Senin, 03 April 2023

Sejarah Banyumas (20): Pendidikan Modern di Wilayah Banyumas, Bagaimana Bermula? Sekolah Eropa dan Sekolah untuk Pribumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Pendidikan dan kebudayaan di Indonesia dijadikan satu domain. Hal itu mengapa dulu disebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di wilayah Banyumas, keberadan Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto salah satu puncak primidanya. Dalam piramida pendidikan dan kebudayaan di wilayah Banyumas semua berawal di masa lalu. Introduksi pendidikan modern (aksara Latin) semasa Pemerintah Hindia Belanda menjadi penting dalam perkembangan kebudayaan lebih lanjut di wilayah Banyumas.


Banyumas Institute Kaji Sejarah Banyumas, Kerajaan Sunda dan Jawa. Repblika.co.id. 27 Juni 2022. Banyumas Institute bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kabupaten Banyumas menggelar diskusi dan dialog bertajuk “Sejarah Banyumas ditinjau dari kebudayaan dan perkembangan pengaruh pada kerajaan Sunda dan Jawa”. Direktur Banyumas Institute Prof. Sugeng Priyadi, mengatakan, sejarah lokal tidak terpisahkan Sejarah Nasional Indonesia. “Sejarah lokal Banyumas memberi sumbangan bagi historiografi Indonesia. Sejarah Banyumas mencerminkan kearifan lokal agar masyarakat Banyumas lebih cerdas memberikan reaksi terhadap tantangan zaman”. Wakil Rektor Akhmad Darmawan MSi mengatakan “Budaya, sangat mempengaruhi karakter penduduk dimana budaya itu berkembang termasuk Budaya Banyumasan”. Ketua MGMP kabupaten Demak Nur Qosim, MPd dalam sambutanya mengatakan, mahksud dan tujuan datang ke UMP untuk mempelajari budaya Banyumas, yang masih dianggap aneh oleh sebagian orang Jawa wetanan. Keunikan dari ‘bahasa ngapak’ yang berbeda dengan ‘bahasa bandhek’ perlu diketahui. “Kami ingin mempelajari sejarah Banyumas lebih dalam. Kami orang pesisiran atau wetanan (timur) merasa kebudayaan Banyumas dianggap aneh oleh orang Jawa umumnya. Padahal orang Banyumas juga sebagai orang Jawa. Mungkin karena ketidaktahuan tentang sejarah dan kebudayaan Banyumas,” jelasnya. (https://news.republika.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah pendidikan di wilayah Banyumas, bagaimana bermula? Seperti disebut di atas pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan kebudayaan lebih lanjut. Oleh karenanya introduksi pendidikan modern (aksara Latin) di masa lalu yang berperan. Introduksi Pendidikan di wilayah Banyumas bermula dengan pendirian sekolah dasar Eropa/Belanda dan sekolah untuk pribumi. Lalu bagaimana sejarah pendidikan di wilayah Banyumas, bagaimana bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pendidikan di Wilayah Banyumas, Bagaimana Bermula? Sekolah Dasar Eropa/Belanda dan Sekolah untuk Pribumi

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sekolah Dasar Eropa/Belanda dan Sekolah untuk Pribumi: Percepatan Perkembangan Kebudayaan di Wilayah Banyumas

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar