*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Masih ingat polemik
pembangunan menara mercusuar di wilayah perairan Tanjung Datu, Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat tahun 2014? Pemerintah Malaysia membangun baru mercu
suar. Padahal sesuai landas kontinental, mercusuar itu berada di wilayah
perairan Indonesia sesuai perjanjian RI-Malaysia tahun 1969. Nama Tanjung Datu
bagi Indonesia juga menjadi penting, karena menjadi nama kapal Indonesia. Namun
artikel ini tidak tentang membahas itu tetapi tentang geomorfolofi sejarah wilayah
Tanjung Datu sendiri. Tanjung Datu sendiri batas sejak era Hindia Belanda di
barat dan Tanjung Batu Tinagat di timur.
Kapal kelas Tanjung Datu dibangun oleh PT Palindo Marine mulai 15 Maret 2016. Pembangunannya memakan waktu 636 hari. Ini resmi beroperasi pada Senin, 18 Januari 2018. Pada 13 Desember 2020, KN Tanjung Datu menyelamatkan kapal nelayan China yang terombang-ambing di Laut Natuna Utara. Kapal, Lu Rong Yuan Yu 168, memiliki kemudi yang patah. Awak Tanjung Datu melakukan perbaikan dan kapal dikawal keluar ZEE Indonesia. Dengan sengketa di Laut China Selatan, KN Tanjung Datu telah mengusir sekitar 31 hingga maksimal 64 kapal nelayan (dalam satu kali kesempatan) dikawal oleh 3 kapal Penjaga Pantai China di Laut Natuna Utara. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Tanjung Datu, batas Indonesia dan Serawak? Seperti disebut di atas, Tanjung Datu begitu penting bagi Indonesia. Sejak era Hindia Belanda Tanjung Datu adalah batas di barat dan Tanjung Batu Tinagat di timur. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Tanjung Datu, batas Indonesia dan Serawak? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.