Kamis, 17 September 2020

Sejarah Manado (33): Buol dan Toli Toli, Kerajaan Berbeda dari Satu Asal; Wilayah Pernah Disatukan, Kini Beda Kabupaten

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini  

Mana yang lebih dulu ada, ayam atau telur? Tergantung dari sudut pandang mana. Mana yang lebih tua. Buol atau Toli Toli? Juga tergantung dari sudut pandang yang mana. Yang jelas pada masa kini Toli Toli seakan lebih tua dari Buol, karena kabupaten Toli-Toli dimekarkan dengan membentuk kabupaten Buol. Namun, jika dilihat dari sudut pandang sejarah tempo doeloe, kerajaan Buol lebih tua dari kerajaan Toli-Toli. Meski demikian, dua radja kerajaan ini berasal dari leluhur yang sama.

Kabupaten Buol Toli Toli dibentuk pada tahun 1969 (berdasarkan UU. No. 59 Tahun 1960). Dalam perkembangannya kabupaten Buol Toli Toli dimekarkan dengan membentuk kabupaten Buol (berdasarkan Undang-undang RI Nomor 51 tahun 1999). Kabupaten Toli Toli sebagai kabupaten induk dan kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran. Nama Buol Toli Toli dipisahkan. Ibukota kabupaten Toli Toli berada di kota Toli Toli dan kabupaten Buol beribukota di kota Buol.

Bagaimana sejarah Buol dan sejarh Toli Toli? Bukan sejarah pemekaran itu yang menarik, tetapi sejarah penyatuan tersebut. Bagaimana penyatuan wilayah dua kerajaan ini tentu terjadi pada masa lampau. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Bagaimana permulaan ini berlangsung? Untuk menambah pengetahuan tentang permulaan sejarah Gorontalo dan untuk meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 16 September 2020

Sejarah Manado (32): Penulisan Sejarah Awal Sulawesi Tengah; Francois Valentjn (1724-1726) hingga Pieter Bleeker (1856)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini 

Dalam penulisan sejarah suatu wilayah, peran para sarjana pada era Hindia Belanda sangat membantu. Tulisan-tulisan mereka yang telah dipublikasikan telah memperkaya pemahaman kita pada masa ini tentang suatu wilayah di masa lampau. Tanpa mereka kita akan buta sejarah. Sejarah wilayah di teluk Tomini (yang menjadi cikal bakal wilayah Provinsi Sulawesi Tengah) peran Pieter Bleeker cukup berarti. Pieter Bleeker adalah seorang dokter yang menjadi ahli perikanan.

Dalam penulisan sejarah Ambon dan sejarah Makassar peran Francois Valentjn sangat begitu penting. Francois Valentjn memang bukan sarjana, tetapi memiliki kemampuan menulis yang sangat baik di jamannya. Francois Valentjn mulai menulis dan menerbitkan serial sejarah dengan judul Oud en nieuw Oost-Indiën (1724-1726). Setahun setelah bukunya terbit, Francois Valentjn meninggal dunia pada tahun 1727. Keutamaan Francois Valentjn dalam penulisan sejarah Ambon dan Makassar karena dia cukup lama berada di dua kota utama ini. Sumber bukunya termasuk wawancaranya dengan Aroe Palaka. Dalam hal ini Francois Valentjn juga membicarakan wilayah teluk Tomini dalam bukunya.

Peran Pieter Bleeker dalam mendokumentasi sejarah awal wilayah Sulawesi Tengah sudah barang tentu menjadi mengingat narasi sejarah wilayah Sulawesi Tengah pada dewasa ini belum terinformasikan. Padahal Pieter Bleeker termasuk salatu penulis sejarah awal wilayah Sulawesi Tengah. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Disinilah pentingnya nama Pieter Bleeker. Untuk menambah pengetahuan dan untuk meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 15 September 2020

Sejarah Manado (31): Sejarah Pulau Togian; Burung Endemik 'Zosterops somadikartai' dan Nama Prof Dr Soekarja Somadikarta

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini

Nama pulau Togian menjadi lebih terkenal setelah penemuan burung endemik di pulau tersebut. Nama burung endemik asli pulau Togian tersebut diberi nama Zosterops somadikartai untuk menghormati nama Bapak Ornitologi Indonesia, Prof Dr Soekarja Somadikarta. Burung endemik adalah burung yang hanya ditemukan di tempat tertentu. Burung Zosterops somadikartai hanya ditemukan di Togian.

Banyak jenis fauna di Indonesia yang bersifat endemik. Di pulau Togian (kini bagian dari wilayah kabupaten Tojo Una-Una, provinsi Sulawesi Tengah), paling tidak terdapat dua jenis burung endemik. Nama ilmiah kedua burung ini menggunakan nama orang Indonesia. Punggok togian (Ninox burhani) adalah spesies pungguk (sejenis burung hantu) dari suku Strigidae. Burung ini menyebar terbatas (endemik) di kepulauan Togian, Dalam bahasa Inggris, burung ini dikenal sebagai Togian boobook atau Togian hawk-owl. Nama burhani merujuk pada nama seorang penduduk Desa Benteng di pulau Togian, Burhan, seorang pelestari burung setempat. Sementara itu Zosterops somadikartai adalah sejenis burung dari suku Zosteropidae yang bersifat endemik. Dalam bahasa Indonesia nama burung ini disebut burung Kacamata Togian.

Bagaimana sejarah pulau Togian? Nah, itu dia. Selama ini nama (pulau) Togian hanya dikenal sebagai nama pulau di Sulawesi Tengah tempat dimana terdapat burung endemik, yang salah satu nama laitinnya merujuk pada nama Bapak Ornitologi Indonesia, Prof Dr Soekarja Somadikarta. Namun sejarah adalah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan tentang permulaan sejarah pulau Togian dan untuk meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.