Sabtu, 14 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (590): Pahlawan Indonesia–Orang Semang Diantara Melayu di Semenanjung; Sakai dan Kubu di Sumatra

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Orang asli Orang Semang di Semenanjung terkait dengan orang Melayu Malay Peninsula. Ketika orang Melayu semasih berada di wilayah pantai, Orang Semang seluruhnya berada di pedalaman/di pegunungan.  Di Sumatra ada orang asli yang disebut Orang Sakai, Orang Kubu (dan juga ada yang disebut Orang Pendek) tetapi hidupnya berada di wilayab dataran rendah di belakang garis pantai. Penduduk asli yang berada di perairan disebut Orang Laut. Penduduk pedalaman Sumatra dari ujung selatan hingga ujung utara Sumatra antara lain Orang Lampung, Orang Komering, Orang Kerinci dan Orang Minangkabau (pra Melayu), Orang Batak, Orang Gayo/Alas. Orang Melayu di Semenanjung juga kini di pedalaman tetapi orang Melayu di Sumatra tetap berada di wilayah pantai.

The Semang are an ethnic-minority group of the Malay Peninsula. They live in mountainous and isolated forest regions of Perak, Pahang, Kelantan and Kedah of Malaysia and the southern provinces of Thailand. They have been recorded since before the 3rd century. They are ethnologically described as nomadic hunter-gatherers. The Semang are grouped together with other Orang Asli groups, a diverse grouping of several distinct hunter-gatherer populations. Historically they preferred to trade with the local populations, but at other times they were subjected to exploitation, raids and slavery by Malays or forced to pay tribute. For more than one thousand years, some of the Semang from the southern forests were enslaved and exploited until modern times, whilst others remain in isolation. In Malaysia, the term Semang (Orang Semang in Malay) is used to refer to the hunter-gatherers, that are referred to more generically as Negrito, Spanish for 'little negro'. In the past, eastern groups of Semang have been called Pangan. Semang are referred to as Sakai in Thailand, although this term is considered to be derogatory in Malaysia. In Malaysia, the Semang are one of three groups that are considered to be Orang Asli, the hunter-gatherer people of the Peninsula. The other two groups are the Senoi and the Proto-Malay (Aboriginal Malay). The Semang have six sub-groups: Kensiu, Kintaq, Lano, Jahai, Mendriq and Batek. The Malaysian federal government has designated the Department of Orang Asli Development (Jabalan Kemajuan Orang Asli, JAKOA) as the agency responsible for integrating the Orang Asli into the wider Malaysian society. The three category division of the indigenous population was inherited by the Malaysian government from the British administration of the colonial era. It is based on racial concepts, according to which the Negrito were seen as the most primitive race leading the vagrant way of life of hunter-gatherers. The Senoi were considered more developed, and the Proto-Malay were placed at almost the same level with the Malaysian Malay Muslims.(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Orang Semang diantara Orang Melayu di Semenanjung Malaya? Seperti disebut di atas, orang asli ada di berbagai tempat termasuk di Semenanjung dan di Sumatra. Bagaimana hubungan orang Melayu dengan orang asli di Semenanjung dan orang Melayu dengan orang asli di Sumatra? Lalu bagaimana sejarah Orang Semang sendiri diantara Orang Melayu di Semenanjung Malaya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (589): Pahlawan Indonesia–Hang Tuah di Malaka; Gelar Raja di Kerajaan Aroe di Pantai Timur Sumatra

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa sebenarnya Hang Tuah? Ada yang mengklaim tokoh sejarah Malaysia dari era Kerajaan Malaka. Ada juga yang mengklaim tokoh sejarah Indonesia masa lampau. Okelah sampai disitu masalah. Yang jelas era Hang Tuah negara Indonesia dan negara Malaysia belum terbentuk. Wilayah dimana tokoh Hang Tuah beada di wilayah yang disebut Nusantara. Namun yang menjadi pertanyaan dimana asal usulnya berada?

Nama Hang Tuah telah ditabalkan menjadi nama jalan di Djakarta pada tahun 1950. Nama-nama selain Hang Tuah sebagai nama jalan di Jakarta Selatan adalah Hang Lekir dan Hang Jebat. Nama Hang Tuah sebagai nama julan juga ditemukan antara lain di Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang dan Bali. Nama Hang Tuah juga telah digunakan untuk nama Universitas Hang Tuah di Surabaya dan nama Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran Hang Tuah di Kediri. Tentu saja tidak hanya itu, Nama Hang Tuah juga ditabalkan namanya menjadi nama kapal perang Indonesia, KRI Hang Tuah. Nama Hang Tuah juga dijadikan nama sekolah di Medan Belawan. Lalu mengapa tidak ada nama Hang Tuah di Tapanuli Bagian Selatan?  

Lantas bagaimana sejarah Hang Tuah? Seperti disebut di atas, Hang Tuah adalah nama tokoh besar di masa lampau. Namun bagaimana sejarah Hang Tuah yang sebenarnya masih suatu perdebatan. Semua pihak mengklaim. Lalu bagaimana sejarah Hang Tuah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..