Jumat, 13 Januari 2023

Sejarah Surakarta (34): Kongres PPPKI di Solo, 1929 dan Volksraad; Garis Organisasi Kebangsaan, Partai Politik, GAPI dan MRI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini  

Apa itu PPPKI? Apa pula itu Volksraad? Dua lembaga berbeda bentuk. Volksraad adalah dewan pusat pada era Pemerintah Hindia Belanda (pada level kota disebut gemeenteraad), yang diasumsikan dapat memberikan masukan kepada pemerintah. Meski faktanya nyaris tidak terwujud. Volksraad dibentuk tahun 1918. PPPKI adalah lembaga informal yang merupakan gabungan organisasi-organisasi kebangsaan Indonesia yang diinisiasi oleh Parada Harahap di Batavia pada September 1927 yang menjadi pemicu terbentuknya PPPKI. Gabungan organisasi-organisasi kebangsaan ini melakukan pertemuan di Bandoeng yang mana diputuskan pada tanggal 17 Desember 1927 terbentuk PPPKI. Kepala kantor PPPKI di Gang Kenari, Batavia dikoordinir oleh Parada Harahap. PPPKI dalam perkembangannya menjadi semacam Volksraad bayangan. Dalam hubungan ini, mengapa Kongres PPPKI tahun 1929 diselenggarakan di Solo?


Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) adalah organisasi pergerakan kemerdekaan yang pernah ada di Indonesia. PPPKI merupakan organisasi kumpulan dari beberapa organisasi-organisasi seperti Partai Sosialis Indonesia, Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Paguyuban Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia. Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) didirikan dalam sebuah rapat di Bandung pada tanggal 17–18 Desember 1927. Latar belakang didirikannya PPPKI adalah karena tokoh-tokoh pergerakan nasional beranggapan bahwa berjuang melalui masing-masing organisasi tidak akan membawa hasil. Soekarno kemudian mempunyai ide untuk menggabungkan organisasi-organisasi tersebut supaya Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Kongres PPPKI di Solo, 1929 dan Volksraad? Seperti disebut di atas, Volksraad dibentuk Pemerintah Hindia Belanda agar kelompok pribumi terwakili. Namun PPPKI dibentuk karena fungsi Volksraad tidak sejalan dengan pemahaman para pemimpin pribumi. PPPKI meski tidak mirip Volksraad, tetapi PPPKI efektif menaungi semua oraganisasi kebangsaan dan partai politik orang Indonesia. Dalam hal inilah terjadi garis continuum organisasi kebangsaan, partai politik, GAPI hingga Majelis Rakyat Indonesia (MRI). Lalu bagaimana sejarah Kongres PPPKI di Solo, 1929 dan Volksraad? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kongres PPPKI di Solo, 1929 dan Volksraad; Organisasi Kebangsaan, Partai Politik, GAPI, Majelis Rakyat Indonesia 

Pada tahun 1927 ada isu RUU Hindia Belanda. Isu inti adalah soal pemisahan administrasi Hindia Belanda dari (kerajaan) Belanda dan soal komposisi anggota Volksraad yang tidak mencerminkan keterwakilan orang pribumi (mayoritas pribumi). Dalam hubungan itulah kemudian para pemimpin organisasi kebangsaan (Indonesia) di Batavia berkumpul di rumah Hoesein Djajadiningrat, termasuk Parada Harahap dari Sumatranen Bond dan MH Thamrin dari Kaoem Betawi (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-09-1927). Disebutkan pada Minggu malam, di rumah Pak Djajadiningrat di Weltevreden, berbagai pimpinan organisasi kebangsaan di Batavia bertemu.


Lebih lanjut disebutkan untuk membahas usulan perubahan UUD Hindia Belanda, dan kaitannya dengan perluasan jumlah kursi bagi pribumi di Volksraad, diputuskan untuk membentuk panitia yang terdiri dari pimpinan berbagai organisasi kebangsaan dengan MH Thamrin dan Parada Harahap sebagai ketua dan sekretaris. Organisasi kebangsaan Boedi Oetomo, Pasoendan, Kaoern Betawi, Sumatranen Bond, Persatoean Minahasa, Sarekat Ambon dan NIB akan mengadakan rapat umum gabungan pada tanggal 15 Oktober mendatang. Catatan: pertemuan gabungan semacam ini selama ini belum pernah dilakukan; setiap organisasi kebangsaan berjalan sendiri-sendiri. NIB (nationale Indonesia bond) adalah Perhimpoenan Nasional Indonesia di Bandoeng yang dipimpin oleh Ir Soekarno (didirikan pada tanggal 4 Juli 1927).

Parada Harahap adalah pemimpin dan kepala redaktur surat kabar Bintang Timoer yang pada fase ini mewakili pers pribumi perang opini dengan pers Belanda. Polemik pers Parada Harahap ini dengan pers Belanda sudah lama, tetapi isunya semakin panas ketika editorial Bintang Timoer menyatakan bahwa diskusi tentang mayoritas Indonesia, bahwa Indonesia adalah warisan nenek moyang kami. Lalu pihak sebelah yang diwakili Karel Wijbran membalas ‘jika Indonesia warisan nenek moyang kamu, kami menganggap itu sebagai pemberontakan.


Parada Harahap sudah sejak lama mengusung persatuan di Hindia. Mungkin bukan bakat, tetapi hanya sekadar habit. Pada tahun 1925 di Batavia Parada Harahap dengan kawan-kawannya berbagai suku/bangsa mendirikan Perhimpoenan Organisasi kebangsaan Hindia, termasuk orang Indo dan orang Cina (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 13-01-1925). Disebutkan kemarin malam di Oost-Java Restaurant diadakan suatu pertemuan yang mengumpulkan asosiasi-asosiasi di Hindia Belanda. Di dalam pertemuan ini dibicarakan AD/ART, program dan struktur kepengurusan. Program meliputi kegiatan poolitik yang sehat, pengembangan pendidikan, pelatihan kejuruan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar. Disamping itu untuk mempromosikan tingkat kesehatan, kesejahteraan, hubungan keuangan negara dengan daerah dan lainnya. Kepengurusan: voorzitter, PJA Maltimo, secretaris Th van Nitterik, penningmeester, Mohamad Djamil, commissarissen: Parada Harahap, Raden Goenawan, Oey Kim Koel, JK Panggabean, Ph. J Krancber en A. Chatib’. Catatan: Parada Harahap adalah anggota Sumatranen Bond dan Raden Goenawan adalah salah satu pendiri Boedi Oetomo. Parada Harahap berasal dari kampong yang sama dengan Radjieon Harahap gelar Soetan Casajangan pendiri organisasi kebangsaan Indische Vereeninging di Leiden pada tahun 1908 dan Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda pendiri organisasi kebangsaan pertama di Hindia Belanda, Medan Perdamaian di Padang pada tahun 1900.

Pada tahun 1926 Soekarno lulus di THS Bandoeng. Yang lulus ujian akhir dan mendapat gelar insinyur tahun 1926 antara lain adalah Anwari, Soekarno dan Soetedjo. Mereka bertiga ini adalah pribumi pertama yang lulus di Technische Hoogeschool (THS) Bandoeng. Tidak lama kemudian Ir Soekarno dan Ir Anwari dengan kawan-kawan di Bandoeng mendirikan klub studi yang diberi nama Algemene Stidieclub. Organ (media) dari klub studi di Bandoeng diberi nama Indonesia Moeda. Tim editor majalah Indonesia Moeda adalah Putuhena (kandidat insinyur) sebagai presiden sementara, Ir Soekarno, Ir Anwari, Sjamsoeddin dan K Karnadidjaja. Dalam edisi pertama Indonesia Moeda terdapat artikel dari Dr Tjipto Mangoenkosoemo (lihat Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 01-02-1927). Catatan: pada waktu pendirian Algemene Stidieclub yang menjadi ketua adalah Putuhena dan sebagai sekretaris Ir Soekarno.


Dalam pertemuan Algemene Stidieclub.tanggal 20 Februari dilakukan sesuai AD/ART untuk pemilihan pengurus baru. Pemilihan pengurus berjalan lancar. Dalam pertemuan itu diputuskan yang menjadi ketua baru adalah Ir Anwari (untuk menggantikan Putuhena). Sementara Ir Soekarno masih tetap pada posisinya sebagai sekretaris (lihat De Indische courant, 23-02-1927).

Di Bandoeng muncul panitia Rapat Besar yang akan mempersiapkan kongres nasionalis di Bandoeng. Promotor adalah Ir. Soekarno dan Mr. Iskaq (lihat Algemeen Handelsblad, 24-06-1927). Dalam fase inilah, didirikan Perserikatan Nasional Indonesia disingkat PNI, suatu organisasi kebangsaan yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang juga masih anggota Alegemene Studieclub yang telah berubah nama menjadi Indonesische Studieclub. Pada bulan September diadakan pertemuan PNI di Djogjakarta (De Indische courant, 13-09-1927). Dalam pertemuan ini Soekarno menjadi salah satu pembicara. Apa yang menjadi tujuan PNI mulai terbuka. Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-09-1927 melaporkan bahwa Mr. Iskaq telah secara luas menjjelaskan bahwa tujuan dari PNI adalah untuk memperoleh kebebasan Hindia (Vryheid van Indie te verkrijgen).


Dalam konteks inilah rapat para pemimpin organisasi kebangsaaan di Batavia yakni Boedi Oetomo, Pasoendan, Kaoern Betawi, Sumatranen Bond, Persatoean Minahasa, Sarekat Ambon dan NIB (Perhimpoenan Nasional Indonesia) akan mengadakan rapat umum gabungan pada tanggal 15 Oktober 1927. Persiapan pertemuan rapat umum gabungan organisasi-organisasi kebangsaan Indonesia dipimpin oleh suatu komite yang diketuai MH Thamrin dan sekretaris Parada Harahap.

Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) terus berupaya untuk melebarkan sayap ke berbagai tempat, seperti Batavia, Djogjakarta, Pekalongan, Soerabaja dan lainnya. Bataviaasch nieuwsblad, 02-12-1927: ‘Minggu pagi pukul sembilan, Perserikatan Nasional Indonesia Afdeeling Jacatra mengadakan rapat propaganda publik di Cinema Palace di Krekot (tidak jauh dari kantor surat kabar Bintang Timoer). Pembicara adalah Ir. Soekarno, Mr. Boediarto dan Mr. Sartono’. Tentu saja Parada Harahap hadir. Hal ini karena Ir Soekarno semakin kerap mengirim artikel ke surat kabar Bintang Timoer. Sejak pertemuan gabungan organisasi kebangsaan di Batavia inilah kemudian diadakan pertemuan berikutnya di Bandoeng dengan agenda utama pembentukan federasi organisasi kebangsaan Indonesia dimana PNI sebagai tuan rumah. Pertemuan gabungan organisasi kebangsaan di Bandoeng ini sangat penting karena menjadi terbentuk PPPKI.


De Sumatra post, 30-12-1927: ‘Federasi. Minggu lalu pertemuan pribadi Sabtu dan Minggu diadakan di Bandoeng di bawah naungan Panitia Pembentukan Federasi Organisasi Kebangsaan. Sebuah laporan telah dikirim ke Sin Po tentang diskusi tersebut, dari mana kami secara singkat memperoleh yang berikut ini. Pertemuan pada Sabtu malam itu diadakan di gedung sekolah Taman Siswa di Poengkoerweg. Hadir: PNI diwakili oleh Ir. Soekarno dan Ishaq; PSI diwakili oleh Dr Soekiman dan Shahbudin Latief; BO diwakili RMAA Koesoemo Oetojo dan Soetopo Wonobojo; Pasoendan diwakili oleh Oto Koesoemasubrata dan Soetisma Sendjaja; Soematranen Bond diwakili oleh Parada Harahap dan Dachlan Abdoellah; Kaoem Betawi diwakili oleh Hoesni Thamrin; Klub Studi Indonesia Soerabaja diwakili oleh Soejono, Soenarjo, Gondo Koesoemo dan Soeadjoto.     

Tunggu deskripsi lengkapnya

Organisasi Kebangsaan, Partai Politik, GAPI, Majelis Rakyat Indonesia: Garis Continuum Semangat Mencapai Kemerdekaan Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar