*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Jauh sebelum terbentuk pertanian di wilayah
Jambi, navigasi perdagangan sungai hanya terbatas pada produk-produk hasil hutan
(termasuk gading dan kulit). Produk kuno antara lain damar, kamper, kayu dan
rotan. Wilayah daerah aliran sungai Batanghari kurang kondisuf untuk pertanian
tanaman pangan karena kerap mengalami banjir (produk sagu mulai ditinggalkan).
Penduduk di wilayah utama daerah aliran sungai Batanghari sangat tergantung
beras dari impor, seperti dari Padang Lawas. Tapanoeli dan Jawa. Beras pada
zaman kuno termasuk salah satu komoditi perdagangan domestic.
Pada tahun 1906 cabang Pemerintah Hindia Belanda di wilayah Jambi dimulai. Hingga saat itu ketersediaan beras sangat rentan di wilayah Jambi. Pertanian sawah yang ada hanya bersifat subsisten (adakalanya untuk kebutuhan sekampung tidak mencukupi). Dua sentra beras yang terbilang masuk wilayah (kesultanan Jambi) hanya ditemukan di Kerinci dan di Merangin. Dua wilayah hulu sungai Batanghari ini surplus beras yang dapat diekspor ke wilayah hilir termasuk kota Jambi. Namun itu tidak mencukupi untuk wilayah Jambi sangat luas. Sejak zaman kuno, pertanian sawah/padi sudah dikenal. Sentra utama berada di Jawa. Namun ada perbedaan di Sumatra antara di wilayah pantai barat dan pantai timur Sumatra. Pantai barat yang berpusat di pegunungan Bukit Barisan surplus beras, sementara pantai timur selalu kekurangan persediaan beras. Pertanian sawah/padi di wilayah Merangin dan Kerinci pada dasarnya bagian dari system perdagangan beras di pantai barat Sumatra.
Lantas bagaimana sejarah pertanian di Jambi? Seperti yang disebut di atas, sejarahnya dimulai sejak zaman kuno, dimana produk zaman kuno tempo doeloe bertumbu pada hasil hutan dan pertanian sawah/padi yang terbatas. Pergeseran poduk alam menjadi produk perdagangan mulai dikembangkan perkebunan-perkebunan lada (termasuk gambir dan pinang), perkebunan kopi rakyat hingga munculnya produk industri pertanian seperti karet yang dimulai di hilir sungai Batanghari (kini era kelapa sawit). Lalu bagaimana sejarah pertanian di Jambi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.