*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Lain lubuk lain belakang, lain negara lain pula soal bahasa. Bahasa resmi di Brunai adalah bahasa Melayu. Hal ini karena populasu Brunai sebanyak 65 persen adalah Melayu. Namun penggunaan bahasa Inggris sangat meluas di Brunai, bahkan dalam pendidikan digunakan bahasa Inggris. Sekitar 95 persen warga Brunai mampu berbahasa Inggris. Celakanya, meski bahasa Melayu sebagai bahasa resmi, hanya separuh warga negara Brunai yang bercakap dalam bahasa Melayu di rumah. Apakah ini suatu ironi?
Lantas bagaimana sejarah bahasa Inggris diduganakan secara luas di Brunai? Seperti disebut di atas, bahasa resmi di Brunai adalah bahasa Melayu, tetapi bahasa Inggris digunakan secara meluas. Apakah ini suatu ironi? Lalu bagaimana sejarah bahasa Inggris diduganakan secara luas di Brunai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Bahasa Resmi di Brunai Bahasa Inggris? Ada Apa Bahasa Melayu? Bagaimana di Sabah-Serawak
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ada Apa Bahasa Melayu di Brunai? Apakah Bahasa Inggris akan Mendominasi?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar