*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pada artikel sebelum ini
dideskripsikan narasi sejarah Tjan Tjoe Som. Pada artikel ini akan
dideskripsikan narasi sejah Tjan Tjoe Siem. Keduanya adalah bersaudara dari
Solo yang sama-sama melanjutkan studi ke Leiden dan sama-sama pernah menjadi
guru besar di Universitas Indonesia, Disebutkan Tjan Tjoe Som adalah seorang
Sinolog, sedangkan Tjan Tjoe Siem adalah seorang Islamolog dan Javanolog.
Prof. Dr. Tjan Tjoe Siem (03 April
1909 – 30 Desember 1978) adalah seorang pakar Sastra Jawa dan seorang guru
besar Universitas Indonesia kelahiran Surakarta. Ia promosi di Universitas
Leiden, negeri Belanda pada tahun 1938. Judul disertasinya adalah "Hoe
Koeroepati zich zijn vrouw verwerft". Disertasinya mengenai sebuah lakon
wayang pernikahan Suyodana yang diambil dari wiracarita Mahabharata. Nama lain
Suyodana adalah Kurupati (Koeroepati) yang artinya adalah "raja para
Korawa". Sekembalinya di Jawa, ia menjadi asisten Prof. Dr. Poerbatjaraka.
Menurut Rosihan Anwar di bukunya, ia pernah mengajar di sekolah AMS (baik A dan
B) di Yogyakarta. (Wikipedia). Dalam blog Agni Malagina artikel berjudul Tjan
Tjoe Siem: Islamolog dan Javanolog dari Universitas Indonesia disebutkan Siem
muda berangkat ke Universitas Leiden pada tahun 1930 setelah menyelesaikan
pendidikan menengahnya. Pada tahun 1940-an, Universitas Leiden hanya tercatat
dua nama etnis Cina dari Indonesia, Tjan Tjoe Siem (1930) dan Tjan Tjoe Som
(1936), Siem dikenal sebagai javanolog dan islamolog, sedangkan Som sang kakak
dikenal sebagai seorang sinologi sekaligus ahli hokum Islam yang sama-sama
mengabdi di Universiteit Indonesie sekembalinya dari belajar di Leiden (https://staff.blog.ui.ac.id)
Lantas
bagaimana sejarah Tjan Tjoe Siem? Seperti disebut di atas, Tjan Tjoe Siem
adalah adik dari Tjan Tjoe Som. Mereka berdua memiliki perhatian yang berbeda. Lalu
bagaimana sejarah Tjan Tjoe Siem? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.