*Lihat semua artikel Sejarah Indonesia di Piala Dunia di blog ini Klik Disini
Beberapa hari ke depan para ‘gibol’ akan menikmati pesta sepak bola Piala Dunia di Moskow, Rusia melalui siaran langsung (live) yang menghadirkan tim-tim elit dunia dari 32 negara. Siaran langsung tersebut dapat diakses melalui berbagai channel: televisi (Trans TV), radio (RRI) dan video (live streaming). Dengan keterlibatan RRI untuk kali pertama dalam siaran langsung Piala Dunia akan memperluas exposure Piala Dunia, bahkan sampai ke pelosok-pelosok tanah air.
Beberapa hari ke depan para ‘gibol’ akan menikmati pesta sepak bola Piala Dunia di Moskow, Rusia melalui siaran langsung (live) yang menghadirkan tim-tim elit dunia dari 32 negara. Siaran langsung tersebut dapat diakses melalui berbagai channel: televisi (Trans TV), radio (RRI) dan video (live streaming). Dengan keterlibatan RRI untuk kali pertama dalam siaran langsung Piala Dunia akan memperluas exposure Piala Dunia, bahkan sampai ke pelosok-pelosok tanah air.
Soerabaijasch handelsblad, 02-06-1938 |
Bagaimana kisah siaran langsung pandangan
mata Piala Dunia di tanah air tentu saja menarik untuk diketahui. Dan bagaimana pula jalannya pertandingan dan sambutan warga Rheims khususnya dan warga Prancis umumnya, tentu juga menarik disimak. Lantas bagaimana
kisah siaran langsung pandangan mata itu sendiri dalam dunia sepak bola Indonesia masa kini?. Itu semua juga menarik untuk diperbandingkan.
Saat menulis artikel ini saya bersamaan
mendengar RRI via internet (tidak perlu lagi menyediakan fisik radio seperti
dulu, kecuali sedang di perjalanan dimana di dalam mobil sudah tersdia radio.
RRI Pro-3 pada gelombang FM 88.8 terus mengulas Piala Dunia dan juga tentunya siaran
langsung (pandangan mata) pertandingan. Ini belum ditemukan pada perhelatan
Piala Dunia 2014. Hanya pada saat istirahat menulis saya nyalakan televisi
untuk melihat visual pertandingan. Dunia telah berubah, sambil mendengar siaran
langsung sepak bola Piala Duia tetap bisa menulis.
Siaran Langsung Pandangan Mata dari Rheims 5 Juni 1938
Radio PHOHI, satu-satunya stasion radio di
Nederland yang melakukan ’siaran pandangan mata’ ketika berlangsungnya
pertandingan ‘Perdelapan Final’ Piala Dunia 1938 antara Indonesia vs Hungaria
tanggal 5 Juni 1938 pukul 5 sore dari stadion Stade Veledrome Minicipal,
Rheims, Prancis. Han Hollander, reporter PHOHI dari Rheims mengawali
reportasenya sejak pukul 11.10. Sebelum membaca tulisan di bawah ini, dan
mengikuti siaran pandang mata tersebut, simak dulu video DISINI.
Stadion Senayan 1985: PSMS vs Persib |
Jelang pertandingan antara Indonesia vs
Hungaria tim Indonesia belum tiba di Rheims, namun sejak tanggal 1 Juni 1938
tiket pertandingan sudah sold out sebanyak 19.000 tiket (Bataviaasch nieuwsblad,
03-06-1938). Warga Rheims memang
bertanya-tanya dimana itu Indonesia (mereka menyebutnya Oost Indie, seperti apa
permaiannya, tetapi nyatanya tetap antusias datang ke stadion. Baru pada hari
pertandingan, setelah membaca koran pagi, penduduk kota mulai mengenal dimana
Indonesia dan serupa apa profil Tim Indonesia. Rupanya, koran-koran lokal
memberitakan secara lengkap hasil liputan ketika Walikota Rheims mengundang
kedua tim dan menjamu makan malam di balai kota. Setelah jamuan makan malam
selesai, dilangsungkan konferensi pers secara terpisah antara dua tim. Antusias
wartawan sangat tinggi di blok konferensi pers Tim Indonesia (Bataviaasch
nieuwsblad, 07-06-1938). Dari sinilah, informasi tentang Indonesia disajikan
lengkap di koran-koran yang terbit di Kota Rheims pada pagi hari itu.
Selama pertandingan
.
Orang Prancis ternyata memiliki cara pandang
tersendiri tentang sepakbola. Ternyata penduduk Kota Rheims datang
berbondong-bondong ke stadion untuk menonton dan menunaikan tiket yang telah
mereka beli jauh sebelum hari pertandingan. Mereka sangat respek terhadap Tim
Indonesia setelah membaca semuanya di dalam koran pagi. Tapi, tak mereka
sangka, sebelum pertandingan dimulai, dari tengah lapangan para pemain
Indonesia memberi salam hormat kepada para penonton yang telah duduk manis baik
ke arah tribun barat maupun tribun timur (hal serupa ini tidak dilakukan Tim
Hungaria). Sontak, para penonton berdiri untuk membalas salam hormat Tim
Indonesia. Rasa hormat di balas dengan rasa hormat.
.
De Indische courant, 07-06-1938 |
.
Boleh jadi, orang Prancis melihat
pertandingan ini sebuah drama: antara tim kuat vs tim lemah. Memang akhirnya,
Tim Hungaria menang telak enam kosong, tetapi para penonton puas melihat
penampilan Tim Indonesia yang sangat heroik. Inilah drama dalam sepakbola dan
orang Prancis yang hadir di stadion memang menikmati betul drama itu. Sisi
humanis penonton Prancis lebih mengemuka dalam pertandingan Tim Indonesia vs
Tim Hungaria.
.
Pasca Pertandingan
.
SuasanLihata penonton pertandingan Indonesia vs Hungaria |
Tiba di Tandjong Priok (Het nieuws voor NI, 20-07-1938 |
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar