Jumat, 04 Agustus 2023

Sejarah Sepak Bola Indonesia (25): Sepak Bola Indonesia KejuaraanPerserikatan Sejak 1950; Perserikatan Semasa Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Pada era Hindia Belanda kejuaran yang pertama diadakan adalah kejuaran antar kota yang diselenggarakan komite perserikatan (bond). Setelah kejuaraan antar kota di Bandoeng tahun 1918 dibentuk federasi nasional NIVB. Kejuaraan yang dilakukan adalah kejuaraan antar perserikatan. Pada tahun 1930 dibentuk federasi nasional sepak bola pribumi (PSSI). Kejuaraan yang dilakukan adalah kejuaraan antar kota tahun 1931. Pada era NKRI dilakukan kejuaraan antar perserikatan yang dimulai pada tahun 1950.


Perserikatan adalah ajang sepak bola Indonesia yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1931. Ini dimulai tanggal 19 April 1930, PSM Yogyakarta (PSIM Yogyakarta) bersama dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), IVBM Magelang (PPSM Magelang), MVB Madiun (PSM Madiun), SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya) dan VVB Solo (Persis Solo) membentuk federasi diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. Setelah melalui perbagai pertemuan tahun 1939 ini akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) berkedudukan di Solo. Sejak tahun itu kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. Kompetisi diikuti perserikatan (bond) yang sudah anggota PSSI, dimana semua anggotanya di pulau Jawa. Barulah pada tahun 1951, PSSI mengadakan kejuaraan nasional (kejurnas) pertama mereka yang dikuti oleh seluruh perserikatan di Indonesia dan diselenggarakan dalam dua babak yaitu kompetisi tingkat distrik (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia Timur) dan kompetisi tingkat Nasional. Pemenang dari putaran tingkat distrik akan diadu lagi pada tingkat nasional. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kejuaraan sepak bola Indonesia perserikatan sejak 1951? Seperti disebut di atas, ada kejuaraan sepak bola Indonesia perserikatan pada era Hindia Belanda dan kejuaraan perserikatan Indonesia yang dimilai pada era NKRI. Lalu bagaimana sejarah kejuaraan sepak bola Indonesia perserikatan sejak 1951? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Kejuaraan Sepak Bola Indonesia Perserikatan Sejak 1950; Perserikatan Era Pemerintah Hindia Belanda

Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara federasi (RIS) yang mulai diberlakukan pada tanggal 27 Desember 1950. Dalam konteks negara federasi tersebut, tentu saja masih ada orang Belanda di berbagai bidang. Demikian juga orang Belanda ada yang berkegiatan di olahraga, sepak bola.


Federasi sepak bola pribumi (PSSI) diaktifkan. Sebelumnya federasi sepak bola Belanda ISNIS/VUVSI (pendahulunya NIVU/NIVB). Pada bulan Apri kompetisi antar kota ISNIS/VUVSI diadakan di Soerabaja. Peserta: Soerabaja, Malang, Semarang dan Bandoeng. Pertandiangan akan diadakan di lapangan Tambaksari. Hasil pertandingan Soerabaja-Bandoeng 2-0 (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 18-04-1950). Lantas mengapa kota Djakarta tidak berpartisipasi? Apakah Bandoeng telah mengalahkan Batavia dalam prakualifikasi. Yang jelas di Djakarta diadakan suatu turnamen dimana ada tiga tim yakni Djakarta, Medan dan Bandoeng (lihat Nieuwe courant, 01-05-1950). Disebutkan Medan menang Djakarta dengan skor 3-0.

Sementara itu, PSSI yang mulai diaktifkan diagendakan akan diadakan di Bandoeng bulan Mei 1950. Dalam pertemuan tersebut akan diadakan pertandingan sepak bola final kompetisi kota (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 13-04-1950).


