*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Siapa Mr I Gusti Ktoet Poedja tentulah cukup dikenal di Bali. Akan tetapi siapa Ir Ida Bagoes Oka mungkin kurang dikenal oleh orang Bali. Yang dimaksud adalah Ir Bagoes Oka lululusan THS Bandoeng (kini ITB) dan bukan Prof. Dr. Ida Bagus Oka (16 April 1936 – 8 Maret 2010) Gubernur Bali ke-7. Harus pula dibedakan dengan I Gusti Bagus Oka (26 Januari 1910 – 22 Juli 1992) yang pernah sebagai pejabat Gubernur Soenda Ketjil. Mr I Gusti Ktoet Poedja dapat dikatakan sebagai sarjana pertama berasal dari Bali (lulus 1934), dan Ir Ida Bagoes Oka pada berikutnya (lulus 1935).
Lantas bagaimana sejarah Ir Ida Bagoes Oka? Seperti disebut di atas, hingga masa ini sejarah Ir Ida Bagoes Oka tidak/kurang terinformasikan, tetapi sebagai bagian dari sejarah pendidikaan di Bali, Ida Bagoes Oka adalah sarjana Bali terawal. Lantas bagaimana sejarah Ir Ida Bagoes Oka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Ida Bagus Oka THS Bandoeng: Mr I Gusti Ktoet Pudja RHS Batavia
Ida Bagoes Oka diterima di Technische Hoogeschool (THS) Bandoeng tahun 1931. Pada tahun 1932 Ida Bagoes Oka lulus ujian naik dari tingkat pertama ke tingkat dua (lihat De Indische courant, 06-05-1932). Satu kelas dengan Ida Bagoes Oka antara lain JA Manusama, M Soedarsono, M Soedjito, R Soejono dan RM Soewandi Notokoesoemo. Yang lulus ujian akhir tahun ini dengan gelar irnsinyur antara lain Mohamad Thahir dan R Roosseno Soerjohadikoesoemo. Pada tahun 1933 Ida Bagoes Oka lulus ujian naik ke tingkat tiga (lihat De koerier, 08-05-1933). Yang lulus bersama antara lain Mohamad Nata Siregar [gelar Patoean Doli Diapari), R Poedjonmo, RM Soewandi dan D Wakidi.
Technische Hoogeschool (THS) dibuka tahun 1920. Lama studi empat tahun. Siswa yang diterima di THS adalah lulusan HBS lima tahun atau AMS (enam tahun). THS adalah tingkat universitas (fakultas) pertama di Hindia Belanda. Selama ini jika ingin melanjutkan pendidikan ke universitas (fakultas) harus ke Belanda. Lulusan pertama THS dari golongan pribumi pada tahun 1926 adalah M Anwari, R Soetedjo dan R Soekarno (kelak jadi Presiden RI). Lalu pada tahun 1926 ini di Batavia dibuka fingkat fakultas kedua yakni Rechthoogeschool (RHS). Salah satu putra Bali diterima di RHS Batavia tahun 1929 adalah I Goesti Ktoet Poedja (dua tahun lebih awal dari Ida Bagoes Oka di THS Bandoeng),
Pada tahun ini juga I Goesti Ktoet Poedja lulus ujian doktoral ketiga atau lulus ujian akkhir di RHS Batavia (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 12-10-1934). I Goesti Ktoet Poedja juga terbilang lancar dalam studi. Ini seakan dua pemuda Bali pertama vini, vidi, vici.
Ida Bagoes Oka lulus ujian akhir dengan mendapat gelar insinyur pada tahun 1935. Seperti halnya Mr I Goesti Ktoet Poedja, Ir Ida Bagoes Oka juga langsung pulang ke kampong halaman di Bali. Mereka berdua tampaknya tidak langsung bekerja untuk pemerintah atau terjun ke dunia politik. Banyak lulusan perguruan tinggi tidak bekerja untuk pemerintah termasuk lulusan pertama THS Ir Siekarno dan Ir Anwari (langsung membuka firma arsitek). Lulusan RHS jika tidak bekerja di pemerintah banyak yang terjun ke politik atau membuka konsultan hukum atau advokat.
Ida Bagoes Oka sebelum diterima di THS Bandoeng memulai pendidikan sekolah MULO di Malang. Ida Bagoes Oka lulus ujian akhir di MULO Malang tanghun 1928 (lihat De Indische courant, 18-05-1928). Setelah menyelesaikan MULO, dilanjutkan ke sekolah AMS (tiga tahun). Sebab syarat masuk THS adalah HBS atau AMS. Sekolah AMS saat itu terdapat di beberapa kota antara lain Batavia, Bandoeng, Jogjakarta dan Malang. Ida Bagoes Oka lulus ujian akhir dari AMS Malang tahun 1931 (lihat De Indische courant, 05-05-1931). Yang lulus bersama antara lain FJ Ingkriwang. Di bawah mereka antara lain I Goesti Bagoes Oka.
Pada tahun 1936 Ir Ida Bagoes Oka ikut serta dalam penggalangan dana studi di Bali (lihat De locomotief, 28-03-1936). Disebutkan atas prakarsa sekelompok pemuda Bali progresif, sebuah asosiasi didirikan pada 22 Maret 1936 di Singaradja yang disebut Balisch Studie-Fonds, yang bertujuan untuk memberikan dukungan keuangan kepada orang-orang Bali yang belajar di lembaga-lembaga pendidikan. pendidikan menengah dan tinggi. Sebagai pengurus adalah IGG Rake, ketua; Ir Ida Bagoes Oka, sekretaris; dan Ida M. Renes, bendahara.
Studie-fonds sudah sejak lama ada bahkan sejak 1900. Awalnya studie-fonds ini di kalangan orang Belanda. Lalu dalam perkembangannya muncul diantara pribumi seperti yang digalang oleh mahasiswa STOVIA R Soetomo dkk dan Dr Wahidin Soedirohoesodo pada tahun 1908. Lalu di Belanda pada tahun 1912 studie-fonds yang dimotori oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan dan Abdoel Firman Siregar gelar Mangaradja Soangkoepon yang ditujukan untuk mendukung keuangan mahasiswa yang studi di Belanda. Soetan Casajangan adalah pendiri dan mantan ketua organisasi mahasiswa pribumi di Belanda (periode 1908-1910). Soetan Casajangan mahasiswa pribumi kedua di Belanda yang tiba tahun 1905 (yang pertama adalah Raden Kartono, abang RA Kartini). Dalam perkembangannya muncul studie-fond Ambon, studie-fond Minahasa dan sebagainya hingga kini (1936) muncul studie-fond Bali di Singaradja.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ida Bagoes Oka THS Bandoeng: Pemilik Hotel Segara Sanoer
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar