*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini
Klik Disin
|
Anggota Perhimpunan (Pelajar) Indonesia, di Belanda, 1908 |
Sebuah
laporan pada tahun 1918, jumlah mahasiswa pribumi yang kuliah di bidang
kedokteran di Belanda sebanyak 22 orang, diantaranya terdapat dua mahasiswa
asal Minangkabau dan satu orang mahasiswa asal Batak. Jumlah mahasiswa
terbanyak asal (pulau) Jawa sebanyak 15 orang. Mahasiswa lainnya berasal dari
Minahasa, Ambon dan Manado (De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad, 01-02-1919).
Secara
keseluruhan, jumlah mahasiswa Indonesia pada tahun 1818 sudah sangat banyak jika
dibandingkan jumlah mahasiswa satu dasawarsa sebelumnya. Pada tahun 1908 jumlah
mahasiswa Indonesia di Belanda yang semuanya tergabung dalam Himpunan Pelajar
Indonesia sebanyak 20 orang. Dari daftar tersebut, jumlah mahasiswa asal Jawa
yang terbanyak, disusul mahasiswa asal Minangkabau.
Mahasiswa
kedokteran satu-satunya asal Batak tersebut bernama Sorip Tagor (kelak dikenal
sebagai ompung dari Inez/Rizky Tagor). Sorip Tagor, kelahiran Padang Sidempuan
mengambil bidang studi Kedokteran Hewan. Sorip Tagor tahun
1916, diterima sebagai kandidat dokter hewan di Rijksveeartsenijschool, Utrecht
(lihat Algemeen Handelsblad, 19-06-1916). Pada tahun 1917, Sorip Tagor
dipromosikan dari tingkat tiga ke tingkat empat (lihat Algemeen Handelsblad,
23-09-1917). Sorip Tagor sendiri dalam hal ini untuk melanjutkan sarjana muda
yang diraihnya di Sekolah Kedokteran Hewan di Buitenzorg.