*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Siapa
Nazir Pamoentjak sudah banyak ditulis oleh pata penulis. Lalu apakah narasi sejarah
Nazir Pamoentjak sudah lengkap dan selesai? Itu hal lain lagi. Secara teoritis,
narasi sejarah tidak pernah berhenti. Mengapa? Data sejarah, semakin jauh ke
belakang semakin sulit ditemukan. Penemuan data adalah syarat perlu dalam menulis
sejarah. Hal itu karena sejarah adalah narasi fakta dan data. Sejauh data baru
ditemukan, sejauh itu pula narasi sejarah yang ditulis sebelumnya dianggap
tidak lengkap.
Mr. Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak lahir 10 April 1896. Lulus HBS Batavia berangkat ker Belanda untuk studi hukum di Leiden. Ia pernah menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia. Pada Januari 1918, Nazir Datuk Pamuncak datang ke Padang utusan Jong Sumatranen Bond (JSB) untuk mendirikan cabang di Padang dan Bukittinggi. Di Padang, usahanya berhasil. tetapi tidak di Bukittinggi. Nazir berpidato di Padang bahwa pemuda-pemuda Jawa sudah lebih dahulu maju daripada di Sumatra dengan satu organisasi Jong Java, yang didirikan 7 Maret 1915 oleh R Satiman. JSB sendiri baru berdiri pada 9 Desember 1917 untuk menyatukan semua pelajar dari Sumatra. “Pemuda-pemuda Sumatra harus mengikuti jejak pemuda-pemuda Jawa. Kita tak boleh ketinggalan. Pemuda-pemuda Sumatra mempunyai tugas yang berat. Kita harus memajukan masyarakat Sumatra. Di tangan pemudalah, terletak nasib bangsa dan tanah air”. Pada tahun 1927, ia bersama Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo dan Abdulmajid Djojohadiningrat dipenjara oleh Kerajaan Belanda karena dituduh mengikuti partai terlarang. Ali Sastroamijoyo dan Nazir Pamuntjak dipenjara dua tahun. Mereka semua dipenjara di Rotterdam. Pembebasan mereka disambut baik oleh Mr. Duys (anggota parlemen Belanda) dan Willem Drees. (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Nazir Pamoentjak, Jong Sumatranen Bond studi Hukum di Belanda?
Seperti disebut di atas sejarah Nazir Pamoentjak sudah ditulis, tetapi masih perlu
ditulis kembali dengan narasi yang berbeda. Dalam hal ini kita berbicara
tentang studieclub di Batavia, Bandoeng dan Soerabaja. Lalu bagaimana sejarah Nazir
Pamoentjak, Jong Sumatranen Bond studi Hukum di Belanda? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Nazir Pamoentjak, Jong Sumatranen Bond Studi Hukum di Belanda; Studieclub di Batavia, Bandoeng dan Soerabaja
Tunggu deskripsi lengkapnya
Studieclub di Batavia, Bandoeng dan Soerabaja: Mahasiswa Indonesia Studi di Belanda
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar