Selasa, 21 November 2017

Sejarah Semarang (8): Kampung Tempo Doeloe di Semarang, 1719; Nama-Nama Desa di Semarang Sensus Penduduk 1930

Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini


Kota Semarang tempo doeloe adalah kota melting pot. Ada penduduk asli dan ada penduduk pendatang. Penduduk asli adalah orang Jawa. Orang pendatang ada orang Melayu, ada orang Tionghoa dan ada juga orang Moor dan orang Arab. Orang Eropa yang datang belakangan umumnya adalah orang Belanda. Komunitas Eropa/Belanda diduga muncul kali pertama tahun 1708 (setelah selesainya pembangunan benteng Semarang). Tidak diketahui kapan muncul komunitas Melayu, Tionghoa dan Moor/Arab.


Sebuah (jalan) Desa di Semarang, 1890
Orang pendatang bermukim di dua sisi sungai Semarang. Penduduk asli orang Jawa ada yang bermukim di sisi sungai dan lebih banyak lagi yang berada jauh dari sungai. Dalam peta kuno Semarang dan sekitarnya 1719 pemukiman penduduk asli yang jauh dari sungai disebut Negerj [negeri]. Tidak disebut namanya, hanya diidentifikasi sebagai Negerj. Dalam peta kuno ini hanya diidentifikasi empat negerj yang disekitarnya terdapat kebun dan persawahan. Negerj boleh jadi kata lain desa untuk terminologi Jawa.

Komunitas Jawa di sisi sungai terdapat di (lingkungan) Dalam (kraton). Di lokasi lingkungan kraton ini kini dikenal masjid kauman (Masjid Agung), alun-alun dan pasar (Johar). Lokasi komunitas pendatang, dalam perkembangannya diperkenalkan terminologi kamp(ement) yang diduga kemudian asal-usul terminologi kamp(ung). Negeri dan kampong bukanlah terminologi yang sesuai untuk penduduk Jawa, karena penduduk Jawa memiliki terminologi sendiri yakni desa yang dipimpin oleh seorang loerah.

Empat negerj atau desa di Semarang tersebut yang terdapat di dalam Peta 1719 tidak diketahui namanya. Negerj-negerj tersebut berlokasi dekat di barat Kampong Melajoe, dekat di selatan Dalam (kraton), jauh di selatan Dalam dan jauh di timur Kampement Tionghoa. Catatan: lokasi Dalam dan Kamp. Melayu berada di sisi barat sungai Semarang dan Kampement Tionghoa berada di sisi timur sungai Semarang. Jika nama empat negeri dikenal namanya maka empat negerj/desa ini merupakan desa tertua di Kota Semarang. Desa yang berada di barat Kampong Melajoe berdasarkan Peta Semarang 1875 diduga adalah kampong Darat (disebut demikian karena lokasi agak tinggi atau darat); sementara desa yang berada di selatan Dalam adalah desa Krangan atau desa Karang.

Sensus Penduduk 1930

Sebuah (gapura) Desa di Semarang, 1901
Sensus Penduduk 1930 Pulau Jawa dibagi ke dalam lima wilayah (gewest): West Java, Midden Java dan Oost Java, Djokjakarta dan Soerakarta. Semarang adalah salah satu afdeeling di Midden Java. Afdeeling Semarang terdiri dari dua regentschap: Semarang dan Kendal. Regentschap Semarang terdiri dari lima district:, Ambarawa, Oengaran, Salatiga, Semarang dan Tengaran. District Semarang terdiri dari onderdistrict: Semarang Kidoel, Semarang Koelon dan Semarang Tengah dan Semarang Wetan.

Semarang Kidoel terdiri dari 25 desa: Djangli, Djatingaleh, Djamblang, Gadjahmoengkoer, Gemak, Genoek, Karancranjargoenoeng, Karanganjargoenoeng, Karangkoempoel, Karaugredjo, Lainperkidoel, Lamperlor, Lampertengah, Ngesrep, Pandean, Pegandon, Peterongan, Petompon, Sampangan, Srondolkoelon, Srondolwetan, Tandang, Tegalsari, Tindjomojo dan Wonodri.

Semarang Koelon terdiri 13 desa: Baroesari, Bergota, Gilisari, Karaugredjo, Pandjangan, Panggoeng, Pekoenden, Pendrikankidoel, Pendrikanlor, Poerwogondo, Salamanmlojo, Sekajoe dan Soemoerbanger.

Semarang Tengah terdiri delapan desa: Bandarlhardjo, Gabahan, Gandekpoespo, Gareiuan, Karangkembang, Poerwodinatan, Soekolilo dan Soemeneban.

Semarang Wetan terdiri delapan 10 desa: Boegangan, Kebonagoeng, Paderessan, Padoeroengankidoel, Padoeroengantengah, Patebon, Pedalangan, Sendanggoewo, Tambaklorok dan Widohardjo.

Tunggu deskripsi lengkapnya


Wilayah Administrasi Kota Semarang Masa Ini
Kecamatan
Kelurahan
Semarang Selatan
Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri
Semarang Tengah
Bangunharjo, Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman, Kembangsari, Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor, Purwodinatan, Sekayu
Semarang Timur
Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo
Semarang Utara
Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari, Tanjungmas
Banyumanik
Pudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Sumurboto, Srondol Kulon, Tinjomoyo, Ngesrep
Candisari
Candi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyar Gunung, Tegalsari, Wonotingal
Gajahmungkur
Bendang Duwur, Bendan Ngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Krangrejo, Lempongsari, Petompon, Sampangan
Gayamsari
Gayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawahbesar, Siwalan, Tambakrejo,
Genuk
Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuksari, Karangroto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo
Gunungpati
Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo, Sumurejo
Mijen
Bubakan, Cangkiran, Jatibaran, Jatisari, Karangmalang, Kedungpani, Mijen, Ngadirgo, Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan, Wonolopo, Wonoplumbon,
Ngaliyan
Bambankerep, Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo, Purwoyoso, Tambak Aji, Wonosari, Wates
Pedurungan
Gemah, Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul, Pedurungan Lor, Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Tlogomulyo, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan,
Semarang Barat
Bojongsalaman, Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon, Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran, Ngemplaksimongan, Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari
Tembalang
Bulusan, Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh, Rowosari, Sambiroto, Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang, Tembalang
Tugu
Jerakah, Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randu Garut, Tugurejo


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

3 komentar: