*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Semasa kecil (sekolah dasar era awal tahun
1970an) nama Kenali Asam sudah dikenal di kampong saya di Padang Sidempoean. Di
dinding bis Sibualbuali ditulis nama-nama kota tujuan, seperti Medan, Padang,
Sungai Penuh (Kerinci) dan Kenali Asam (Jambi). Bis Sibualbuali adalah bis yang
didirikan tahun 1937 di Padang Sidempoean, oleh Soetan Pangoerabaan Pane dkk,
suatu bis antar kota antar provinsi (AKAP) pertama di Sumatra (suksesinya
adalah ALS). Soetan Pangoerabaan adalah ayah dari sastrawan terkenal Indonesia,
Sanoesi Pane, Armijn Pane dan pahlawan nasional pendiri HMI di Jogjakarta,
Lafran Pane. Bagaimana dengan Telanaipura? Saya kerap bercakap-cakap dengan
kawan lama seamasa kuliah, Namanya Patriono asal Kenali Asam. Tentu kami ingat
Telainapura.
Nama Telainapura mengingatkan semua orang, karena popularitas Telainapura pernah mencapai lagit nusantara pada era tahun 1980an. Itu bermula ketika kolam renang Tepian Ratu, Jambi yang dianggap penduduk sebagi tempat angker disulap Radja Mursinal Nasution menjadi kolam renang yang aman dan nyaman. Radja Mursinal Nasution semasa muda sebagai perenang Klub Prim di kolam renang Medan. Hijrah ke Jambi, putri sulungnya, perenang nasional Elfira Rosa Nasution telah menyertai adik-adiknya menjadi perenang nasional asal Jambi, Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, Kevin Rose Nasution, dan Muhammad Akbar Nasution. Ingat PON, ingat Jambi, ingat pula kolam renang Tepian Ratu di Telainapura, Jambi. Telanaipura adalah sebuah kecamatan di Kota Jambi, dimana berada Kantor Gubernur Jambi, RSUD Raden Mattaher, Perpustakaan Daerah dan Lapangan Golf. Sebagian besar kantor-kantor pemerintah provinsi Jambi di Telanaipura. Tentu saja Universitas Jambi dan UIN Sultan Thaha Saifuddin. Radja Mursinal Nasution tidak lahir di Jambi, tetapi di Banda Atjeh. Yang lahir di Djambi adalah Abdoel Hakim Harahap (1905) yang menjadi Gubernur Sumatra Utara (1951-1953) yang menginisiasi pembangunan stadion dan kolamg renang di Teladan, Medan dalam rangka penyelenggaraan PON pertama di luar Jawa (1952). Sebelum menjadi guburnur, Abdoel Hakim Harahap adalah anggota dewan kota (gemeenteraad) Medan pada era Hindia Belanda, Residen Tapanoeli semasa perang revolusi dan Wakil Perdana Mentei RI di Jogjakarata semasa RIS. Ingat PON, ingat Abdoel Hakim Harahap, ingat pula stadion dan kolam renang Medan.
Lantas bagaimana sejarah kota tua Telainapura dan kota baru Kenali Asam? Seperti yang disebut di atas, Ketika kota Telainapura belum dikenal secara nasional, nama Kenali Asam sudah dikenal di kampong saya. Kota Telainapura adalah kota tua, kota pura di area sungai/danau alam dan Kota Kenali Asam adalah area kanal navigasi perdagangan di Jambi doeloe (kini danau Sepin). Kota Telanaipura inilah yang diduga cikal bakal Kota Jambi. Lalu bagaimana sejarah kota tua Telainapura dan kota baru Kenali Asam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Kota Tua Telainapura dan Kota Baru Kenali Asam; Kota Pura, Sungai Alam dan Kanal Navigasi Perdagangan
Kecamatan Telanaipura di wilayah Kota Jambi yang sekarang adalah pusat terpenting dari kota Jambi sebagai ibu kota provinsi Jambi. Itu juga terjadi di masa lampau bahkan sejak zaman kuno. Dalam hal ini nama Jambi adalah nama baru, sedangkan nama kuno kota Jambi adalah Telanaipura. Kota Telanaipura ini awalnya di sisi barat sungai Batanghari, tetapi kemudian kota ini terisolir karena arah arus sungai Batanghari bergeser sehingga terbentuk sungai mati yang kini menjadi danau Sipin (kota Telanaipura berada di punggung danau arah sisi selatan danau)..
Sempat nama Jambi disebut Telanaipura di era Republik Indonesia, namun
itu kemudian diubah lagi menjadi nama Jambi. Sebab nama Jambi sudah dijadikan
sebagai nama wilayah sejarah era Pemerintah Hindia Belanda. Sejarah menunjukkan
nama kota Jambi berawal di kota Muara Jambi yang sekarang, sementara pusat kota
Jambi yang sekarang di masa lampai disebut Telanaipura. Nama inilah yang kini
menjadi nama kelurahan Telanaipura yang menjadi nama kecamatan Telanaipura.
Nama yang juga terbilang tua di dalam wilayah kecamatan Telanaipura adalah (Teluk)
Kenali.
Pada masa lampau, wilayah kecamatan Telanaipura, berada di seputara danau Sipin, yang di sebelah utara berbatasan dengan sungai Batanghari, di sebelah timur sungai Asssam dan di sebalah barat sungai Batanghari. Di sebelah selatan ke arah pedalaman sejauh kota itu berkembang. Di wilayah inilah dari masa ke masa rejim pemerintahan (raja-raja sejak era Hindoe/Boedha, era Islam dan era VOC/Hindia Belanda dan ini hari). Pada era Hindoe/Boedha Namanya dikenal sebagai Telanaipura (Te-lanai-pura).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kota Kenali Asam, Era Navigasi Perdagangan: Telainapura dan Kenali Asam versus Telainapura dan Jambi
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar