Kamis, 11 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (227): Pahlawan Nasional Nani Wartabone dari Gorontalo; Detik-Detik Kehadiran Jepang di Manado

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada fase transisii era Pemerintah Hindia Belanda ke era Pendudukan Militer Jepang, di berbagai tempat terjadi keteganagan antara penduduk Indonesia dengan orang-orang Eropa/Belanda. Saat menjelang kehadiran militer Jepang, di Gorontalo terjadi peristiwa dimana bentrok antara penduduk Gorontalo yang dipimpin  Nani Wartabone untuk mengusir orang-orang Eropa/Belanda. Nani Wartabone kini telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional (6 Nopember 2003).

Invasi Jepang ke Indonesia (baca: Hindia Belanda) sudah terasa pada tanggal 20 Desember 1941 pesawat-pesawat militer Jepang menjatuhkan bom di Tarempa (Natuna) sebagai bagian dari penyerangan ke Singapura. Pada tanggal 11 Januari pesawat militer. Jepang menyerang kapal-kapal militer Hindia Belanda di Tarakan (tempat pengilangan minyak). Pada hari itu juga serangan serupa dilakukan di lapangan terbang Kakas, Minahasa (skuadron militer Hindia Belanda). Juga hal serupa terjadi di Sorong (pengilangan minyak). Dalam situasi orang-orang Eropa/Belanda panik di Residentie Manado, bentrok terjadi di wilayah Gorontalo yang dipimpin oleh Nani Wartabone.

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Nani Wartabone? Seperti disebut di atas, perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda di Residentie Manado terjadi di Gorontalo yang dipimpin oleh Nani Wartabone. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (226): Pahlawan Indonesia Era Pendudukan Jepang; Amir Sjarifoeddin Harahap - Ali Sastroamidjojo

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Indonesia ada setiap era. Tidak ada perlawanan penduduk Indonesia (baca: pribumi) pada era Portugis. Mengapa? Perlawan baru mulai ada pada era Bel;anda (VOC). Perlawanan ini semakin banyak pada era Pemerintah Hindia Belanda (juga ada perlawanan pada era pendudukan Inggris), Tentu saja ada perlawan pada era pendudukan militer Jepang (semakin banyak pada era perang kemerdekaan). Dua nama yang penting yang melakukan perlawanan pada era pendudukan Jepang adalah Amir Sjarifoeddin Harahap dan Ali Sastroamidjojo.

Perang Pasifik adalah invasi (militer) Jepang ke wilayah Asua-Pasifik, namun hanya bisa mencapai Indonesia (baca: Hindia Belanda).. Pada bulan Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda mengaku takluk kepada milter Jepang di Subang (Kalijati 3 Maret 1942). Sejak itu, orang-orang Eropa/Belanda di seluruh Hindia Belanda ditangkap lalu diinternir ke dalam kamp konsentrasi (termasuk Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Komandan Angkatan Perang Belanda di Jawa Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten). Letnan Guburnur Jendeal van Mook (keluarga) berhasil lolos ke Australia. Yang membantu melolskan HJ van Mook adalah seorang pengacara di Soekaboemi Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap. Pada saat yang sama semua orang Eropa/Belanda di pantai barat Sumatra menuju kota Padang untuk evakuasi ke Australia. Dalam persiapan evakuasi ini, Ir. Soekarno dari tempat pengasingan di Bengkulu juga akan dievakuasi ke Australian. Namun yang terjadi adalah Ir. Soekarno ‘diculik’ dan diamankan oleh seorang pengacara di kota Padang Mr Egon Hakim Nasution (anak wali kota Padang Dr Abdoel Hakim Nasution). Selamatlah Ir. Soekarno (demikian juga selamatlah HJ van Mook). Apakah Mr HJ van Mook dan Ir. Soekarno dipertukarkan oleh dua pengacara tersebut?

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indoneisa pada Era Pendudukan Jepang? Seperti disebut di atas terdapat nama-nama Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap, Mr. Egon Hakim Nasution dan Mr Ali Sastroamidjojo. Dalam hal ini menagapa Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap dan Mr Ali Sastroamidjojo.menentang kehadiran Jepang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.