Sabtu, 02 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (147): Papua Sejak Era Zaman Kuno; Perjalanan Bangsa, Kerajaan Tidore hingga Republik Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Papua hari ini mantap. PON, Pekan Olah Raga Nasional dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini tanggal 2 Oktober 2021. Suatu penyelenggaraan `perttemuan berbagai cabang olah raga untuk meraih prestasi daerah pada cabang olah raga. Penyelenggaraannya tidak hanya di Jayapura, juga di Merauke. Lantas apa arti penting Jayapura dan Merauke dalam sejarah (wilayah). Sejak zaman kuno sidah ada hubungan yang intens antara (kerajaan) Tidore dengan wilayah Papua.

 

Pada abad ke-2 Ptolemaeus menyebut pulau Papua dengan Labadios. Sekitar 500 M, catatan Tiongkok menyebut Tungki, sebagai asal rempah-rempah. Pada tahun 600 M, Sriwijaya menyebut nama nama Janggi. Di awal tahun 700 M, pedagang Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedagang dari India. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan Dwi Panta dan Samudranta, yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan. Pada akhir tahun 1300 M, Majapahit menyebut dua nama di Papua yakni Wanin dan Sram. Nama Wanin, diduga Onin di daerah Fak-Fak dan nama Sram ialah pulau Seram di Maluku. Pada abad ke-14, kepulauan Papua dikuasai oleh Kerajaan Tidore, dan baru pada abad ke-16, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore memiliki wilayah dari Sulawesi dan Papua. Nama Papua sendiri berasal dari kata Papa-Ua, yaitu penamaannya oleh Kerajaan Tidore, dimana dalam bahasa Tidore, itu berarti tidak bergabung atau tidak bersatu, yang artinya di pulau ini tidak ada raja yang memerintah. Kerajaan Ternate, memiliki wilayah sebelah Barat; pesisir Timur Sulawesi, termasuk Sule dan Kepulauan Banggai, Seram Barat (jazirah Hoamal) dan Kepulauan Ambon. Sedangkan Kerajaan Tidore menguasai bagian Timur, dari Kepulauan Raja Ampat hingga Papua sekarang. Peranan kedua kerajaan besar ini mulai menurun dikarenakan mulai masuknya para pedagang dari Eropa ke Nusantara yang menjadikan awal kolonialismenya (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Papua tempat dimana kini PON diselenggarakan? Seperti disebut di atas, wilayah Papua sudah dikenal sejak zaman kuno, bahkan disebut sudah diidentifikasi pada era Ptolomeus. Lalu bagaimana sejarah awal Papua terutama Jayapura dan Merauke? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (146): Batik di Jawa dan Tenun Batak di Sumatra; Ragam Manufaktur Sandang dan Tradisi Berpakaian

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hari ini, hari batik? Batik adalah metode dan teknik memperkaya kecantikan bahan pakaian, Lantas mengapa hanya batik yang memiliki hari jadi? Apakah ada hari sepeda, hari sepatu, hari keris dan sebagainya? Hanya ada hari batik? Lalu mengapa harus batik? Tentulah ada sejarahnya dan ada alasan yang kuat mengapa begitu penting batik diperlukan memiliki hari jadi? Apa keutamaan batik? Mengapa orang Batak memakai batik, tetapi tetapi melesatrikan tenun Batak? Yang jelas pada masa kini banyak orang berpakaian minim, terutama di pantai seperti pakaian bikini dan bahkan ada yang ekstrim tidak berpakaian (kaum nudis).

Pada masa ini, batik di Jawa sangat beragam. Ada batik Jogjam ada batik Solo, ada batik Betawi bahkan ada batik Depok. Akan tetapi tidak ada batik Padang Sidempoean. Yang ada di Padang Sidenmpoean adalah tenuk Batak dari Sipirok yang disebut ulos dan parompa sadun. Untuk urusan sandang ini di seluruh wilayah Indonesia tidak hanya batik dan tenun Batak, Banyak daerah memiliki tradisi dan sejarah sandang. Ragam manufaktur dan tenun sangat beragama. Semua itu bermula dan berasal dari masa lampau. Tingkat teknologinya juga beragam, bahkan tingkat teknologi yang digunakan masih dapat disaksikan hingga ini hari di tengah masyarakat pendukungnya. Pembuatan (manufaktur) pakaian dari kulit kayu masih ada yang lestari dan tentu saja tekni tradisi pembuatan tenun Batak dan pembuatan batik. Industri tekstil adalah satu hal, tradisi seperti tenun Batak dan batik adalah hal lain lagi. Bagaimana cara berpakaian hal lain lagi.

Lantas bagaimana sejarah batik di Jawa dan tenun Batak di Sumatra? Seperti disebut di atas, ragam manufaktur sandang Indonesia secara tradisi sangat beragam. Oleh karena itu di Indonesia tidak hanya batik dan tenun Batak tetapi juga manufaktir sandang di daerah lainnya. Lalu mengapa batik menjadi begitu penting? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 01 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (145): Lubang Buaya, Seputar G 30 S/PKI 1965; Sejarawan dan Siapa Sebenarnya Pemilik Sejarah?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Diskusi sejarah dengan topik yang sama kerap berulang. Ada topik yang menjadi terang, ada juga yang samar-samar dan juga ada yang masih gelap. Salah satu topik yang tetap dibicarakan adalah seputar G 30 S/PKI. Namun yang kurang mendapat perhatian adalah sejarah tentang seputar Lubang Buaya, suatu desa di pinggir Jakarta pada seputar G 30 S/PKI. Lantas mengapa diskusi terus berulang? Karena masih bersifat pro-kontra? Lalu bagaimana para sejarawan menengahi dalam arti menjelaskan yang sebenarnya. Siapa pemilik sejarah?

 

Lubang Buaya adalah sebuah tempat di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September (PKI) pada 30 September 1965. Secara spesifik, sumur Lubang Buaya terletak di Kelurahan Lubang Buaya di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Lubang Buaya pada terjadinya G30S saat itu merupakan pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Saat ini di tempat tersebut berdiri Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisi Monumen Pancasila, sebuah museum diorama, sumur tempat para korban dibuang, serta sebuah ruangan berisi relik. Selain itu juga terdapat rumah yang di dalamnya ketujuh pahlawan revolusi yang disiksa dan dibunuh. Dan juga terdapat mobil yang digunakan untuk mengangkut orang-orang (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Lubang Buaya pada seputar G 30 S/PKI? Seperti disebut di atas, Lubang Buaya menjadi penting pada seputar G 30 S/PKI karena menjadi tempat pembuangan korban tujuh jenderal dan perwira. Lalu bagaimana sejarah Lubang Buaya pada seputar G 30 S/PKI? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.