Sabtu, 04 September 2021

Sejarah Makassar (62): Sejarah Awal Kota Kendari, Tidak Setua Buton dan Banggai; Sungai Kendari Bermuara di Teluk Kendari

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini 

Hari jadi Kota Kendari disebut tanggal 9 Mei 1831. Ada apa pada tanggal itu? Itu satu hal. Hal lain yang lebih penting dari itu adalah bagaimana sejarah awal Kendari yang kini menjadi ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara. Tentulah kota Kendari tidak setua Makassar dan Buton yang telah dicatat dalam teks Negarakertagana (1365). Jika hari jadi kota Kendari 1831, itu berarti lima abad lebih awal adanya Buton yang kini dikenal sebagai Kota Bau-Bau. Menurut sejarah awal peradaban bukan di (pulau) Buton, tetapi di (pulau Muna). Jika sejarah peradaban baru di Kendari, sesunguhnya sejarah peradaban awal di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara bermula di Muna.

Ada teman kuliah saya dulu berasal dari provinsi Sulawesi Tenggara. Seperti saya, dia ternyata tidak pernah seumur-umur ke Kota Kendari. Dia berasal dari Muna dan tembak langsung kuliah ke Jawa, tanpa pernah mengunjungi Kota Kendari. Saat berbincang-bincang dia (berasal dari kabupaten Muna, tepatnya Kota Raha, ibu kota kabupaten) sudah lebih mengenal Kota Jakarta ibu kota RI daripada ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara. Idem dito dengan dia saya juga tidak pernah ke Kota Medan. Saya juga tembak langsung selepas SMA kuliah ke Jawa. Dia menyebut saya BTL (Batak Tembak Langsung). Terminologi Batak Tembak Langsung sudah sejak lama terjadi pada penduduk Angkola Mandailing, bahkan sejak era Hindia Belanda. Sebab apa? Kota Medan jauh di utara, sedangkan Batavia jauh di selatan. Pada era Hindia Belanda berangkat dari pelabuhan Sibolga dengan kapal ke Batavia. Pada era RI dengan adanya armada angkutan bis di Angkola Mandailing, para pelajar yang bersekolah ke Jawa cukup dengan naik bis Sibualbuali, suatu PO bis pertama di Indonesia yang mengusung rute Long Distance (bahasa sekarang: Antar Kota Antar Provinsi AKAP, tetapi Sibual-buali lebih dari itu yakni Antara Kota Antar Pulau. Para pelajar-pelajar era Hindia Belanda dan awal era RI yang disebut orang-orang di Jawa sebagai BTL (yang kini digunakan secara umum). Idem dito, dengan kawan saya yang lain yang berasal dari Bogor, ternyata juga tidak pernah ke Bandoeng (ibu kota provinsinya), dia bahkan sejak kanak-kanak sudah sangat mengenal Jakarta. Artikel ini dibuat dan didedikasikan buat teman saya dari Muna dan teman sekelas saya di SMA yang bergelar doktor yang menjadi pengajar di Universitas Halu Oleo, Kandari.

Dalam sejarah Kota Kendari disebut bahwa penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Tolaki bernama Tebau di sekitar pelabuhan Kendari, Tanggal inilah yang kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Kendari. Lantas bagaimana sejarah Kendari yang sebenarnya? Orang Tolaki di Kendari hanya mengenal Kendari bermula dari tahun 1831. Lalu bagaimana dengan teman saya dari Muna? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kendari di Konawe Penduduk Tolaki: Asal Usul Terbentuknya Kota

Nama Kendari awalnya ditulis Kandari dan Kandari dipertukarkan dengan nama Laiwoei. Nama itu secara resmi dicatat dalam dokumen pemerintah Hindia Belanda (lihat Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, 1874). Sejak kapan muncul nama Kandari tidak diketahui secara pasti. Yang jelas nama Kandari dipertukarkan dengan nama Laiwoei dimana terdapat raja (vorst) yang mana dalam Almanak 1874 Radja Kandari setara dengan Radja Loewoe, Radja Toli=Toli.

Nama Kandari sudah sejak lama dikenal sebagai nama sungai di Tanah Persia yang juga adakalanya ditulis Kamdari (lihat Nicolaes Wilsen, 1705). Nama yang mirip dengan Kandari pada era VOC adalah Kandahar. Daghregister 8 Agustus 1684 menyebutkan bahwa land Mindanao telah dialihkan kepada Edele Compagnie (pemerintah VOC) oleh radja Candahar. Dalam hal ini Radja Kandahar adalah radja Kandahar di pulau Sangihe dan memiliki wilayah di Mindanao. Lantas apakah Kandari di Persia atau Kandahar di Sangihe memiliki kaitan dengan nama yang muncul di suatu teluk di semenanjung tenggara Sulawesi? Besar dugaan bahwa nama Kendari berasal dari nama lokal. Disebutkan bahwa Kandari berasal dari Kandai, suatu tiang bambu untuk mengayuh perahu di perairan dangkal (kandas) (lihat Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1914).

