Kastil (Casteel) Batavia
adalah benteng pertahanan VOC/Pemerintah Kerajaan Belanda di muara sungai
Ciliwung. Cikal bakal benteng ini dibangun sejak 1619 ketika VOC mulai
mendirikan pos perdagangan. Dalam perjalanan waktu, benteng ini diperbesar pada
tahun 1770 ketika de Farra menjabat sebagai Gubernur Jenderal. Ketika VOC
digantikan oleh pemerintah kerajaan Belanda (1799) benteng yang berukuran
800x600 meter ini mulai ditinggalkan sehubungan dengan lokasi pemerintahan
pindah ke daerah Monas yang sekarang dan pembangunan garnisun yang kini menjadi
lokasi RSPAD. Situs benteng ini pada masa kini berada di Jalan Tongkol dan
sisa-sisanya masih terlihat seperti Kota Inten (di depan Hotel Omni Batavia)
yang menjadi lokasi terminal.
Kastil Batavia (1656) |
Kastil Batavia di masa awal adalah area pintu masuk ke Batavia dari laut.
Benteng ini memiliki system penjagaan yang ketat. Benteng ini juga menjadi
semacam pencacatan setiap aktivitas yang terkait dengan kapal dan orang yang
datang ke Batavia dan hal-hal yang terkait di seluruh Hindia Timur.
Kastil Batavia, 1619
Kastil Batavia dibangun di
awal kehadiran Belanda (VOC) di Hindia Timur (Oost Indisch). Bangunan kastil
ini empat segi yang masing-masing sisi adalah
parit/sungai. Di empat sudut dibangun bastion. Seperti tampak dalam
gambar (1656) empat nama bastion tersebut
adalah Diamont, Robyn, Safier dan de Parel. Fuungsi bastion ini adalah
untuk menara pengawas.
Di dalam kastil terdapat bangunan serbaguna (generals huys) yang dapat
digunakan sebagai penginapan dan dua bangunan lainnya (logimen van de Raden van
India dan Jaraansche corys dagarde) yang berfungsi untuk gudang/tempat lelang.
Pada sisi sebelah selatan (darat( terdapat pintu (punten brach vant casteel)
yang dihubungkan oleh jembatan. Sementara di sisi sebelah utara (pantai)
terdapat pintu (waterpoort vant casteel) yang berfungsi sebagai dermaga.
Kastil ini dibuat untuk
melindungi kemungkinan serangan baik dari darat maupun laut. Dari darat
terdapat kekuatan Banten dan Cirebon/Demak. Sedangkan dari laut terutama
Portugis yang masih eksis. VOC baru bisa mengusir Portugis dari Malaka pada
tahun 1641.
Dagh-Register
Dagh-Register adalah catatan
harian yang dilakukan oleh Kastil Batavia yang diduga dimulai tahun 1624
setelah kota Batavia (era VOC) dibentuk tahun 1621. Salah satu catatan
Dagh-Register Kastil Batavia bertanggal 1 Maret 1701.
Dagh-Register 1 Maret 1701: Seorang Tionghoa baru pulang dari Angkola
(kini kota Padang Sidempuan) via Barus. Ia berangkat dari Batavia 10 tahun lalu
via Malaka, lalu ke Angkola. Ia di pedalaman berdagang kamper dan bahan lilin
yang dipertukarkan dengan kain dan garam. Ia meneruskan barang-barang
dagangannya ke Baros yang ditempuh 10 hari perjalanan (dari Angkola). Sesudah
lima tahun di Angkola ia menikah sesuai adat setempat dengan gadis Angkola. Ia
memiliki seorang anak perempuan berumur empat tahun ketika mereka tiba di
Batavia pada tanggal 27 bulan yang lalu, melewati Padang, dan bergabung dengan
orang-orang sebangsanya di Batavia dan dia mulai bercocok tanam dan mengerjakan
berbagai kegiatan lain.
Dagh-Register Kastil Batavia
telah digunakan oleh berbagai pihak dalam menyusun sejarah di Asia. Sebagian
dari catatan Kastil Batavia ini telah diekstrak ke dalam beberapa volume.
Sampul volume 1624-1629 |
Renovasi Kastil
de Parra dan istri (latar Kastil Batavia) |
Gubernur Jenderal Petrus Albertus van de Parra meninggal 1787. Janda van
de Parra adalah pemilik Rumah Cimanggis, rumah yang terletak di jalur
Batavia-Buitenzorg via Cibinong di Cimanggis. Rumah Cimanggis pernah berperan dalam
membuka hutan antara Jakarta-Bogor pada abad ke 18. Dalam perkembangannya di
bagian depan pekarangan rumah ini muncul cikal bakal Pasar Cimanggis yang
dahulu menjadi pos yang penting, yang juga menjadi tempat peristirahatan
sejenak bagi penduduk yang mengadakan perjalanan yang melelahkan akibat kondisi
jalan antara Batavia ke Buitenzorg yang buruk. Tempat ini juga digunakan
sebagai untuk pergantian kuda. Tidak jauh dari tempat ini bagi pemakai jalan
dapat beristirahat pada suatu tempat yang dilengkapi dengan mata air panas
dekat jembatan di atas sungai Ciliwung (jembatan Panus). Perjalanan ke Bogor
masih memakan waktu empat jam, seperti diceritakan Gubernur-Jenderal von Imhoff
(1750). Bahkan Marsekal Daendels pernah tak sampai ke Bogor dalam waktu satu
hari, karena jalan seperti rawa, sungai-sungai meluap dan jembatan rusak. Rumah
ini dibangun oleh David J. Smith antara tahun 1775 sampai tahun 1778 untuk
menggantikan sebuah pesanggrahan sederhana. Pada tahun 1834 gempa bumi hebat
menghancurkan Istana Bogor juga termasuk Rumah Cimanggis mengalami kerusakan.
Peta rencana renovasi Kastil Batavia |
Kota Tua
Kastil Batavia terlantar, 1900 |
Bersambung:
Idzin bertanya. Apakah pasar luar batang sudah ada di abad 17
BalasHapusMyngkin ada jawabnya di artikel No 104
Hapus