Selasa, 30 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (265): Pahlawan Nasional Mohamad Natsir, Pendiri Partai Masyumi;Partai Nahdlatul Ulama-Partai NU

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Mohamad Natsir adalah Pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2008. Namun sempat ada yang meragukannya. Mengapa? Yang jelas, Mohamad Natsir adalah seorang pejuang, berjuang sejak sebelum Indonesia Merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Mohamad Natsir adalah pendiri Partai Masumi dan pernah menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia. Apakah itu masih harus ditolak?

Mohammad Natsir (17 Juli 1908 – 6 Februari 1993) adalah seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia. Natsir lahir dan dibesarkan di Solok, sebelum akhirnya pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA dan kemudian mempelajari ilmu Islam secara luas di perguruan tinggi. Ia terjun ke dunia politik pada pertengahan 1930-an dengan bergabung di partai politik berideologi Islam. Pada 5 September 1950, ia diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia kelima. Setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 26 April 1951 karena berselisih paham dengan Presiden Soekarno, ia semakin vokal menyuarakan pentingnya peranan Islam di Indonesia hingga membuatnya dipenjarakan oleh Soekarno. Setelah dibebaskan pada tahun 1966, Natsir terus mengkritisi pemerintah yang saat itu telah dipimpin Soeharto hingga membuatnya dicekal. Pada tanggal 10 November 2008, Natsir dinyatakan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Natsir dikenal sebagai menteri yang "tak punya baju bagus, jasnya bertambal. Dia dikenang sebagai menteri yang tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah. (Wikipedia).:

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Mohamad Natsir? Seperti disebut di atas, Mohamad Natsir adalah pendiri partai Masyumi, partai dimana Zainoel Arifin Pohan membentuk partai baru, Partai NU (Nahdlatoel Oelama). Lantas mengapa ada yang menolak Mohamad Natsir ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (264): Pahlawan Indonesia Rosihan Anwar; Surat Kabar Asia Raya dan Persatoean Wartawan Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Rosihan Anwar adalah Pahlawan Indonesia yang berkarir di bidang pers. Rosihan Anwar  seusia dengan Mochtar Lubis dann Sakti Alamsjah Siregar (sama-sama lahir tahun 1922). Mochtar Lubis pendiri surat kabar Indonesia Raya, Sakti Alamsjah pendiri surat kabar Pikiran Rakyat Bandung dan Rosihan Anwar pendiri surat kabar Pedoman. Sakti Alamsjah meninggal tahun 1983, Mochtar Lubis meninggal tahun 2004 dan Rosihan Anwar meninggal tahun 2011. Habis sudah perintis organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Rosihan Anwar (10 Mei 1922 – 14 April 2011) adalah tokoh pers, sejarawan, sastrawan, dan budayawan Indonesia. Rosihan merupakan salah seorang yang produktif menulis. Ia pernah dicalonkan sebagai Anggota Konstituante mewakili Partai Sosialis Indonesia. Rosihan merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara, pasangan Anwar Maharaja Sutan dan Siti Safiah. Ayahnya adalah seorang demang di Padang. Dia menyelesaikan sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke AMS -A di Yogyakarta (sekarang SMA Negeri 1 Yogyakarta). Dari sana Rosihan mengikuti berbagai pelatihan di dalam maupun luar negeri, termasuk di Universitas Yale dan School of Journalism di Universitas Columbia, New York City, Amerika Serikat. Rosihan memulai karier jurnalistiknya sebagai reporter Asia Raya pada masa pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961). Pada masa perjuangan, ia pernah disekap oleh penjajah Belanda di Bukit Duri, Batavia. Kemudian pada tahun 1961, koran Pedoman miliknya dibredel penguasa. Pada masa Orde Baru, ia menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (1968-1974). Tahun 1973, Rosihan mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III, bersama tokoh pers Jakob Oetama. Namun kurang dari setahun setelah Presiden Soeharto mengalungkan bintang itu di lehernya, koran Pedoman miliknya ditutup. Pada 1950, bersama Usmar Ismail ia mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Pada tahun 2007, Rosihan Anwar dan Herawati Diah, yang ikut mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 1946, mendapat penghargaan 'Life Time Achievement' atau 'Prestasi Sepanjang Hayat' dari PWI Pusat. Rosihan Anwar meninggal dunia pada hari Kamis, 14 April 2011 dalam usia 89 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan.(Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Rosihan Anwar? Seperti disebut di atas, Rosihan Anwar meninggal tahun 2011 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Tentulah wartawan pejuang dan pejuang wartawan Rosihan Anwar selayaknya dimakamkam di taman makam para pahlawan (seperti halnya Sakti Alamsjah di TMP Cikutra, Bandoeng). Lalu bagaimana sejarah Rosihan Anwar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.