*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Utara di blog ini Klik Disini
Pada jaman kuno (pada era Portugis) wilayah Kalimantan terbagi dalam tiga bagian besar karena posisi tiga nama tempat (kota) yang cukup berpengaruh di seputar pulau Kalimantan. Tiga nama tempat berpengaruh ini yang membesarkan tiga kerajaan yang kemudian sangat berpengaruh yakni Boernai, Soekadana dan Bandjermasin. Meski nama pulau ini sudah disebut penduduk asli sebagai Kalimantan, tapi orang-orang Portugis mengidentifikasinya dengan nama Borneo (lapal orang Portugis terhadap Boernai). Orang-orang Portugis yang berpusat di Malaka terhubung secara intens dengan (pelabnhan) Boernai. Gambaran ini masih tercermin pada era Belanda (VOC dan Pemerintah Hindia Belanda) yang berpusat di Batavia.
Lantas bagaimana sejarah awal (provinsi) Kalimantan Utara? Nah itu dia tadi. Pulau Borneo atau Kalimantan yang telah menjadi bipolar (utara Inggris dan selatan Belanda). Pusat Belanda yang awalnya di Bandjarmasin dimekarkan ke arah barat (Pontianak). Sisa selatan-timur yang (masih) berpusat di Bandjarmasing pada awal Republik Indonesia dimekarkan di timur (Koetai-Samarinda). Masih pada era Republik Indonesia ini, (provinsi) kembali Kalimantan Selatan dimekarkan dengan membentuk (provinsi) Kalimantan Tengah. Lalu yang terakhir Kalimantan timur dimekarkan dengan membentuk (provinsi) Kalimantan Utara dengan ibu kota di Tanjung Selor. Dengan demikian lengkap sudah pembagian wilayah (pulau) Borneo atau Kalimantan. Dalam garis continuum inilah kita melihat sejarah Provinsi Kalimantan Utara, nama yang dulu milik Inggris namun tidak dipakai karena terbentuknya Brunei, Sarawak dan Sabah, Nama Borneo Utara atau Kalimantan Utara dihidupkan kembali ketika provinsi Kalimantan Timur dimekarkan (2013). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan, maka sejarah Kalimantan Utara kita mulai dari permulaan di masa lampau. Okelah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.