Selasa, 26 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [7]: STOVIA Voetbal Club Kembali Ikut Kompetisi (1911); Kejuaraan Antar Perserikatan di Jawa Dimulai (1914)

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disin


Beberapa waktu yang lalu sempat malas melanjutkan tulisan artikel sepakbola Indonesia, karena kisruh sepakbola Indonesia hingga dibekukan FIFA. Sejak itu saya tidak pernah menyalakn tv untuk menonton liga manapun bahkan turnamen apa yang digelar selama setahun ini saya tidak tahu. Tapi, dengar-dengar kompetisi PSSI akan digelar lagi. Karena itu, ada harapan, dan semangat menulis muncul kembali. Serial sejarah sepakbola Jakarta dan sejarah Persija Jakarta ditulis untuk menyambut pagelaran liga yang baru (mungkin bulan April 2016 ini). Selain itu, sejarah sepakbola kita banyak yang belum terungkap atau sengaja tidak diungkapkan. Sejarah sepakbola Indonesia banyak juga yang palsu, di satu sisi mengangkat satu hal dan di sisi lain mengerdilkan hal lain. Kini, semua bahan-bahan data dan informasi yang menjadi muatan sejarah sepakbola kita sudah bisa diakses: cepat, lengkap dan akurat. Internet telah membuka mata kita untuk menulis apa yang sesungguhnya terjadi di masa lampau. Untuk lebih memahaminya: saya akan terus tulis, dan silahkan ikuti terus. Catatan: Saya bukanlah sejarawan, tetapi seorang mantan suporter sepakbola yang ingin memahami ekonomi, industri dan bisnis sepakbola Indonesia. Untuk memahami itu saya memerlukan pengetahuan sejarahnya.

STOVIA tidak terlalu peduli dengan kompetisi, para pemain tampaknya memiliki agenda tersendiri di dalam dunia sepakbola. Setelah STOVIA VC melawat ke Medan, seakan mempunyai kawan jauh dimata dekat di hati, sedangkan klub-klub ETI di Jakarta meski dekat dimata tetapi jauh dihati.

Sementara kompetisi sepakbola di Jakarta terus berjalan tanpa kehadiran STOVIA VC. Orang-orang ETI di Jakarta tidak terlalu membutuhkan STOVIA VC lagi, sebab sudah banyak klub-klub ETI yang dibentuk. Selain kompetisi sudah teruji dalam dua divisi, belakangan ini sudah mulai menerapkan aturan promosi-degradasi. Kompetisi pada tahun 1910 tetap terselenggara seperti sebelumnya. Dalam tahun ini Mars naik ke Divisi-1. Di Divisi-2 juga terdapat klub SSS. Pada tahun ini, Bataviaschen Voetbalbond membentuk tim perserikatan dan telah melalukan uji xoba dengan klub VIOS. Tim Jakarta ini akan melakukan pertndingan ke Surabaya untuk merayakan ulang tahun Soerabajaschen Voetbal-Bond (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 03-08-1910). Di tahun ini juga dibentuk klub baru: Go Ahead.

Senin, 25 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [6]: STOVIA Voetbal Club Berkunjung ke Medan (1909); Tapanoeli Voetbal Club Sebagai Tuan Rumah

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disin


Sepakbola Jakarta sudah jauh berkembang. Jumlah klub semakin banyak. Frekuensi pertandingan semakin tinggi. Berbagai kompetisi dalam bentuk turnamen sudah terselenggara dengan baik. Perhatian publik juga semakin meningkat apalagi pemberitaan sepakbola oleh media semakin intens. Namun perkembangan yang ada semakin mengutub, perhatian media menjadi terfokus hanya pada sepakbola ETI (Eropa/Belanda). Akibatnya, informasi sepakbola pribumi kurang terungkap dan semakin tenggelam. Apalagi sejak tahun 1906 sudah muncul intrik-intrik dari para ‘gibol’ Belanda di Jakarta agar lapangan Koningsplein dibatasi hanya untuk sepakbola ETI saja (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-03-1906). Sementara itu, hanya klub STOVIA yang ‘berbau’ pribumi yang mendapat porsi pemberitaan di media. Klub-klub macam Petjenongan Voetbal Club, Gang Tiemboel VC, Kampung Manggis VC, Kwitang VC dan lainnya tidak diketahui rimbanya lagi.

