foto 1880)

Sedangkan pemukiman penduduk pribumi berkembang ke arah selatan kantor/rumah bupati. Dengan demikian kota Bandoeng seakan dibuat menjadi tiga wilayah komunitas (Eropa, pribumi dan Tionghoa). Lalu pada tahun 1879 stasion kereta api dibangun tidak jauh di depan rumah residen. Jalan yang awalnya sepi lambat laun ramai dengan berkembangnya perumahan elit di sekitar stasion. Pecinan pangkal jalan menuju rumah residen (1900)

Begitulah terbentuknya kota Bandoeng yang perkembangannya sangat pesat setelah Residen Preanger pada tahun 1871 pindah ke Bandoeng. Di sekitar rumah residen Bandoeng, tampak dalam gambar di samping masih terlihat hutan belantara. Rumah Residen Preanger tersebut kini menjadi rumah Gubernur Jawa Barat yang disebut Gedung Pakuan. Area huta-hutan ini pula dalam perkembangannya menjadi tempat perumahan elit muncul.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.

1 komentar:

  1. Turut berduka Kang Emil. Innalillahiwainnailaihirrrojiun. Ananda Eril (almarhum) hari ini diberangkatkan ke makam. Teriring doa.
    -warga Depok-

    BalasHapus