Juga disebutkan seperti diketahui, sehubungan dengan perubahan keadaan waktu, Soerabajahse Voetbalbond de Indonesische diganti namanya Persatuan Sepakraga' Surabaja (PSS), seperti yang kita ketahui, nama ini akan segera berganti menjadi "Pcrsibaja". PSS telah mengajukan proposal ke ISNIS/VUVSI, meminta agar dimasukkan dalam agenda utama dalam pertemuan tahunan untuk mengangkat isu penggabungan ISNIS/VUVSI ke dalam PSSI (Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia). Jika tidak ada keputusan yang dibuat pada rapat untuk dimasukkan, PSS ambil langkah yang tepat disini di kota dan meninggalkan ISNIS/VUVSI. PPS kemudian akan bergabung dengan PSSI sendiri. PSSI sendiri adalah bagian dari. PORI (Pusat Olah Raga Indonesia) puncak organisasi semua jenis olahraga di Indonesia

Bagaimana hasil penggabungan ISNIS/VUVSI dengan PSSI? Yang jelas PSSI tampaknya telah membatalkan pertemuan di Bandoeng dan diagendakan diadakan di Semarang pada bulan September 1950. Bersamaan dengan kongres di Semarang akan diadakan kejuaraan antar kota (perserikatan). Juara dari tiga wilayah bertremu di Semarang. Di Djakarta Persidja telah bergabung dengan PSSI. Bagaimana dengan PSS/Persibaja. Pada bulan Juli 1950 dilaporkan bahwa Persibaja (eks SVB/PSS) telah berafiliasi dengan PSSI.


De vrije pers: ochtendbulletin, 25-07-1950: ‘Persidja telah berafiliasi dengan PSSI. Jadwal ditetapkan juara-juara dari tiga wilayah: Jawa Bagian Barat (Persib); Jawa Bagian Tengah (PSIS) dan Jawa Bagian Timur (Persibaja). Tiga juara ini akan dijadwal saling bertemu di Semaramg tanggal 2,3 dan 4 September (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 22-08-1950). Namun entah mengapa (mungkin) Persib (juara WJVB) tidak merespon sehingga digantikan oleh Persidja. Jadwal baru ini sudah diumumkan dan bahkan sudah diberitakan di surat kabar (lihat Nieuwe courant, 01-09-1950). Akan tetapi jelang kongres, tiba-tiba secara mendadak datang Persib. Timbul polemik dan lalu disepakati kejuaraan diikuti empat perserikatan. Pertandingan pertama hari pertama (2/9) Persib vs PSIS dan pertandingan kedua hari kedua (3/9) Persibaja vs Persidja. Lalu di Final pada hari ketiga (4/9). Hasilnya Persib mengalahkan PSIS 2-0; dan Persibaja mengalahkan Persidja 6-1 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 04-09-1950). Di partai Final Persib mengalahkan Persibaja dengan skor 2-0 (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 05-09-1950). Disebutkan dalam berita bahwa Persibaja adalah juara VUVSI/ISNIS (Soerabaja).

Kejuaraan PSSI di Semarang disebutkan dijadikan sebagai ajang seleksi pembentukan Timnas Indonesia untuk Asian Games di New Delhi, India (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 22-08-1950). Untuk mengakomodir potensi sepakbola di Medan karena PSMS tidak bisa datang, dua pemain PSMS dimasukkan (untuk memperkuat) tim Persidja, yakni: Ramlan dan Abidin. Bagaimana hasilnya?

 

Dalam kejuaraan PSSI di Semarang dihadiri empat tim perserikatan: Persidja, Persibaja, PSIS dan Persib. Pemenangnya adalah Persibaja (lihat Nieuwe courant, 05-09-1950). 

Kongres PSSI yang pertama (pasca pengakuan kedaulatan RI) diadakan pada tanggal 2-4 September 1950 di Semarang, satu keputusan penting dalam kongres ini adalah mengubah nama Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) menjadi Persatoean Sepakbola Seloeroeh Indonesia). Dengan tegas dinyatakan bahwa PSSI yang baru dibentuk ini bukan PSSI lama, yang lahir tahun 1930, tetapi terbentuk pada tanggal 2 September 1950; yang secara kebetulan namanya tetap sama (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 29-09-1950). Juga disebutkan memilih ketua umum dan mengagendakan Kejuaraan Antar Perserikatan (Kota) pada tahun 1951.


Dalam  Kongres PSSI yang berlangsung 2-4 September di Semarang mengiindikasikan PSSI baru telah diproklamasikan. Oleh karena PSSI baru diproklamasikan, itu mengindikasikan bahwa pertandingan antar kota di Semarang dianggap tidak resmi (lagi). Resminya hasil kejuaraanan yang akan diadakan tahun 1951. Catatan: Ketika Kongres di Semarang dan diputuskan berdirinya PSSI yang baru (suksesi PORI Sepakbola), Maladi terpilih sebagai Ketua Formatur pembentukan struktur organisasi PSSI (yang ditetapkan berpusat di Djakarta).