Nama Kandari sendiri paling tidak sudah diberitakan pada tahun 1835 (lihat Bredasche courant, 19-07-1835). Disebutkan bahwa NJ Vosmaer telah mengunjungi teluk Kandari pada bulan Mei 1831 dan memetakan wilayah dan diusulkan pemerintah nama teluk itu dengan nama Vosmaer-baai. Sementara itu dalam Algemeene konst- en letter-bode, voor het jaar, 1835 disebutkan bahwa kunjungan Vosmaer ke teluk pada bulan Mei 1831. Tidak disebutkan tanggal berapa dan berapa lama di teluk.

Siapa JN Vosmaer? JN Vosmaer bukanlah seorang pejabat atau militer pemerintah Hindia Belanda. JN Vosmaer adalah seorang pelaut (nachoda) dengan nama kapal (brik) yang dimilikinya bernama Celebes (khussunya di Makassar) melakukan pelayaran antara Sulawesi dan Jawa (Batavia, Semarang dan Makassar). Besar dugaan JN Vosmaer adalah orang pertama Belanda yang mengunjungi (teluk) Kandari. Oleh karena Vosmaer yang melakukan pelayaran ke teluk Kandari dan membuat peta, maka muncul gagasan pemertintah untuk memberi nama teluk itu dengan nama Vosmaer. Keberadaan JN Vosmaer di Hindia Belanda kali pertama diberitakan pada tahun1829 (lihat Bataviasche courant, 07-06-1827). Kehadirannnya di Makassar kali pertama diberitakan pada tahun 1828 (lihat Javasche courant, 08-04-1828). Di Makassar juga ada nama JHG Vosmaer yang pada bulan Juli 1829 diangkat sebagai Asisten Residen di Maros (lihat Javasche courant, 28-06-1829). Sebelumnya JHG Vosmaer adalah sekretaris di kantor pemerintah di Makassar. Hingga pada bulan Oktober 1931 JHG Vosmaer masih menjadi asisten resident di Maros. JHG Vosmaer yang dicatat sebagai JHB Vosmaer asisten residen Maros dikabarkan meninggal dunia tanggal 1 November 1834 di Buitenzorg (lihat Javasche courant, 10-12-1834)..

Dalam hubungannya dengan sejarah Kota Kendari bagaimana dengan nama JN Vosmaer? Seperti dikutip di atas, disebutkan bahwa penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer tahun 1831 yang mana pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Tolaki bernama Tebau di sekitar pelabuhan Kendari. Tanggal ini menjadi dasar tanggal dijadikan sebagai hari jadi Kota Kendari. Bagaimana bisa? JN Vosmaer adalah seorang nachoda kapal, sementara pemerintah Hindia Belanda sudah terbentuk di Makassar, tetapi belum sampai ke semenanjung tenggara Sulawesi. Selain tidak begitu jelas kapan tanggal yang tepat JN Vosmaer pada bulan Mei 1831 ke teluk Kendari, lalu apakah itu menjadi dasar penentuan hari jadi? Bukankah sebelum Vosmaer ke teluk sudah dikenal nama Kandari di teluk? Lalu kapan seharusnya hari jadi Kota Kendari?

