*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini
Teuku Muhammad Hasan bukan orang biasa, tetapi seorang yang luar biasa dari Aceh. Dia tidak tahu Perang Atjeh (1873-1904) karena dia lahir di Pidie tanggal 4 April 1906. Saat Muhammad Hasan memasuki usia remaja, situasi dan kondisi keamanan di (provinsi) Atjeh sudah sangat kondusif. Muhammad Hasan, terbilang generasi baru Atjeh, yang punya visi jauh ke depan. Masa lalu (perang) telah berlalu, masa depan adalah untuk membangun rakyat Atjeh dalam persatuan generasi baru Indonesia.
Bagaimana sejarah Teuku Muhammad Hasan Sudah barang tentu sudah ditulis. Lantas mengapa ditulis kembali? Bukan karena Teuku Muhammad Hasan pionir orang Aceh studi ke Belanda. Juga bukan karena Teuku Muhammad Hasan pernah menjadi anggota PPKI dan Gubernur provinsi Sumatra. Lalu apa dong? Narasi sejarahnya masih banyak yang perlu ditambahkan. Darimana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Teuku Muhammad Hasan Studi di Belanda
Pada bulan November 1933 di Universiteit te Leiden, Tengkoe Moehammad Hasan dinyatakan lulus mendapat gelar sarjana hukum (Mr) dalam bidang Indisch Recht (lihat Haagsche courant, 01-12-1933). Inilah untuk yang pertama putra Atjeh meraih gelar sarjana di Belanda. Beberapa hari kemudian di Universiteit yang sama di Leiden, Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia berhasil meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang sastra dan filsafat dengan desertasi berjudul: ‘Het primitieve denken in de moderne wetenschap' (lihat Algemeen Handelsblad, 09-12-1933). Catatan: Soetan Goenoeng Moelia berangkat studi ke Belanda 1911. Setelah lulus segera pulang menjadi kepala sekolah HIS di Kotanopan. Sebelum berangkat studi kembali untuk tingkat doktoral, Soetan Goenoeng Moelia adalah anggota Volksraad (Soetan Goenoeng Moelia kelak menjadi Menteri Pendidikan RI yang kedua),
Soetan Goenoeng Moelia tidak segera pulang ke tanah air karena hasus melakukan post doktoral di Belanda. Tengkoe (Teukoe) Moehammad Hasan segera pulang ke tanah air. T Moehammad Hasan berangkat tanggal 17 Januari dari Amsterdam dengan menumpang kapal ss Johan de Witt yang akan tibad di Tandjoeng Priok tanggal 16 Februari (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 31-01-1934). Namun dalam berita berikutnya Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 22-02-1934 diketahui T Moehammad Hasan menumpang kapal ms Marnix van St. Aldegonde yang berangkat tanggal 7 Februari dari Amsterdam dan akan tiba di Tandjoeng Priok tanggal 8 Maret.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Teuku Muhammad Hasan Berjuang
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar