Kamis, 06 Februari 2025

Sejarah Jakarta (122): Tan Joe Hok, Juara Bulu Tangkis di Indonesia Juara All England 1959; Then Giok Soei, 1934, S Loebis, 1935


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda, bulu tangkis (badminton) di Indonesia bukan diperkenalkan orang-orang Inggris dan Belanda tetapi justru orang-orang Amerika tahun 1908. Raja badminton pertama di Batavia adalah The Giok Soei (Juara Badminton West Java,1934), raja badminton di Soerabaja adalah S Loebis (Juara Badminton Oost Java, 1935). Bagaimana di era Republik Indonesia? Tan Joe Hok juaranya.


Tan Joe Hok alias Hendra Kartanegara lahir 11 Agustus 1937 adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1950-an hingga 1960-an. Ia adalah putra Indonesia pertama yang menjuarai All England tahun 1959 setelah mengalahkan kompatriotnya, Ferry Sonnevile di final. Tan Joe Hok juga meraih medali emas Asian Games tahun 1962. Selain itu, Ia bersama enam pebulu tangkis Indonesia lainnya merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya tahun 1958. Tan Joe Hok bersama dengan Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin merupakan perintis Tim Thomas Indonesia yang dikenal sebagai “tujuh pendekar" bulu tangkis tanah air. Mereka berhasil menjuarai Piala Thomas 1958 setelah menaklukkan juara bertahan Malayadengan skor 6-3 di Singapore Badminton Hall, Singapura. Dalam perebutan Piala Thomas tersebut, Tan Joe Hok bermain sebagai pemain tunggal sekaligus pemain ganda berpasangan dengan Lie Poo Djian (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Tan Joe Hok, juara bulu tangkis Indonesia hingga juara All England 1959? Seperti disebut di atas, permainan bulu tangkis sudah lama dikenal di Indonesia. Dua pemain terkenal di era Hindia Belanda adalah Then Giok Soei, 1934 dan S Loebis, 1935. Lalu bagaimana sejarah Tan Joe Hok, juara bulu tangkis Indonesia hingga juara All England 1959? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 04 Februari 2025

Sejarah Jakarta (121):Film di Jakarta Tempo Doeloe; Hal Sebenarnya Tentang Film Mina, Het Dienstmeis Je Gaat Inkoopen Doen1915


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini banyak video dalam bentuk sinematik tempo doeloe di era Pemerintah Hindia Belanda yang diupload di Youtube. Video-video tersebut diinterpretasi secara bebas yang ada kalanya terkesan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Dua antara video-video tersebut adalah bejudul Mina, Het Dienstmeis Je Gaat Inkoopen Doen (1915) yang diterjemahkan salah sebagai Mina dan Juragan Belanda dan berjudul Het leven der Europeanen in Indie (JC Lamster, 1912). Bagaimana dengan film Loetoeng Kasaroeng?


Film cerita pertama yang dibuat di Indonesia adalah film Loetoeng Kasaroeng, bikinan L. Heuveldorp dan G. Krugers di Bandung. Film garapan 1926 di bawah naungan Java Film Company ini menampilkan cerita rakyat daerah Priangan (Jawa Barat). Film tersebut diproduksi menggunakan peralatan seadanya. Ceritanya pun dibuat secara sederhana. Namun, film ini bisa dibilang meledak di pasaran, sampai diputar enam hari berturut-turut dari 31 Desember 1926 hingga 6 Januari 1927. Pada 1928, barulah Wong Bersaudara (Nelson, Joshua, dan Othnil) membuat film Lily van Java lewat perusahaan film bernama Halimun Film di Surabaya. Film ini tergolong sukses dan Halimun Film berubah menjadi Batavia Motion Picture dan pindah ke Jakarta. Film produksi Batavia Motion Picture tercatat antara lain Melatie van Java (1928), Si Conat (1929), dan Si Pitung (1932). Tak berselang lama setelah Halimun Film berdiri, Tan Khoen Hian mendirikan Tan’s Film di Batavia. Film hasil produksi perusahaan ini antara lain, Melatie van Agam (1930), Siti Akbari (1937), Fatima (1937), Rukihati (1938), dan Gagak Hitam (1939) (https://intisari.grid.id/) . 

Lantas bagaimana sejarah film di Jakarta tempo doeloe? Seperti disebut di atas, film pertama yang dibuat di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda adalah Loetoeng Kasaroeng, Dalam hal inilah perlu menkaji ulang hal sebenarnya tentang film pendek (bisu) berjudul ‘Mina, Het Dienstmeis Je Gaat Inkoopen Doen’. Lalu bagaimana sejarah film di Jakarta tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.