Jumat, 10 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (644): Suksesi Bahasa Nusantara;Bahasa Indonesia Suksesi Bahasa Melayu, Suksesi Bahasa Sanskerta

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu bermula di pantai timur Sumatra, merujukan pada bahasa Sanskerta yang menjadi lingua franca saat itu. Bahasa Melayu berkembang di wilayah yang melting pot dan berdampingan dengan bahasa asli seperti Batak dan Jawa. Meski demikian, banyak penduduk asli yang mampu berbicara bahasa Melayu (dwibahasa) karena kebutuhan komunikasi dalam perdagangan (tetapi tidak sebaliknya). Bahasa Melayu terus berkembang di wilayah Melayu dan di kota-kota pelabuhan (melting pot) di Sumatra, Semenanjung Malaya, Jawa, Bornoe, Sulawesi dan Maluku. Dari bahasa Melayu ini kemudian berkembang bahasa Indonesia, bahasa pemersatu diantara penduduk asli berbahasa berbeda (termasuk penduduk asli yang telah berbahasa Melayu).

Bahasa Sanskerta adalah bahasa kuno Asia Selatan yang merupakan cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini berkembang di Asia Selatan setelah moyangnya mengalami difusi trans-budaya di wilayah barat laut Asia Selatan pada Zaman Perunggu. Bahasa Sanskerta adalah bahasa suci umat Hindu, Buddha, dan Jain. Bahasa ini merupakan basantara Asia Selatan pada zaman kuno dan pertengahan, dan menjadi bahasa agama, kebudayaan, dan politik yang tersebar di sejumlah wilayah di Asia Tenggara, dan Tengah. Bahasa ini memberikan banyak pengaruh bahasa di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur, khususnya melalui kosakata yang dipelajari. (Wikipedia). Bahasa Melayu adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh kira-kira lebih dari 41 juta orang (13,5 juta di Malaysia, 5 juta di Indonesia, tanpa jumlah penutur bahasa Indonesia atau lebih dari 290 juta orang (dengan jumlah penutur bahasa Indonesia sekitar 260 juta) di seluruh dunia. Asal usul pertumbuhan bahasa Melayu berasal dari Sumatra Selatan Indonesia. Catatan terawal bahasa Melayu Kuno adalah sebuah prasasti bertarikh 682 Masehi yang dijumpai di Sumatra Selatan. (Wikipedia). Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh Indonesia. Ini merupakan bahasa komunikasi resmi, diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk disiarkan di media elektronik dan digital. Sebagai negara dengan tingkat multilingual (terutama trilingual) teratas di dunia, mayoritas orang Indonesia juga mampu bertutur dalam bahasa daerah atau bahasa suku mereka sendiri, dengan yang paling banyak dituturkan adalah bahasa Jawa dan Sunda yang juga memberikan pengaruh besar ke dalam elemen bahasa Indonesia itu sendiri.(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah suksesi bahasa Nusantara? Seperti disebut di atas, bahasa Melayu berkembang dari bahasa Sanskerta, lalu kemudian bahasa Melayu berkembang menjadi bahasa Indonesia. Lalu bagaimana sejarah suksesi bahasa Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (643): Indonesia versus Malaysia; Ketergantungan Negara, Ketidaktergantungan Antara Kedua Negara

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kemajuan di Indonesia dan di Malaysia masing-masing mengalami pasang surut dalam berbagai hal. Pasca Konfrontasi Indonesia-Malaysia (20 Januari 1963–11 Agustus 1966) hubungan kedua negara mulai dipulihkan. Indonesia mulai membangun, demikian juga di Malaysia. Dalam situasi ini Melaysia mengalama ketertinggalan dalam pendidikan sehingga harus mendatangkan guru dari Indonesia termasuk dua guru saya di SMA (B Panjaitan guru Fisika dan Mangantar Siregar guru matematika). Selama saya masih kuliah masih banyak mahasiswa asal Malaysia diantarnya ada dua teman sekelas. Pada tahun 1985-1995 Malaysia melesat dalam pembangunan yang dengan sendirinya pendidikan di Malaysia juga melesat sehingga pada tahun 2000an berbalik mahasiswa Indonesia yang ke Malaysia dan kini mahasiswa Malaysia berangsur-ansur mulai kembali ke Indonesia.

Namun ada satu hal di Malaysia yang dianggap maju merujuk pada negara lain seperti Tiongkok, Cina dan Jerman, tetapi tidak pernah (lagi) merujuk pada Indonesia; Akan tetapi jika yang bersifat negatif muncul di Malaysia maka buntutnya akan melecut Indonesia. Sementara pendekatakan yang digunakan di Indonesia adalah continuuous improvement, sebaliknya di Malaysia kerap mengalami trade off. Baru-baru ini misalnya soal bahasa: Indonesia sejak kemerdekaan meninggalkan aspek Belanda seperti bahasa ditinggalkan lalu bahasa sendiri Bahasa Indonesia dibangun setahap demi setahap, sementara di Malaysia bahasa Inggris diagung-agungkan namun memperburuk keadaan bahasa Melayu. Di Indonesia mengusung persatuan mutlak dalam asimlasi, sedangkan di Malaysia dengan intergrasi. Itu sedikit contoh perbedaaan Indonesia dan Malaysia pada masa ini yang bermula dari masa lalu.

Lantas bagaimana sejarah Indonesia versus Malaysia? Seperti disebut di atas, ketergantungan negara Malaysia dengan (negara) asing, sementara Indonesia sebaliknya, yang menyebabkan munculnya ketidaktergantungan antara kedua negara yang bahkan memicu perseteruan dalam banyak hal. Lalu bagaimana sejarah Indonesia versus Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..