Yang agak membingungkan nama JAG Vosmaer dipertukarkan dengan nama JN Vosmaer. Jelas dua nama tersebut orang yang berbeda. Yang satu pejabat Hindia Belanda  dan yang lain seorang pelaut. Lantas mengapa di dalam berbagai tulisan disebut orang pertama ke Kendari dan membuat peta tetapi jabatannya disebut sebagai seorang asisten residen (Gorontalo)? Perbedaan ini adalah masalah tersendiri. Pada tahun 1835 diberitakan JN Vosmaer diangkat sebagai asisten residen di Gorontalo (lihat Javasche courant, 07-02-1835). Disebutkan bahwa JN Vosmaer sebelumnya adalah pegawai di kantor pemerintah Makassar. Beberapa bulan kemudian Bredasche courant, 19-07-1835 memberitakan bahwa dalam kontribusi penting bagi pengetahuan geografis di Hindia Belanda telah dibuat oleh Tuan JN Vosmaer dalam peta teluk Kandari, di pantai timur pulau Sulawesi. Untuk menghormati pejabat itu, Pemerintah menetapkan bahwa teluk itu, yang pertama kali ditemukan olehnya pada tahun 1831, akan diberi nama Teluk Vosmaers. Beberapa bulan kemudian asisten residen JN Vosmaer dikabarkan meninggal (lihat Bredasche courant, 15-10-1836). Disebutkan tanggal 5 Januari, di lintasan Boeton, dalam perjalanannya ke teluk Vosmaers, Jacques Nicolaas Vosmaer, Asisten Residen Gorontalo. Dalam hal ini apakah JN Vosmaer seorang pejabat atau apakah seorang pelaut? Mungkin keduanya benar tapi bisa jadi keduanya salah. Masalahnya adalah konteksnya. Cukup masuk akal yang memetakan teluk Kendari adalah pelaut JN Vosmaer sebagai pelaut. Dialah yang memiliki kemampuan berlayar ke teluk Kendari. Tapi tampaknya ada orang yang berbeda dengan nama yang sama dengan JN Vosmaer. Disebutkan JN Vosmaer tiba di Soerabaja dengan kapal perang Zr Ms (lihat Javasche courant, 02-10-1833). Lalu muncul berita berikutnya bahwa JN Vosmaer masih menjadi pelaut dengan kapal Swift (lihat Javasche courant, 26-10-1833). Tidak lama kemudian diberitakan bahwa JN Vosmaer dan istri berangkat ke Makassar (lihat Javasche courant, 22-02-1834). Sejak akhir tahun 1833 tidak ada berita lagi tentang JN Vosmaer sebagai pelaut. Yang ada adalah JN Vosmaer sebagai pegawai di kantor pemerintah di Makassar yang kemudian dipromosilasikan tahun 1835 sebagai asisten residen di Gorontalo dan yang namanya akan dijadikan sebagai nama teluk Kendari. Namun JN Vosmaer diberitakan meninggal dalam perjalanan di sekitar Boeton dalam perjalanan menuju teluk Vosmaer (teluk Kendari). Middelburgsche courant, 15-11-1836 memberitakan bahwa berita dari kapal Johanna, Kapten Bergman membawa laporan laporan dari Batavia sampai dengan 9 Juli dimana dikomunikasikan sketsa kehidupan mendiang asisten residen di Gorontalo, JN Vosmaer. Dia telah memperkenalkan kita pada berbagai suku di Sulawesi; di Kandari ia telah menemukan sebuah teluk yang indah yang untuk menghormatinya diberi nama teluk Vosmaers. Dia juga memberikan laporan pertama tentang orang yang disebut Orang Badjo atau orang air yang tinggal di perairan sepanjang pantai Sulawesi dengan penangkapan penyu, tripang, dll.

Hari jadi kota adalah satu hal. Hal yang lebih penting adalah bagaimana asal-usul kota Kendari. JN Vosmaer adalah orang Belanda pertama ke teluk Kandari atau Kendari (1831). Sebagai asisten residen di Gorontalo, JN Vosmaer merintis cabang pemerintahan Hindia Belanda di teluk Kendari. Boleh jadi karena JN Vosmaer sudah mengenal teluk Vosmaer maka diantara asisten residen atau Controleur yang sudah ada, JN Vosmaer yang ditugaskan untuk ke teluk Vosmaer. Salah satu keberanian JN Vosmaer di teluk Kendari adalah berhasil mengusir orang-orang Tobello yang menganggu di kawasan (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indie, 1840).

Sejak JN Vosmaer memetakan wilayah teluk Kendari tahun 1831, aktivitas pemerintah sudah mulai ada. Disebutkan bahwa pada tahun 1833 dibangun suatu benteng di sisi utara teluk Kendari. yang terletak di pantai timur Sulawesi, di sekitar pulau Baud, Wakewaije dan Hoek Nipa (lihat Tijdschrift voor staathuishoudkunde en statistiek, 1846). Disebutkan di teluk ini ditemukan tempat berlabuh yang baik, disini kapal-kapal terlindungi dari semua badai; jika terjadi perang, teluk ini, tampaknya mudah mencegah armada musuh jika pulau Nambo diperkuat, yang akan memberikan perlindungan yang pasti bagi kapal-kapal dagang yang dari sana orang juga bisa memasok ke Maluku dengan perbekalan yang diperlukan. Raja Kendari, kerajaan yang hanya terdiri dari 7.000 jiwa yang didirikan di teluk ini tidak hanya mengakui otoritas kita sendiri, tetapi bahkan juga mengikuti anjuran Vosmaer untuk budidaya kopi, Teluk Kendari (1913)

JN Vosmaer sebagai nachoda kapal sesungguhnya juga seorang pedagang. Karena hal perdagangan inilah yang menjadi jalan JN Vosmaer sampai ke teluk Kendari (yang kemudian diangkat menjadi asisten residen di Gorontalo yang juga membawahi wilayah (teluk Kendari).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kendari dari Masa ke Masa: Hindia Belanda hingga Republik Indonesia

JN Vosmaer kali pertama tiba dengan kapalnya dan melihat teluk Kendari pada tanggal 8 Mei 1831. Teluk ini sebenarnya sulit dikenali dari lautan. Tidak hanya karena jalur masuk yang sempit juga terhalang oleh pulau Boengkoetoko (toko=pulau). Jalur masuk selatan dangkal (hanya bisa dilewati perahu pada saat pasang), sedangkan jalur masuk utara cukup dalam (meski sempit dan berliku).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar