*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
Harimau atau macan adalah raja hutan. Tempo doeloe hutan masih tersebar luas. Ketika kegiatan manusia semakin mempersempit area hunian mereka, tidak jarang harimau-harimau ini memasuki perkampungan penduduk untuk mengincar ternak dan bahkan manusia juga menjadi target. Saat itu tentu saja belum ada kebijakan pelestarian hewan, karena harimau belum dikatakan langka. Dengan kata lain saat itu harimau masih diburu.
Harimau atau macan adalah raja hutan. Tempo doeloe hutan masih tersebar luas. Ketika kegiatan manusia semakin mempersempit area hunian mereka, tidak jarang harimau-harimau ini memasuki perkampungan penduduk untuk mengincar ternak dan bahkan manusia juga menjadi target. Saat itu tentu saja belum ada kebijakan pelestarian hewan, karena harimau belum dikatakan langka. Dengan kata lain saat itu harimau masih diburu.
Harimau Hitam (Blacj Panther) |
Pada masa ini mengetahui sejarah harimau sangatlah penting. Satu hal yang
pasti harimau di (pulau) Jawa sudah punah (tidak bersisa). Pengetahuan ini akan
memberi kontribusi dalam dunia ilmu pengetahuan untuk menjawab sejak kapan
harimau di (pulau) Jawa punah di suatu tempat (merujuk pada tahun terakhir
ditemukan). Pengetahuan sejarah ini juga penting bagi para peneliti yang
memerlukan data untuk memetakan habitat
harimau dimana saja pda masa lampau. Sehubungan dengan itu, apakah ada harimau
di Soekaboemi. Mari kita lacak!
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini
adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Harimau Hitam alias Macan Kumbang
di Djampang Koelon
Hingga
tahun 1900 belum ditemukan infomasi yang menjelaskan adanya harimau di
Soekaboemi. Apakah hawa yang dingin di Soekaboemi membuat harimau-harimau tidak
betah dan lebih memilih ke area perburuan yang lebih hangat seperti di padang
rumput atau hutan terbuka yang banyak semak? Pada tahun 1903 muncul berita dari
Djampang Wetan dan Tjikalong, Afdeeling Tjinadjoer yang mana disediakan premi
yang besar kepada siapa yang berhasil membunuh seekor harimau (konongstijger)
dan macan hitam (zaerten tijger) yang telah mengganggu ketenangan penduduk
(lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 04-12-1903). Besarnya
premi untuk dua macan itu sebesar f400 atau masing-masing f25 dan f10 untuk
setiap orang. Beberapa bulan kemudian harimau dan macan hitam diketahui berada
di Djampang Koelon.
Soerabaijasch handelsblad, 18-05-1904 |
Tampaknya raja harimau dan macan hitam tersebut
telah bergeser dari dari Djampang Wetan dan Tjikalong menuju Djampang Koelon. Pada
mulanya hadiah itu akan jatuh ke tangan penduduk di Tjinadjoer tetapi kini
menjadi kesempatan bagi penduduk di Soekaboemi. Uang sebesar f25 untuk yang
berhasil menangkap harimau dan sebesar f10 untuk macan hitam bukanlah kecil
tetapi nilai yang cukup besar (yang bisa menghidupi satu keluarga dalam satu
bulan). Lantas apakah penduduk Djampang Koelon berhasil menangkap atau
membunuhnya?
.
.
Harimau
berkeliaran di seputar tempat tinggal penduduk menjadi masalah besar. Penduduk
tidak bisa berpergian di malam hari dan penduduk yang bekerja di luar rumah
seperti di swah dan ladan menjadi selalu was-was. Bagi pemeritah situasi ini
menjadi masalah karena produktivitas penduduk akan menurun. Oleh karena itulah
dua harimau itu segera diburu dead or alive dengan menyediakan hadiah besar.
Ketika situasi yang serupa di Batavia, masalahnya dapat ditangani segera karena
di Kemajoran bermukim seorang pemburu yang bergrlar penembak jitu. Simon dari
Kemajoran bersama temannya berhasil melumpuhkan harimau yang menakutkan itu.
Lalu bagaimana di Soekaboemi? Sejauh ini tidak ada penembak jitu dan hanya
mengandalkan penduduk (mungkin dengan metode jerat).
.
Setelah sekian lama baru muncul berita harimau
kembali pembunuhan, tidak di Soekaboemi tetapi di Tjinadjoer (lihat De
Preanger-bode, 27-01-1910). Disebutkah jumlah harimau yang ditangkap dan
dibunuh di Tjiandjoer tahun lalu satu koningstijger, 15 ekor macan tutul dan
satu harimau hitam. Namun dalam berita ini tidak disebutkan dimana apakah di
Djampang Wetann atau Tjikalong atau di tempat lain di Afdeeling Tjiandjoer.
Dalam informasi ini terungkap dua yang penting yang pernah diburu enam tahun
lalu yakni koningstijger dan harimau hitam. Apakah dua harimau ini yang enam
tahun lalu sulit dipastikan, tetapi besar dugaan benar. Sebab koningstijger dan
harimau hitam sangat langka sedangkan macan tutul sering ditemukan penduduk.
Apakah raja harimau dan harimau hitam telah punah di Soekaboemi dan Tjiandjoer?
Kita lihat saja nanti..
Peta sebaran penemuan harimau di bagian barat Jawa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar