*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Ali
Sastroamidjojo memiliki sejarah yang lengkap. Studi ke Belanda dan aktif dalam
organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda (Perhimpoenan Indonesia). Ali
Sastroamidjojo di tanah air, aktif dalam organisasi politik yang
mengantarkannnya menjadi pejabat pemerintah hingga menjadi Perdana Menteri RI.
Ali Sastroamidjojo dan Mohamad Hatta di Belanda dan Ali Sastroamidjojo
dan Amir Sjarifoeddin Harahap di Batavia. Mengapa?
Mr. Raden Ali Sastroamidjojo lahir 21 Mei 1903 di Grabag, Magelang. Ali bersekolah di sekolah Queen Wilhelmina School, melanjutkan studi hukum di Universitas Leiden menerima gelar Meester in de Rechten (sarjana hukum) tahun 1927. Semasa sekolah, ia aktif dalam organisasi pemuda, seperti organisasi Jong Java, dari tahun 1918 hingga 1922 dan Perhimpoenan Indonesia, dari tahun 1923 hingga 1928. Ia ditangkap tahun 1927 di Belanda dengan Mohammad Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, dan Abdulmadjid Djojoadiningrat. Setelah enam bulan di penjara, Ali dibebaskan. Kembali ke Jawa tahun 1928 bersama Soejoedi membuka kantor pengacara, bersama Soekiman menerbitkan majalah Djanget di Surakarta. Partai Nasional Indonesia (PNI) pimpinan Soekarno, lalu masuk Gerindo diketuai Amir Sjarifoeddin Harahap. Menteri Pengajaran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I (Juli 1947) dan Kabinet Hatta (Januari 1948). Wakil ketua delegasi RI dalam perundingan dengan Belanda (Februari 1948) dan anggota delegasi RI dalam perundingan KMB. Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko (1950–1955). Ketua Umum Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung 1955, wakil tetap Indonesia di PBB (1957–1960), dan Ketua Umum PNI (1960–1966). (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Ali Sastroamidjojo dan Perhimpoenan Indonesia? Seperti disebt di atas, Ali Sastroamidjojo memiliki sejarah yang lengkap. Mengapa? Mohamad Hatta di Belanda dan Amir Sjarifoeddin Harahap di Batavia. Lalu bagaimana sejarah Ali Sastroamidjojo dan Perhimpoenan Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.