PSSI dan VUVSI/ISNIS tengah besaing. Tentu saja dalam hal ini Pemerintah RIS mengakui secara resmi PSSI dan VUVSI/ISNIS. Hal ini juga sama semasa Pemerintah Hindia Belanda, NIVU dan PSSI sama-sama diakui. Namun FIFA hanya mengakui NIVU. Lantas bagaimana PSSI dan VUVSI/ISNIS di dalam keanggotaan FIFA?


De vrije pers: ochtendbulletin, 26-09-1950: ‘Pada tanggal 24 September diadakan pertemuan di club house of Hercules (Djakarta) anggota PORI, cabang sepak bola, dimana diputuskan untuk mengganti nama PORI Persidja. Pengurus Persidja terpilih sebagai berikut: Ketua Jusuf Jahja, Wakil Ketua Dr. Bunjamin, Sek. I M Royani dan Bendahara BC. Harahap: Seperti diketahui, Djakarta punya dua asosiasi sepak bola, yaitu PORI cabang sepak bola, sekarang Persidja dan VBO. Antara kini mendengar dari FEB, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk melakukan pembicaraan dengan pengurus Persidja tentang likuidasi FEB dan bergabung dengan Persidja. Tim Persidja akan bertanding di turnamen perebutan piala yang dianugerahkan oleh harian dan mingguan nasional, yang akan diadakan di Bandoeng pada tanggal 29, 30 September dan 1 Oktober’. Catatan: VIJ (Voetbalbond Indonesia Jacatra) didirikan tahun 1928 oleh Iskandar Brata (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 05-09-1938). Beberapa saat setelah Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. VIJ didirikan tidak terkait dengan isu politik (sebagaimana diceritakan kemudian), melainkan VIJ dibentuk untuk merespon akibat VBO tidak mampu meampung semua klub yang ada di Batavia. VBO didirikan 1912 dan nama sebelumnya adalah Bataviaschen Voetbal Bond (BVB) yang didirikan tahun 1905. 

Rapat umum di Dajakarta dilakukan segera dari Kongres Semarang karena Maladi sudah menjadi PSSI, maka di Djakarta, Persidja melakukan rapat umum dengan hasil keputusan (perubahan nama PORI Sepakbola Djakarta secara resmi menjadi Persidja dan pemilihan pengurus baru). Setelah terbentuknya Persidja secara resmi, pihak VBO akan mempertimbangkan untuk berdiskusi dengan pihak Persidja tentang pembubaran VBO dan hubungannya dengan Persidja. Hingga bulan Februari 1951 integrasi VBO dengan Persidja belum berhasil, akibatnya BBSA keluar dari VBO dan masuk ke Persidja agar pemainnya dapat bekersempatan dalam pembentukan Timnas PSSI ke Olimpiade Asia (Asian Games) di India. Bagaimana dengan bond di kota-kota lainnya. Di Medan, muncul VBMO yang kemudian juga disebut PSMS, tetapi yang berafiliasi dengan PSSI adalah PSMS yang dibentuk baru tahun 1950.


Nieuwe courant, 08-02-1951: ‘Jakarta, 7 Februari. Komité Olympiade Indonesla telah memilih 18 pemain sepak bola dan 17 atlet dari pusat pelatihan di Yogyakaria setelah seleksi terakhir untuk mewakili Indonesia di Asian Games 1051 mendatang di New Delhi. Skuad: Beng Mo Heng (Surabaya) penjaga gawang, Maulwi Saelan (Bandung) penjaga gawang, Soenar (Makassar) belakang, Sardjiman (Yogjakara) belakang, Aten (Purwakarta) belakang (tengah), Tan Liong Hauw (Semarang) tengah, Sidhi (Solo) poros, Pasamea (Makassar) poros, Chairudin Siregar (Djakarta) belakang (tengah). Jahja (Bandung) tengah, Soegiono (Semarang) sayap kiri, The San Liang (Surabaya) kiri dalam/kanan dalam, Ramlan (Medan) tengah depan, Bhe In Hien (Surabaya) kanan dalam/sayap kiri, Witarsa (Bandung) sayap kanan. Soleh (Purwakarta) sayap kanan/kiri, Ramli (Medan) tengah depan/kanan dalam, Darmadji (Solo) tengah depan/kiri) dan telah ditunjuk sebagai repititor Kresnoparma dari Semarang mandor sepak bola eleven'- 11 bertindak Mr Tonny Wen (Djakarta) dan sebagai pelatih Choo Seng Quee (Singapura) Dr Halim dari PSSI pimpinan kontinge ke New Delhi, jurnalis olahraga tergabung dalam tim Indonesia, yakni Moh. Arifin dari "Antara" Pramono dari harian "Nasinal". Seluruh rombongan dari Indonesia akan berjumlah 68 orang. Direncanakan pada 27 Februari. dari Jakarta ke New Delhi. Kemungkinan sejumlah orang akan segera dikirim ke ibu kota India untuk melakukan persiapan’.

