Sabtu, 10 April 2021

Sejarah Australia (31): RIP Pangeran Philip, Suami Ratu Elizabeth (II); Kisah Pengeran Philip dan Ratu Elizabeth tentang Australia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini 

Pangeran Philip meninggal kemarin. Tentu itu menjadi berita besar dan banyak yang kehilangan, lebih-lebih sang istri, Ratu Elizabeth (II). Pangeran Philip meninggal pada usia sangat tinggi, 99 tahun (jelang ulang tahun ke-100) dan telah bersama Ratu dengan usia perkawinan 73 tahun. Itu tidak mudah bagi Ratu ketika sang suami Pangeran Philip telah meninggalkannya. Mereka berdua selama hidup telah melihat banyak peristiwa penting dalam sejarah. Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth jelas adalah pelaku sejarah di Inggris.

Pada pagi ini status Pangeran Philip di Wikipedia telah berubah dengan kalimat pertama: ‘Pangeran Philip, Adipati Edinburgh (lahir 10 Juni 1921 – meninggal 9 April 2021 pada umur 99 tahun) adalah suami Elizabeth II, Ratu Britania Raya dan Irlandia Utara beserta Wilayah Persemakmuran lainnya. Philip adalah anggota Wangsa Glücksburg, cabang Denmark-Jerman dari Wangsa Oldenburg, keluarga besar yang memiliki akar sejarah hingga abad kedua belas, dengan keturunannya yang telah menjadi penguasa di berbagai negara Eropa selama berabad-abad. Kakeknya adalah seorang Raja Yunani dan kakek buyutnya adalah Raja Denmark, membuat Philip sebagai seorang Pangeran Yunani dan Denmark secara silsilah. Pada Maret 1947, Philip menanggalkan statusnya sebagai pangeran dan dinaturalisasi menjadi warga Britania dengan mengambil marga Mountbatten. Pada November 1947, dia dinobatkan menjadi bangsawan Britania dengan dianugerahi gelar Adipati Edinburgh (Duke of Edinburgh). Ratu Elizabeth II kemudian menjadikan Philip sebagai Pangeran Britania Raya pada 1959. Sebagai anggota dari angkatan laut Britania, Philip telah turut serta dalam beberapa perang untuk membela Britania. Sebagai pendamping ratu, Philip turut serta mendampingi Elizabeth II dalam berbagai kesempatan, seperti pertemuan resmi atau kunjungan kenegaraan. Philip juga menjadi pelindung bagi berbagai yayasan amal.

Dalam artikel ini, tidak sedang membahas tentang Pangeran Phlilip dan Ratu Elizabeth di Inggris tetapi keterkaitan mereka dengan Australia. Dalam hal ini, Australia sebagai bagian dari persemakmuran, tentu saja warga Australia turut kehilangan Pangeran Philip. Catatan: Ratu Elizabeth II (Elizabeth Alexandra Mary) lahir 21 April 1926; umur 94 berbeda lima tahun lebih muda dari Pangeran Philip. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pangeran Philip di Inggris: Anak dari Pangeran Andrew dari Yunani dan Denmark

Situasi politik di Yunani, akhirnya (Pangeran) Philip berada di Inggris (kampung dari ibu-neneknya). Setelah menyelesaikan pendidikan, pada tahun 1939 Philip masuk pendidikan angkatan laut Inggris dan lulus tahun berikutnya. Pada saat ini hawa panas perang di Eropa sudah mulai meningkat, dalam perang yang disebut Perang Dunia (II) ini, Pangeran Philip muda bergabung dengan angkatan laut Inggris (dalam melawan agresi Jerman). Pada bulan Oktober 1942, status Philip adalah letnan di kapal perang Inggris HMS Wallace (sebagai letnan termuda di angkatan laut Inggris, pada usia 21 tahun).

Pada usia sangat muda dengan pangkat ok, Philip yang ganteng dan berdarah biru ini tentu saja menjadi pembicaraan umum (setidaknya di Inggris). Philip sewaktu masih taruna di akademi militer sudah dikenal keluarga kerajaan dan Pihilip sudah mengenal Putri Elizabeth (anak pertama Raja George VI dan Permaisuri Elizabeth Bowes-Lyon). Putri Elizabeth adalah pewaris kerajaan (Inggris). Sejak itulah antara Philip dan Elizabeth yang beda lima tahun terhubung secara emosional. Pada musim panas 1946, Philip meminta restu Raja untuk menikahi Elizabeth. Raja memberi persetujuan, tetapi segala perjanjian resmi harus ditunda saat Elizabeth sudah genap berusia dua puluh satu tahun.

Pada bulan Desember 1946 Pangeran Philip mengajukan permohonan naturalisasi (lihat Nieuwsblad van het Noorden, 06-12-1946). Disebutkan Pangeran Philip dari Yunani telah mengajukan permohonan untuk naturalisasi sebagai warga negara Inggris. Namanya baru-baru ini disebutkan sehubungan (hubungannya) dengan Putri Elizabeth dari Inggris. Berita ini menjadi viral di seluruh Eropa. Lalu rencana pertunangan antara Philip dan Putri Elizabeth mengemuka. Soal itu dibicarakan dalam Kabinet Inggris (lihat Nieuwsblad van het Zuiden : dagblad met ochtend- en avond-editie, 02-01-1947). Sebab hal itu ada pro kontra baik di dalam negeri maupun internasional. Perdana Menteri Kanada secara pribadi mengatakan tidak ada alasan perkawinan itu untuk dilakukan. Hal itulah mengapa pertunangan tertunda sementara waktu.

Akhirnya, pada bulan Maret 1947, Philip menanggalkan gelar kerajaan Yunani-Denmark tetapi kemudian permohonan naturalisasinya diumumkan (lihat De Maasbode, 19-03-1947). Dalam berita ini juga disebutkan bahwa naturalisasi Pangeran Philip dari Yunani sebagai warga negara Inggris dengan nama Letnan Philip Mountbatten. Pada masa ini diketahui bahwa nama marga Mountbatten diambil sari marga ibunya.

Setelah sempat tertunda, pertunangan antara Letnan Philip (Mountbatten) dan Putri Elizabeth secara resmi diumumkan pada 9 Juli 1947. (lihat Algemeen Handelsblad,10-07-1947). Disebutkan bahwa pertunangan Putri Elisabeth, putri tertua Raja George VI dari Inggris dan mungkin pewaris tahta, Letnan Philip Mountbatten, Pangeran Yunani, secara resmi diumumkan di London tadi malam. Pengumuman resmi berbunyi sebagai berikut:

‘Dengan kepuasan terbesar Raja dan Ratu mengumumkan pertunangan putri tercinta mereka, Putri Elisabeth, dengan Letnan Philip Mountbatten dari Armada Kerajaan, putra mendiang Pangeran Andrew dari Yunani dan Putri Alice dari Battenberg (Mountbatten), yang dengan senang hati diberikan oleh Raja’.

Dalam berita ini juga disebutkan bahwa raja akan segera memberikan persetujuan resminya untuk pernikahan pada sesi khusus. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pernikahannya. Mungkin pada bulan Oktober di Westminster Abbey, bahwa Letnan Mountbatten akan menerima gelar Duke, mungkin yaitu Duke of Clarence, sebuah gelar yang telah kosong selama setengah abad. Pasangan muda itu akan tinggal di London setelah menikah. Sebuah sayap Istana Buckingham akan disiapkan. Pangeran Philip akan tetap bertugas di Angkatan Laut Inggris.

Dalam berita ini dicatat bahwa Pangeran Philip lahir tanggal 18 Juni 1921 di Korfu dan telah dinaturalisasi sebagai orang Inggris sejak 18 Maret tahun ini menggunakan nama belakang ibunya. Ibunya adalah putri tertua Pangeran Louis von Battenberg, seorang Jerman, yang memperoleh kewarganegaraan Inggris pada tahun 1868 dan menjadi Penguasa Pertama Angkatan Laut saat pecahnya Perang Dunia Pertama. Dia kemudian mengubah nama Battenberg menjadi Mountbatten. Sedangkan Putri Elizabeth lahir di London pada tanggal 21 April (1926) dan sejak Desember 1936 telah dinobatkan sebagai Putri Mahkota, ketika Raja Edward VIII turun tahta dan ayahnya, saat itu Adipati York, menggantikannya sebagai George VI. Masih dalam berita ini juga disebutkan bahwa antar dua sejoli ini sudah kenal sejak kecil dan bertemu kembali ketika Putri bersama sang ayah mengunjungi akademi angkatan laut tahun 1939. Sementara itu disebutkan bahwa masyarakat Inggris sangat senang dengan prospek Pangeran Philip sebagai Pangeran dari Permaisuri, karena diyakini kuat bahwa pernikahan ini dilandasai murni karena cinta. Hal yang penting juga dalam berita ini disebutkan bahwa sebuah ‘pesta kebun kerajaan’ di Istana Buckingham telah ditetapkan untuk sore ini, salah satu resepsi massal yang tahun ini dianggap sebagai Presented at Court, Pangeran Philip akan hadir di pesta kebun ini dan para tamu oleh karena itu akan memiliki hak istimewa untuk menjadi orang pertama yang mendoakan kebahagiaan pribadi pasangan pangeran-permaisuri ini.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip: Kisah di Australia

Elizabeth resmi menjadi ratu pada tanggal 6 Februari 1952 dan penobatannya dilakukan pada tanggal 2 Juni 1953 di Westminster Abbey. Pada saat ini pasangan Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth telah memiliki dua anak: Charles dan Ann. Sejak inilah secara resmi Pangeran Philip mendampingi Ratu Elizabeth dalam kunjungan kerajaan ke berbagai negara. Dua kunjungan pertama yang dianggap terpenting adalah ke Amerika Serikat (termasuk Bermuda) dan Australia (termasuk Selandia Baru). Dalam kunjungan ke Australia pada tahun 1953 Pangeran dan Ratu yang juga ayah-ibu berbicara kepada anak mereka Charles dan Ann (lihat Nieuwsblad van het Zuiden, 06-03-1954).

Selama Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth di Australia, hampir setiap hari orang tua dan dan anak-anak tersebut berkomunikasi lewat telpon. Dalam awal pembicaraan itu ayah dan ibu memulai dengan kalimat ‘Hier Zijn Daddy en Mammy’, Dalam pembicaraan ini Elizabeth mengatakan sangat lelah karena banyaknya acara. Meski demikian Elizabeth dan Philip tetap berkomunikasi dengan anak-anak. Elizabeth dalam pembicaraan ini menjanjikan kepada Charles dan Ann akan membawa oleh-oleh yang menarik bagi mereka. Segera setelah ayah-ibu dan anak ini selesai berbicara, dua anak yang ditinggal di Istana Buckingham yang berada di London, Inggris mengirim telegram kepada ayah ibu di Australia dengan bunyi: ‘Wij Zulen Zoet Zijn’ yang ditandatangi oleh Charles dan Ann.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar