Selasa, 18 Desember 2018

Sejarah Kota Ambon (3): Thomas Matulesia, Pattimoera Pahlawan Saparoea; Dihukum Gantung di Kota Ambon, 1817


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Ambon dalam blog ini Klik Disini

Kapitan Pattimura adalah Pahlawan Maluku. Pattimura adalah sebutan penduduk bagi Thomas Matulesia yang secara terang-terangan melawan Pemerintah Hindia Belanda di Saparua. Pemberontakan yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura ini meletus pada tanggal 15 Mei 1817. Fort Duustede diserang. Residen van der Berg dan keluarga tewas.

Sebuah lukisan (1835)
Peristiwa pemberontakan di Saparua ini terjadi setahun setelah penyerahan Inggris kepada Belanda. Sebagaimana diketahui Inggris menguasai Hindia sejak tahun 1811 hingga 1816. Thomas Matulesia sebelumnya adalah milisi Inggris dengan pangkat Sersan Mayor.  

Bagaimana duduk soal peristiwa ini kurang terinformasikan secara rinci pada masa ini. Oleh karena peristiwa ini terjadi dua abad yang lalu, maka detail peristiwa banyak yang hilang. Setali tiga uang penggambaran sosok tentang Thomas Matulesia sebagai Pattimoera juga terkesan sedikit memudar. Untuk lebih mencerahkan gambaran peristiwa dan tokoh Pattimoera tersebut, artikel ini mendeskripsikan kembali berdasarkan sumber-sumber masa lampau. Mari kita lacak!   

Berita Surat Kabar 1817 dan 1818

Peristiwa yang terjadi di Saparoea, Moluksche baru tersiar di Belanda pada bulan Desember sebagaimana diberitakan oleh 's Gravenhaagsche courant, 10-12-1817. Terdapat perbedaan waktu selama enam bulan. Ini dapat dibayangkan, saat itu pelayaran dari Batavia ke Amsterdam memerlukan waktu tiga bulan melalui Afrika Selatan (Terusan Suez baru dibuka tahun 1869). Surat kabar 's Gravenhaagsche courant yang terbik di Den Haag ini merangkum berita-berita yang telah diberitakan oleh Bataviasche courant yang terbit di Batavia.

Bataviasche courant, 28-06-1817
Surat kabar Bataviasche courant terbit pertama kali pada tanggal 20-08-1816. Surat kabar berbahasa Belanda ini menggantikan surat kabar Java government gazette (bahasa Inggris). Java Government Gazette terbit pertama kali tanggal 29-02-1812. Surat kabar ini menjadi corong utama pemerintahan Inggris. Sebagaimana diketahui sejak 16 Agustus 1816 Belanda kembali berkuasa di Hindia Belanda (setelah adanya perjanjian pasca berakhirnya Perang Napoleon). Empat hari kemudian terbit surat kabar Bataviasche courant. Peristiwa yang terjadi di Saparoea pada tanggal 15 Mei 1817 tentu saja belum bisa dimuat pada Bataviasche courant edisi 17-05-1817 (baru terbit sekali seminggu pada setiap hari Sabtu/Zaturdag). Yang ada adalah berita-berita kapal serta kompilasi berita-berita manca negara (yang yang kadaluarsa) plus iklan yang terkait dengan penjualan lahan properti yang dimiliki swasta sehubungan dengan berakhirnya kekuasaan Inggris di Jawa dan Madoera. Bataviasche courant edisi 07-06-1817 memuat laporan dari Kamisaris Jenderal Ambon bertanggal 8 Maret telah tiba kapal perang Admiraal Everts dan de Nassau serta fregat Maria Reigersbergen. Juga memuat berita kedatang corvet Iris pada tanggal 18 April. Ini mengindikasikan bahwa pemberontakan yang terjadi di Saparoea tanggal 17 Mei belum sampai beritanya ke Batavia.

Peristiwa yang terjadi di Saparoea pada tanggal 15 Mei 1817 beritanya baru muncul pada Bataviasche courant, 28-06-1817. Disebutkan Komisaris Jenderal dari Maluku memberitakan di di pulau Saparoea dan Harouka telah terjadi pemberontakan yang menewaskan pejabat di tempat tersebut. Ekspedisi kecil telah dikirim dengan kapal Prins Frederik yang membawa satu detasemen militer.

Fort Duustede, Saparoea, 1693
Sejak Bataviasche courant, 28-06-1817 memberitakan peristiwa di Saparoea tidak pernah muncul lanjutannya. Ini mengindikasikan bahwa peristiwa di Saparoea dianggap tidak terlalu penting karena masih banyak yang dianggap lebih penting. Berita-berita pengangkatan pejabat dan kutipan artikel peraturan lebih menonjol. Persitiwa pemberontakan Saparoea baru muncul pada Bataviasche courant edisi 6-12-1817. Jarak berita pertama dengan kedua hampir enam bulan. Dalam berita ini disebutkan proses tindakan yang dilakukan. Namun siapa yang memimpin pemberontakan belum terdeteksi. Baru pada Bataviasche courant edisi 21-02-1818 disebut nama-nama Thomas Matulesia, Antonie Reebok dan Pattie Tiouw dan seorang dari Noesa Laoet,

Buku Tentang Thomas Matulesia oleh JBJ van Doren, 1857

Van den Berg van Saparoea

Tunggu deskripsi lengkapnya

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar