*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sangat disayangkan jika ada
kecenderungan bahasa Melayu di (negara) Malaysia pada masa ini dianggap menjadi
tidak populer seperti dulu lagi. Bukankah bahasa Melayu adalah bahasa resmi
negara. Boleh jadi ada dua sebab mengapa demikian. Pertama bahwa hanya bangsa
Melayu yang cenderung berbahasa Melayu, sementara bangsa Cina dan bangsa India
cenderung menggunakan bahasanya sendiri. Kedua ada kecenderungan warga Malaysia
(Melayu, Cina dan India) menggunakan bahasa Inggris. Bagaimana generasi
berikutnya?
Konsep berbangsa di Malaysia
agak berbeda dengan di Indonesia. Di negara Malaysia ada tiga bangsa yang cukup
signifikan yakni bangsa Melayu, bangsa Cina dan bangsa India. Dari sejarahnya
di masa lampau, para migran asal Angkola Mandailing, Bugis Jawa, Minangkabau dan
lainnya disebut bangsa Melayu. Sementara di Indonesia hanya ada satu bangsa
yakni bangsa Indonesia. Angkola Mandailing, Bugis, Jawa, Minangkabau, Melayu dan
lainnya serta Cina, India dan Arab diposisikan sebagai suku bangsa (etnik).
Etnik Angkola Mandailing, Bugis Jawa, Minangkabau danlainnya di Malaysia
melebur menjadi satu Melayu. Ini berbeda dengan di Indonesia Angkola Mandailing,
Bugis Jawa, Minangkabau serta Melayu tetap mengikuti afliasi (suku) bangsanya
sendiri-sendiri. Bahasa etnik di Malaysia lambat laut hilang digantikan bahasa
Melayu, sementara di Indonesia bahasa etnik secaram umum akan tetap eksis. Jika
orang Melayu Malayasia ingin mendengar dialek (bahasa) leluhurnya masih akan
menemukan di Indonesia. Lalu bagaimana jadinya jika bahasa Melayu sendiri
menjadi tidak populer pada suatu masa nanti di Malaysia? Semoga itu tidak
terjadi. Dalam hal ini haruslah dianggap bahasa Melayu di Malaysia dalam
situasi SOS.
Lantas
bagaimana sejarah SOS bahasa
Melayu di Malaysia? Seperti disebut di atas, bahasa Melayu adalah bahasa resmi di negara
Malaysia, tetapi disebutkan ada kecenderungan bahasa Melayu tidak populer di
Malayasia. Satu yang pasti bangasa Cina dan bangsa India terkesan enggan
berbahasa Melayu dan lebih memilih bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesama
warga beda bangsa. Lalu bagaimana sejarah SOS bahasa Melayu di Malaysia?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.