Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
Pada tahun 1957 lagu Kebangsaan Federasi
Malaya Negaraku dihormati bangsa Indonesia. Lantas mengapa kemudian sebaliknya?
Lagu kebangsaan Federasi
Malaya Negaraku melodinya (lagu dan nadanya) mirip lagu Terang Boelan.
Sebagaimana diketahui, lagu kerontjong berjudul Terang Boelan sudah lama
dikenal di Indonesia sejaka era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana cara
menghormatinya lagu Negaraku, dan lalu bagaimana lagu itu…
Negaraku merupakan lagu kebangsaan Malaysia, yang digunakan sejak kemerdekaan Federasi Malaya tahun 1957. Lagu ini diadopsi dari melodi lagu resmi Kesultanan Perak bernama "Allah Lanjutkan Usia Sultan", yang sebenarnya juga merupakan adaptasi dari melodi Lagu Terang Bulan dan terutama lagu berjudul "La Rosalie", gubahan komposer berkebangsaan Prancis, Pierre Jean de Beranger. Mulanya Tunku Abdul Rahman, PM Malaya saat itu, sudah mengadakan sayembara khusus demi menemukan lagu kebangsaan negara baru ini, namun dari 514 proposal yang dikirim, tidak ada yang dirasa pas. Tunku lalu melihat bahwa lagu Allah Lanjutkan Usia Sultan dirasa lebih "tradisional", dan berhasil membujuk panitia sayembara untuk menetapkan lagu tersebut sebagai lagu kebangsaan Malaysia di tanggal 5 Agustus 1957 dalam sebuah rapat di Kantor Polisi Depoh, Kuala Lumpur. Setelah melodi didapatkan, sayembara lainnya dibuka untuk menciptakan liriknya yang berhadiah 1.000 ringgit. Versi yang terpilih adalah karangan Saiful Bahri, yang kemudian diperdengarkan secara resmi ketika deklarasi kemerdekaan Malaya di tanggal 31 Agustus 1957. Setelah Malaysia berdiri, Negaraku tercatat dua kali diaransemen kembali, di tahun 1992 dan 2003 (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah lagu kebangsaan Federasi Malaya, Negaraku yang pertama kali dikumandangkan tahun 1957, dihormati orang Indonesia, tapi kemudian menjadi sebaliknya. Mengapa? Yang jelas lagu Terang Boelan yang sudah lama dikenal di Indonesia. Melodi lagu Negaraku mirip lagu melodi Terang Boelan. Lalu bagaimana sejarah lagu kebangsaan Federasi Malaya, Negaraku yang pertama kali dikumandangkan tahun 1957, dihormati orang Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Lagu Kebangsaan Federasi Malaya Negaraku 1957, Awalnya Dihormati Indonesia; Lagu Terang Boelan
Indonesia sudah lama merdeka (1945). Pada saat Inggris akan memberikan kemerdekaan kepada Federasi Malaya (masih termasuk Singapoera) pada tahun 1957, negara baru tidak memiliki lagu kebangsaan. Lalu diadakan sayembara untuk Menyusun liriknya. Sebelumnya sudah dipilih komposisi lagu (nada) yang diadaptasi dari lagu kerontjong Terang Boelan (yang sudah dikenal sejak lama di Indonesia). Pemenang lirik lagu kebangsaan (negara) Federasi Malaya kemudian diketahui Bernama Saipoel Bachri (yang berasal dari Indonesia). Jadilah lagu kebangsaan negara Federasi Malaya (pendahulu negara Malaysia).
Algemeen Dagblad, 10-08-1957: ‘Lagu krontjong menang atas komposisi "besar". Lagu Kebangsaan Malaya. Singapura. Ratusan komposer, termasuk beberapa yang terkenal di dunia, telah mengambil bagian dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh pemerintah Malaya untuk lagu kebangsaan. Semua selebriti kecewa. Bahkan Benjamin Britten tidak dapat memenangkan hadiah dengan karyanya. Juri menyukai komposisinya, tetapi masih lebih menyukai lagu keroncong yang sederhana. Pria yang memenuhi syarat untuk menerima hadiah tersebut adalah seorang pemimpin band tak dikenal yang meninggal bertahun-tahun lalu. Ia menggubah lagu tersebut pada tahun 1902, saat Raja Edward VII dimahkotai. Untuk menghormati perayaan tersebut, lagu kebangsaan dimainkan untuk perwakilan kerajaan dari semua negara Kekaisaran Inggris. Sayangnya bagi wakil Malaya, Sultan Idris, tidak ada lagu. Hanya karena Malaya tidak mempunyai lagu kebangsaan. Tetapi Sultan sendiri tahu apa yang harus dilakukan. Ia meminta seorang pemimpin band dan memainkan beberapa nada dari lagu yang diingatnya dari masa kecilnya. Pemimpin band tersebut menggubah lagu Terang Boelan pada tema tersebut. Saat perayaan penobatan, tak seorang pun tahu bahwa “lagu kebangsaan” Malaya sebenarnya hanyalah sebuah lagu keroncong biasa. Namun sekarang, 55 tahun kemudian, lagu tersebut telah dianugerahi seribu pound sterling dan telah menjadi lagu kebangsaan resmi Malaya’.
Lagu Negaraku, lagu dan melodi yang diadaptasi dari lagu berjudul Terang Boelan yang sudah dikenal sejak lama di Indonesia, dan penulis liriknya komposer berasal dari Indonesia, membuat lagu kebangsaan Federasi Malaya tentu saja membuat penduduk Indonesia molohok. Hari kemerdekaan Federasi Malaya diberlakukan pada tanggal 31 Agustus 1957. Pemerintah Indonesia, setelah mengetahui lagu kebangsaan Federasi Malaya yang akan dikumandangkan pertama kali pada hari kemerdekaan tersebut memberi respek.
Leeuwarder courant: hoofdblad van Friesland, 30-08-1957: ‘Lagu "Terang Boelan" tidak boleh diputar di radio-radio Indonesia. Salah satu lagu keroncong Indonesia yang paling populer, "Terang Boelan", kini dilarang diputar di radio Indonesia, karena lagu tersebut telah dipilih oleh (negara Federasi) Malaya sebagai lagu kebangsaannya. Langkah tersebut diambil sebagai tanda penghormatan negara muda, menurut Djakarta yang telah diumumkan secara resmi (Pemerintah Indonesia)’.
Bentuk respek orang Indonesia terhadap lagu kebangsaan negara Federasi Malaya sangat besar. Lagu kebangsaan Federasi Malaya ini tidak hanya melodi dan nadanya diadopsi dari lagu kerontong Indonesia Terang Boelan dan penulis liriknya orang Indonesia, Pemerintah Indonesia juga melarang lagu Terang Boelan diputar di radio-radio Indonesia. Lagu yang sangat popular di Indonesia tiba-tiba dilarang diputar di radio-radio, sebagai satu bentuk pengorbanan yang besar orang Indonesia untuk menunjukkan respek terhadap negara baru.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Lagu Terang Boelan: Sudah Dikenal Sejak Lama di Indonesia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar