*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini
Kepulauan Belitung, pulau besar Billiton
diantara pulau Mendanau di barat dan pulau Nangka di utara. Pulau Mendanau Sebagian
besar daratannya terbentuk dari tanah alluvial, sedangkan pulau Nangka awalnya
merupakan pulau karang. Seperti halnya pulau Bangka dan pulau Karimata, secara geomorfologis,
pulau Belitung haruslah menjadi perhatian dalam perjalanan sejarah.
Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk alam dan proses yang membentuknya. Para ahli geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa sebuah bentang alam terlihat seperti itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang alam. Geomorfologi dipejari di geografi, geologi, geodesi, arkeologi, dan teknik kebumian. Geomorfologi telah menjadi sebuah disiplin ilmiah sebelum abad ke-17 Masehi. Pada dasarnya ruang lingkup kajian dari geomorfologi adalah bentuk permukaan Bumi. Dalam pembahasan ilmiah, bentuk permukaan Bumi ini meliputi penemuan dan pengenalan bentuk lahan dan faktor-faktor pembentuknya. Geomorfologi juga membahas tentang sejarah dan asal-usul bentuk lahan. Geomorfologi menetapkan objek kajiannya adalah bentuk lahan. Proses pembentuk utama yang bertanggung jawab terhadap pembentukan topografi adalah angin, ombak, cuaca, pergerakan tanah, aliran air, gletser, tektonik, dan vulkanik. Geomorfologi memiliki keterkaitan dengan geografi. Kedua jenis keilmuan ini saling membutuhkan satu sama lain. Keterkaitan antara geomorfologi dan geografi berkaitan dengan ilmu geografi yang disebut geomorfologi geografi. Ruang lingkup ilmunya meliputui hubungan antara geomorfologi dengan objek material dalam geografi. Kajian geomorfologi geografi menghasilakan ilmu bentang lahan, bentang alam dan bentang geografi (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah geomorfologi Pulau Belitung, antara Selat Karimata dan Selat Gaspar? Seperti disebut di atas, pendekatan geomorfologis dalam sejarah masih kurang mendapat perhatian, lebih-lebih dalam hal ini perhatian terhadap geomorfologis kepulauan Belitung. Pulau Belitung sendiri terdiri dari tanah aluvial, kwarsa dan granit. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi Pulau Belitung, antara Selat Karimata dan Selat Gaspar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.