*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Apakah
ada ladang minyak di pulau Papua? Tentu saja ada. Sejauh ini ladang minyak yang
sudah dieksplorasi berada di pantai barat Papua (Blok Salawati). Lantas dimana
lagi di wilayah Papua? Yang jelas di (negara) Papua Nugini juga ditemukan ladang-ladang
minyak (belum dieksplorasi sepenuhnya). Lalu mengapa tidak/belum ditemukan
ladang minyak di Papua Barat Laut di wilayah Merauke sekitar? Yang jelas
tahun-tahun terakhir ini ditemukan potensi minyak di laut Arufuru (sekitar
pulau Aru).
Minyak, gas, batu bara dan gambut adalah yang berasal
dari sumber yang sama (bahan fosil). Minyak/gas dianggap proses bahan fosil
yang lebih tua. Gambut sendiri adalah bahan sampah (massa padat( seperti asal
tumbuhan. Kawasan gambut di pulau Pupua juga terbilang luas dan tersebar
(seperti di Sumtra dan Kalimantan). Satu yang penting dari lahan gambut di
Papua terbilang (masih) alami (tidak rusak) dan jarang terbakar (yang kerap
terbakar terdapat di Kalimantan Tengah; Riau; Sumatera Selatan; Kalimantan
Barat dan Kalimantan Selatan. Berdasarkan keterangan yang ada di wilayah Papua gambut tersebar
di 30 lebih kabupaten, seperti kabupaten Mappi (479 ribu Ha), kabupaten Membramo
Raya (384.ribu Ha), Asmat (378 ribu Ha), Mimika (268 ribu Ha), Sarmi (203 ribu
Ha), Boven Digoel (179 ribu Ha), dan Tolikara (168 ribu Ha). Sedangkan lahan gambut
di Papua Barat berada di Teluk Bintuni (445 ribu Ha), Sorong Selatan (287. Ribu
Ha), Sorong (126 ribn Ha), dan Kaimana (107 ribu).
Lantas
bagaimana sejarah ladang minyak/gas pantai barat Papua di Blok Salawati? Seperti
disebut di atas, potensi minyak di pulau Papua baru terbilang tahap awal eksploitas
dan masih diperlukan kegiatan eksplorasi yang lebih luas. Sejauh ini potensi
minyak hanya ditemukan di wilayah Salawati dan laut Arufuru. Bagaimana dengan
potensi di bagian lain pulau Papua? Lantas bagaimana dengan potensi gambut dan
lahan batubara? Apakah gambaran peta gambut dapat menjelaskan sebaran potensi
minyak/gas dan batubara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.