*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Wilayah
Papua bagian barat (kini provinsi Papua dan provinsi Papua Barat) adalah wilayah Indonesia Timur (Groot Oost)
yang dipisahkan pada saat pembentukan negara federal Negara Indonesia Timur
(NIT). Pertanyaannya: mengapa dipisahkan? Padahal para pemimpin Papua sangat
antusias baik dalam persiapan maupun pada saat Konferensi Malino. Siapa yang
memisahkan? Jawabnya adalah Kerajaan Belanda melalui Letnan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda (NICA) HJ van Mook. Padahal para pemimpin Indonesia ingin
bersama-sama dengan para pemimpin Papua.
Indonesia Timur, atau disebut juga Kawasan Timur
Indonesia (KTI), adalah sebuah kawasan di bagian timur Indonesia yang meliputi
Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara (termasuk Bali), Kepulauan Maluku, dan Papua.
Pada masa Hindia Belanda, kawasan ini pernah tergabung dalam satu provinsi
(gouvernement) bernama Timur Raya (Groote Oost) dengan ibu kota Makassar.
Selanjutnya pada masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), kawasan
Indonesia Timur (kecuali Papua) juga menjadi negara bagian bernama Negara
Indonesia Timur (1946–1950), yang dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi
Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar dari tanggal 7-24
Desember 1946. Pada masa sekarang, Indonesia Timur terdiri dari 13 provinsi,
yakni: Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah pemisahan wilayah Papua pada masa pembentukan negara federal
Negara Indonesia Timur? Sampai sejauh ini tidak ada yang pernah menulisnya.
Sebab orang lebih tertarik pada upaya Republik Indonesia (NKRI) untuk merebut
wilayah Papua dari tangan Kerajaan Belanda. Dalam hal inilah satu mata rantai
yang hilang menjadi putus dalam pemahaman sejarah masa kini. Lalu bagaimana
sejarah pemisahan wilayah Papua pada masa pembentukan negara federal Negara
Indonesia Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.