Minggu, 13 November 2022

Sejarah Bengkulu (12): Danau Dendam Tak Sudah di Kota Bengkulu; Dja Endar Moeda dan Novel Hikajat Dendam Ta' Soedah 1897


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Nama danau di Kota Bengkulu, sedikit unik, Namanya: Dendam Tak Sudah. Akan tetapi bagaimana asal usul namanya sulit diketahui karena ada berbagai versi cerita.  Biasanya danau yang unik (eksotik), tetapi ini namanya yang unik. Bagaimana dengan judul novel. Ada nama judul novel yang diterbitkan tahun 1897 dengan nama mirip yakni Hikajat Dendam Ta' Soedah Kalau Soedah Merewan Hati. Novel ini dikarang oleh Dja Endar Moeda.


Danau Dendam Tak Sudah adalah sebuah danau yang terletak di provinsi Bengkulu. Danau ini berlokasi di kelurahan Dusun Besar, kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu. Danau Dendam Tak Sudah memiliki luas keseluruhan 559 ha dan luas permukaan 68 ha. Danau Dendam Tak Sudah diperkirakan terbentuk dari aktivitas gunung berapi di daerah tersebut. Dengan mengingat penting dan strategisnya keberadaannya, pada tahun 1936, Danau Dendam Tak Sudah ditetapkan sebagai cagar alam dengan luas 11,5 hektare oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian, pada tahun 1979, kawasan cagar alam ini dipeluas menjadi 430 hektare. Pada tahun 1999, wilayah cagar alam diperluas lagi menjadi 577 hektare. Nama danau dihubungkan dengan cerita yang mana dahulu kala ada sepasang kekasih yang cintanya tidak direstui orang tua. Mereka yang tengah mabuk asmara memutuskan bunuh diri dengan loncat ke danau. Cerita lainnya terkait dengan pembangunan dam oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Konon, koloni membangun bendungan untuk menampung banjir. Tapi, hingga penjajahan berakhir, bendungan itu tak kunjung usai dan ditinggalkan begitu saja. Akibatnya, luka dan dendam penduduk Bengkulu tak berkesudahan. Ada juga yang mengaitkan nama Dendam Tak Sudah berasal dari Dam Tak Sudah (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah danau Dendam Tak Sudah di Kota Bengkulu? Seperti disebut di atas, danau yang dulu tidak jauh dari kota Bengkulu Namanya unik. Asal usul namanya dihubungkan dengan berbagai cerita. Yang jelas namanya mirip dengan novel yang dikarang oleh Dja Endar Moeda tahun 1897 dengan judul Hikajat Dendam Ta' Soedah Kalau Soedah Merewan Hati. Lalu bagaimana sejarah danau Dendam Tak Sudah di Kota Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (11): Kota Tua Manna, Kerajaan Manna Tempo Doeloe di Pantai Barat Sumatra; Gunung Patah di Pedalaman


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Dimana Manna? Kini tidak terlalu dikenal. Namun di masa lampau, nama (kampong) kota Manna dikenal luas, sebagai suatu (nama) kerajaan di pantai barat Sumatra. Sejarah tetaplah sejarah. Manna dalam hal ini jelas memiliki sejarah sendiri, sejarah yang sudah berlangsung sejak masa lampau. Satu nama penting yang tidak jauh dai Manna adalah gunung Patah. Apakah ada hubungan kota Manna dengan gunung Patah? Asam di gunung, garam di laut.


Manna adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu. Kecamatan ini Manna berbatasan di utara adalah kabupaten Seluma. di selatan dengan kabupaten Kaur, di barat dengan Samudra Hindia dan di timur dengan Kota Pagar Alam. Kota Manna sendiri kini merupakan sebuah kota kecil yang menjadi ibu kota kabupaten Bengkulu Selatan. Di bagian pedalaman Manna terdapat nama gunung Patah, suatu gunung berapi tua dengan vegetasi hutan hujan tropis yang sangat lebat. Gunung Patah masuk dalam kawasan hutan lindung Rajamendara. Pendakian menuju gunung Patah, melalui Semendo dan Pagar Alam (provinsi Sumatera Selatan) dan melalui desa Manau Sembilan, kecamatan Padangguci, kabupaten Kaur (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah kota tua Manna, kerajaan Manna tempo doeloe di pantai barat Sumatra? Seperti disebuy di atas, Manna adalah nama kota tua di Bengkulu, tetapi sejarahnya kurang terinformasikan. Yang dikenal luas pada masa kini adalah gunung Patah di pedalaman Manna. Lalu bagaimana sejarah kota tua Manna, kerajaan Manna tempo doeloe di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.