Hasil seleksi tim nasional sepak bola Indonesia akan ke Asian Games pertama di India (Maret 1951). Untuk menguji kekuatan tim sepak bola Indonesia diadakan pertandingan persahabatan dengan mendatangkan tim sepak bola Cina dari Malaysia di Jakarta. Presiden Sukarno turut menonton pertandingan sepak bola tersebut tidak puas: tidak puas karena lapangan yang digunakan tidak kondusif, basah dan berlumpur sehingga permainan kedua tim tidak berkembang.


Presiden Sukarno meminta Ketua PSSI untuk membuat jadwal untuk pembangunan stadion baru (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 23-02-1951). ‘Buatlah sepuluh jutaan’ kata Pak Maladi menirukan permintaan Presiden Soekarno, yang pembangunan stadion akan meliputi area seluas 12 Km persegi yang akan menampung 80.000 penonton’ kata Presiden kepada Maladi. Sementara itu PON pertama setelah pengakuan kedaulatan RI akan diadakan di Djakarta Oktober 1951. Menteri Pendidikan butuh stadion untuk acara tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kementerian Penerangan tampaknya coba meralat ide Sukarno untuk membangun stadion besar. Keinginan Sukarno membangun stadion senilai sepuluh juta dianggap tidak berdasar (lihat De nieuwsgier, 10-03-1951). Stadion besar yang diimpikan Sukarno seakan dipinggirkan. Penjelasan Kementerian Pendidikan tentang penyelenggaraan PON II (yang sifatnya mendesak) dan memerlukan stadion, menyebabkan Sukarno mengurungkan niatnya dan menyetujui rencana Kementerian Pendidikan untuk membangun stadion paling banyak menelan biaya lima juta rupiah (separuh dari keinginan Sukarno). Sebagaimana dilaporkan De nieuwsgier edisi 10-03-1951, Kementerian Pendidikan senang dengan persetujuan Presiden tersebut (tapi kita tidak tahu apakah Sukarno sendiri senang). Untuk sementara sudah terkumpul sebanyak tiga juta dari lima juta. Lalu komite pembangunan stadion dibentuk dan kemudian didirikan yayasan pembangunan stadion nasional yang disahkan notaries Mr. Soewandi (De vrije pers: ochtendbulletin, 26-06-1951). Pembangunan stadion akan dilakukan oleh lima kontraktor yang akan dimulai pada tanggal 1 Juli di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum. Ketua Yayasan adalah Dr, M. Halim (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 26-06-1951). Stadion dirancang oleh arsitek Liem Bwan Tjie yang pengerjaannya dipimpin oleh NV. Volker. Stadion ini hanya diproyeksikan untuk penggunaan selama lima tahun dan berikutnya akan dibangun stadion yang lebih besar. Stadion baru ini disebut stadion IKADA. Lalu pacul pertama dilakukan Presiden Soekarno (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-07-1951). Akhirnya stadion IKADA selesai dalam tempo sesingkat-singkatnya hingga pembukaan PON II tetap sesuai jadwal pada tanggal 21-28 Oktober 1951 (De nieuwsgier, 20-10-1951).

Pasca PON Djakarta yang diselenggarakan di stadion IKADA, PSSI menyelenggarakan Kejurnas PSSI 1951, kejuaraan nasional perserikatah yang pertama sebagai tindak lanjut program PSSI pasca Kongres PSSI di Semarang. Untuk putraan final kejuaraan di IKADA ini diadakan tanggal 27 November-2 Desember 1951. Jumlah tim di putaran final ini 4 tim, Persidja, PSIM Djogja. Persibaja dan PSM Makassar. Kompetisi setengah kompetisi yang menjadi juara Persibaja dengan runner-up PSM.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perserikatan Era Pemerintah Hindia Belanda: Sejarah Indonesia Tidak Selalu Dimulai Setelah Kemerdekaan Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar