Selasa, 21 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (666): Kongres Bahasa Indonesia 1938, 1954; Simposium Bahasa Melayu Dewan BahasaPustaka 2022

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel sebelumnya sudah disinggung tentang Kongres Bahasa Indonesia di Solo 1938. Dalam artikel ini Kongres Bahasa Indonesia diperkaya dengan data dari Kongres Bahasa Indonesia di Medan 1954. Apa yang terjadi belum lama ini di Malaysia, Simposium Bahasa Melayu yang diselenggarakan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia, secara teknis kurang lebih sama dengan isu yang muncul di Indonesi pada era Belanda dalam Kongres Bahasa Indonesia tahun 1938. Oleh karena Kongres Bahasa Indonesia 1954 adalah kelanjutan Kongres Bahasa Indonesia 1838, lalu apa prediksi yang akan terjadi pada Simpsium Bahasa Melayu berikutnya di Malaysia.

Malaysia Usulkan Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua di ASEAN (kompas.com; 24 Mar 2022); Nadiem Makarim Tolak Usulan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Resmi ASEAN (Detik.com; 4 Apr 2022); Nadiem Tolak Usulan Bahasa Melayu Jadi Bahasa Resmi ASEAN (mediaindonesia.com; 5 April 2022). Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, Mana yang Lebih Cocok Jadi Bahasa Resmi ASEAN? (Republika.co,id; 11 Apr 2022). DBP anjur simposium antarabangsa mengenai Bahasa Melayu bulan depan (bernama.com; 21 April 2022). Ketua PKBM UMSU Pembicara Utama Simposium Bahasa Melayu ASEAN (umsu.ac.id; 22 Mei 2022). Guru Besar FISIP UMM Optimis Bahasa Melayu Indonesia bisa Menjadi Bahasa Internasional (fisip.umm.ac.id; 22 Mei 2022). Masih Gerilya, PM Malaysia Luruskan Bahasa Melayu Bukan Bahasa Malaysia (liputan6.com; 23 Mei 2022). Dekan FISIP UMM Jadi Pembicara di Seminar Internasional Bahasa Melayu di Malaysia (celebes.inews.ad; 25 Mei 2022).

Lantas bagaimana sejarah Kongres Bahasa Indonesia 1938 dan 1954? Seperti disebut di atas, Simposium Bahasa Melayu yang diselenggarakan Dewan Bahasa Pustaka Malaysia pada tahun 2022 secara teknis kurang lebih sama isunya dengan Kongres Bahasa Indonesia tahun 1938.. Lalu bagaimana sejarah Simposium Bahasa Melayu Dewan Bahasa Pustaka 2022? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (665): Riau dan Malaya 1928; Riau Melayu ala Mahathir Mohamad Ilusi, Tapi Harus Dianggap Serius

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam kehidupan masa modern sekarang, mengapa selalu ada orang berpikir dengan cara kekanak-kanakan. Banyak yang tidak masuk akal cara berpikir tradisi dipaksakan dalam konteks modern. Itu lain hal. Dalam hal ini mengapa Tiongkok mengklaim Nine Dash Line yang menyenggol wilayah Indonesia. Hari ini ada berita heboh, tentang klaim Riau Melayu ala Mahathir Mohamad (mantan Perdana Menteri Malaysia, yang belum lama ini datang ke Indonesia).

Mahathir: Malaysia Harus Klaim Kepulauan Riau dan Singapura (Kompas.com; 21 Juni 2022). Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan Singapura pernah dimiliki oleh Johor dan negara bagian Johor harus mengeklaim bahwa Singapura harus dikembalikan ke Malaysia. "Namun, tidak ada tuntutan apa pun dari Singapura. Sebaliknya, kami menunjukkan apresiasi kami kepada kepemimpinan negara baru bernama Singapura ini," tambahnya saat berpidato, Minggu (19/6/2022). Tak hanya itu, dilansir dari Strait Times, Mahathir juga mengatakan bahwa Malaysia menganggap kemenangkan mereka atas sengketa pulau Sipadan dan Ligitan di lepas Kalimantan melawan Indonesia di Mahkamah Internasional (ICJ) adalah sesuatu yang berharga. Tapi, Mahathir tak berhenti di situ. “Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh dikembalikan kepada kita. Kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” tambahnya yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin. Mahathir mengatakan bahwa apa yang dikenal sebagai Tanah Melayu dulu sangat luas, membentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan sampai ke Kepulauan Riau, dan Singapura, tetapi sekarang terbatas di Semenanjung Malaya. "Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain di masa depan," katanya. Ia juga mengatakan Malaysia saat ini bukan milik bumiputera, karena banyak orang Melayu yang tetap miskin dan cenderung menjual tanahnya. Mendesak pendengarnya untuk belajar dari masa lalu, dia berkata: "Jika kami menemukan hal yang salah, kami harus memperbaiki kesalahan ini sehingga tanah kami tetap tanah Melayu."

Riau Melayu ala Mahathir Mohamad sebagai suatu ilusi dan harus dianggap serius adalah satu hal lain. Dalam hal ini, lantas bagaimana sejarah Semenanjung Malaya dan Riau pada tahun 1928? Seperti disebut di atas, mantan Perdana Menteri Malysia Mahathir klaim Riau Melayu belum lama ini. Lalu bagaimana sejarah sejarah Semenanjung Malaya dan Riau pada tahun 1928? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..