*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
Negara
Malaysia yang sekarang, pada dasarnya adalah suatu federasi
kesultanan-kesultanan. Kesultanan-kesultanan yang ada di Semenanjung Malaya
yang sudah eksis sejak lampau diintegrasikan dengan sistem pemerintahan yang
dirintis oleh Inggris, yang awalnya berpusat di Pulau Penang.
Kesultanan-kesultanan di Semenanjung Malaya tumbuh dan berkembang seiring
dengan tumbuh dan berkembangnya tiga kota pelabuhan Inggris (The Straits
Settlements): Pulau Penang, Malaka dan Singapoera. Dalam konteks inilah Inggris
mengintroduksi sistem pemerintahan ala Eropa (seperti halnya Belanda di
Indonesia).
Belanda (VOC) mengalami kekacauan di
Semenanjung Malaka. Pada tahun 1784 pusat perdagangan VOC di Malaka diserang.
Kerajaan-kerajaan Melayu Selangor, Djohor dan Riau menyerang Malaka pada tahun
1784. Dengan kekuatan yang didatangkan dari Batavia berhasil membebaskan
Malaka. Sebagai hukuman, VOC menyerang Selangor dan merebutnya. VOC kemudian
menyerang Riau dan Radja Riau terbunuh (lihat Hollandsche historische courant,
12-03-1785). Sejak itu VOC membangun benteng di Tandjoeng Pinang (pulau
Bintan). Boleh jadi melihat ekspansi VOC ini di Semenanjung Malaya (Selangor),
Inggris mulai memainkan peran dengan bekerjasama dengan Queda (Kesultanan
Kedah) pada tahun 1786 dimana Inggris membuat koloni di pulau Pinang. Tidak
adanya hubungan VOC dengan Atjeh, membuat jalur navigasi perdagangan Inggris
India, pantai barat Sumatra, Penang (via) Atjeh) menuju China semakin intens. Posisi
strategis Pulau Pinang kemudian disebut sebagai pulau Prins van Wales Eilanden
(lihat Groninger courant, 14-02-1794). Perjanjian perbatasan antara Inggris dan
Belanda pada tahun 1824 (Tractaat London) menjadi awal pemisahan wilayah
yurisdiksi Inggris dan Belanda di selat Singapoera. Wilayah Malaka (Belanda)
dipertukarkan dengan wilayah Bengkoeloen (Inggris).
Bagaimana
mula sistem pemerintahan Inggris di Semenanjung Malaya? Sebagaimana disebut di atas semuanya bermula di
(pulau) Penang. Salah satu diantara orang Inggris yang dimajukan sebagai pejabat
pemerintahan yang terpenting adalah James Guthrie (JG) Davidson, sebagai
perintis ibu kota negara Malaysia yang sekarang di Kualalumpur. Lalu bagaimana
dengan wilayah Serawak dan Sabah menjadi bagian dari federasi Malaysia yang
beribukota di Kualalumpur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.