Kompetisi sepakbola di Medan 1907 dan 1908
Sepakbola Jakarta meski sudah jauh berkembang, tetapi pengelolaannya masih bersifat spontan. Belum ada komisi tetap yang mengaturnya. Pengaruh klub dan keberadaan sponsor yang menjadi penentu. Forum lintas klub belum terwujud. Intrik-intrik antar klub muncul, seakan klub mana yang menjadi juara kompetisi dapat diatur. Pada akhir tahun 1906 perserikatan klub-klub di Jakarta dibentuk yang diberi nama Bataviaschen Voetbal Bond. Kemudian di Medan pada tanggal 16-07-1907 disepakati bahwa semua klub yang berkompetisi digabung menjadi satu nama: Deli Voetbal Bond (Perserikatan Sepakbola Deli). Badan-badan inilah yang mengelola sepakbola.

Jakarta adalah kota besar. Kota yang memiliki populasi ETI terbanyak di Hindia Belanda. Karenanya, ‘gibol’ terbanyak juga lebih banyak di Jakarta dan akibatnya jumlah klub ETI juga lebih banyak. Sebaliknya, di Jakarta klub pribumi terbilang sedikit yang muncul ke permukaan. Perbedaan jumah klub pribumi antara Jakarta dan Medan menjadi besar. Di Jakarta dari segi jumlah, klub-klub ETI jauh lebih banyak sehingga sepakbola Jakarta seakan tampak sebagai ruang sepakbola Eropa. Sebaliknya, di Medan, jumlah klub pribumi lebih banyak dan lebih berwarna. Namun demikian, pemain-pemain sepakbola dari ETI di Medan secara permainan masih tampak lebih berkualitas.

Docter Djawa Club melakukan pramusim ke Medan

Sabtu, 23 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [5]: Sepakbola Jakarta dan Sepakbola Bandung, Ibarat Pinang Dibelah Dua, Awal Kebangkitan Bangsa

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disin


Si Oranye VIOS (Jakarta) dan Si Biru Sidolig (Bandung)
Tidak ada komunitas sepakbola yang begitu dekat, kecuali antara sepakbola Jakarta dan sepakbola Bandung. Bertetangga saling mengunjungi. Karena kedekatan (geografis dan psikologis) keduanya saling memperkuat. Pertandingan sepakbola perdana di Bandung adalah antara klub Jakarta dan klub Bandung. Klub-klub Jakarta kerap mengunjungi klub-klub Bandung, demikian sebaliknya. Salah satu klub terkuat di Jakarta (Bataviasch Voetbal Bond) adalah VIOS, sedangkan salah satu klub terkuat di Bandung (Bandoengsch Voetbal Bond) adalah Sidolig. Klub de orange (si oranye-hitam) VIOS dan klub de blue-witten (si biru-putih) Sidolig, jika bertanding akan selalu banyak penonton. Persija Jakarta (oranye) dan Persib Bandung (biru) yang sekarang adalah suksesi klub VIOS dan Sidolig. Julukan kedua klub ini dalam perkembangannya muncul nama Macan Kemayoran dan Maung Bandung.


Saat itu, Jawa dibagi tiga provinsi: West Java, Middle Java dan Oost Java. West Java terdiri dari empat residentie: Batavia, Bantam, Preanger dan Cheribon. Residentie Batavia meliputi afdeeling Batavia, afd. Buitenzorg dan afd. Karawang. Depok, bagian dari afdeeling Buitenzorg (Bogor). Gibernur berkedudukan di Batavia.

Klub Bandung mulai pede dan mampu mengalahkan klub Jakarta 
 
Di sela-sela mengikuti turnamen, klub-klub Jakarta masih sempat bertandang ke Bandung. De Preanger-bode, 30-12-1904 melaporkan sore ini di Bandung akan dilangsung pertandingan antara BVC Jakarta dan UNI Cimahi dan besok sore pukul empat sore di Cimahi antara UNI dengan klub dari Jakarta lainnya, Oliveo. Di Bandung juga akan digelar pertandingan antara VIOS Jakarta versus Sidolig Bandung..

Jumat, 22 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [4]: Kompetisi Secara Resmi Dimulai (1904), Diikuti oleh Enam Klub

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disin


Pada tanggal 17-07-1904 dilaksanakan kegiatan pertandingan sepakbola yang meriah di Koningsplein (Lapangan Monas) yang menghadirkan empat klub di Batavia (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-07-1904). Acara ini ,merupakan tanggal dimulainya kick off kompetisi sepakbola secara resmi di Batavia (untuk mudahnya sebut saja Jakarta). Sangat banyak pengunjung (penonton). Kompetisi ini diikuti oleh enam klub, yakni: VIOS, Bataviasch Voetbal Club (BVC), Oliveo, Hercules, Vooruit dan Docter Djawa School.

Klasemen sementara, putaran pertama kompetisi (1904)
Meski ada dua kali pertandingan kualitas permainan belum seperti yang diharapkan para penonton. Hasil pertandingan antara BVC melawan Oliveo berakhir dengan 3-3 dan VIOS versus Hercules dimenangkan oleh VIOS dengan skor 4-1. Babak pertama dan pertandingan pertama yang dimulai pukul 4,30 dilangsungkan selama 35 menit berada di belakang matahari terik dengan angin kencang. Kedudukan sementara VIOS berada di peringkat pertama dengan poin 2 (kini poin dinilai 3). Diperinkat dua dan tiga: BVC dan Oliveo (BVC lebih dahulu menciptakan gol). Klub Vooruit dan Docter Djawa School belum memainkan pertandingan.

Kamis, 21 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [3]: Klub VIOS Terkuat, Klub Jakarta Bertandang ke Bandung Menandai Pertandingan Sepakbola Perdana di Jawa Barat

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disin


Pertandingan sepakbola perdana di Bandung (1904)
Kompetisi sepakbola perdana di Jakarta tahun 1901 ternyata hanya satu putaran dan tidak ada kabar bahwa pada tahun berikutnya dilaksanakan. Hal ini boleh jadi badan yang mengaturnya belum ada. Kompetisi yang pertama, tidak diatur oleh suatu badan, melainkan satu klub mengndang beberapa klub untuk melakukan kompetisi (hanya bersifat turnamen). Namun demikian, meski kompetisi belum sampai ke bentuk liga, kompetisi perdana tersebut sudah dapat dianggap suatu prestasi saat itu (di suatu komunitas sepakbola yang baru tumbuh).

Pertandingan sepakbola di Jakarta kembali ke bentuk pertandingan anjangsana (antar dua klub, yang satu tuan rumah yang lainnya sebagai tamu). Dua klub baru, Bataviasch Voetbal Club dan Vereeniging Vios melakukan pertandingan membuka tahun 1904.

Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 06-02-1904: ‘Dengan cuaca yang menguntungkan, besok sore pukul lima di Koningsplein di Gang Holle, akan dimainkan sebuah pertandingan sepakbola antara Bataviasch Voetbal Club (BVC) dan Vereeniging VIOS dari Meester Cornelis (kini Jatinegara). Saat ini klub ini merupakan klub terkuat, dan pertandingan akan menjadi menarik. Berikut adalah nama-nama pemain BVC: Stormann (kiper), Hordijk dan Theunisse (belakang), Voute, van Bordes dan Lintzius (gelandang),  NM Schallenberg, AndrĂ©e, Wiltens, Versteegh dan Scalogne (depan). VIOS: Wlllems (kiper), Martens  dan v/d Capeile (belakang), Herz, v/d  Graff dan Maarseveen (tengah), de Korte, Verhoog, V Wiliems,  F Wlllems dan Kortenbacb (depan)

Satu berita yang cukup menarik pada bulan Maret 1904 dilaporkan surat kabar di Bandung, De Preanger-bode (31-03-1904) bahwa hari Minggu tanggal 2, pukul lima sore akan ada pertandingan sepakbola yang akan dilakukan anak-anak Bandoengsche melawan Bataviasch Voetbal Club (BVC)  di aloon-aloon (Bandung) atau Pietersplein (Pieters Park). Pertandingan ini akan dimeriahkan oleh musik Bandoengsche Muziekcorps. Pertandingan ini ternyata adalah pertandingan sepakbola perdana yang dilaksanakan di West Java.

Rabu, 20 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [2]: Media Mulai Mempopulerkan Sepakbola, Kompetisi Sepakbola Perdana Indonesia Diadakan di Jakarta

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disini


Liga Inggris (Algemeen Handelsblad, 28-12-1899)
Setelah Medan dan Jakarta, pertandingan sepakbola juga mulai diselenggarakan di Surabaya dan Semarang. Pertandingan sepakbola di berbagai tempat itu (kebetulan kota pantai) biasanya dilakukan sore hari jelang magrib (agar lebih adem buat orang Eropa/Belanda). Durasi pertandingan biasanya 2x35 menit, wasit dari tuan rumah dan masing-masing tim membawa penjaga garis sendiri. Pertandingan selalu menarik, baik buat orang Eropa/Belanda maupun pribumi dan Tionghoa. Strategi yang digunakan umumnya dengan formasi 1-2-3-5. Dari tontonan inilah orang-orang pribumi dan Tionghoa mengadopsi sepakbola sebagai permaianan yang menarik.

Pada tahun 1899, sebagaimana dilaporkan Soerabaijasch handelsblad, 20-05-1899 bahwa pada hari Senin, 22 Mei di lapangan Mesjid Surabaya akan diadakan pertandingan sepakbola antara anak-anak Surabaya (Soerabajasche jongelingen) dengan tamunya dari Semarang (Semarangsche Voetbal-club). Pertandingan terbuka untuk publik (sebagaimana telah diiklankan). Para pemain Surabaya adalah Kolling atau Merghard (penjaga gawang), Avis dan Pas (belakang), Vader, Guldenaar dan van Wieringen (gelandang), De Hoog, Douwes Dekker, Harper, Hughan dan Guldenaar (depan). Mereka itu adalah mantan pemain (di Belanda) dan dalam hal Gambar akan menjadi pemain cadangan. Masih di Surabaya, pada bulan Agustus 1899 juga terjadi pertandingan sepakbola, yakni antara Soerabsjasche (Voorwarts) dengan ECA Sportclub (ECA). Pertandingan ini dilaksanakan 20 Agustus, sore hari pukul enam. Tidak bisa diputuskan siapa yang pemenang (mungkin sudah gelap dan hasil masih imbang) dan akan dilakukan tanding ulang dalam minggu ini (Soerabaijasch handelsblad, 21-08-1899).

Sebelum berakhir abad ke-19, paling tidak sudah empat kota yang memiliki klub sepakbola, yakni: Medan, Jakarta, Semarang dan Surabaya, Sejauh ini pertandingan sepakbola di Bandung belum terdeteksi. Lagi pula pertandingan sepakbola sendiri belum popular dan masih pada fase pengenalan. Olahraga yang sudah popular saat itu hanya senam dan balap sepeda. Boleh jadi pada saat itu jumlah sepedea sudah sangat banyak, tidak hanya untuk kendaraan tetapi juga menjadi alat olahraga (baik laki-laki maupun perempuan). Sepakbola semakin popular karena media (utamanya surat kabar) juga telah mulai mempublikasikan berita-berita sepakbola di Eropa terutama liga Belanda dan liga Inggris.