Sabtu, 27 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (259): Pahlawan Nasional Hadji Oemar Said Tjokroaminoto; Pendiri Sarikat Islam (SI) di Soerabaja, 1912

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hadji Oemar Said Tjokroaminoto yang lebih dikenal HOS Cokroaminoto adalah Pahlawan Indonesia yang ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1961 (era Presiden Soekarno).  HOS Cokroaminoto adalah pendiri Sarikat Islam (SI) di Soerabaja pada tahun 1912. HOS Cokroaminoto adalah mertua dari Soekarno (kelak Ir. Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia).

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (16 Agustus 1882 – 17 Desember 1934) lebih dikenal dengan nama HOS Cokroaminoto, merupakan salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam (SI). Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama RM Tjokroamiseno, salah seorang pejabat wedana Kleco, Magetan pada saat itu. Kakeknya, RM Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo, Mertuanya adalah RM Mangoensoemo yang merupakan wakil bupati Ponorogo. Beliau adalah keturunan langsung dari Kiai Ageng Hasan Besari dari Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo. Setelah lulus dari sekolah rendah, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah pamong praja di Magelang. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi. Tiga tahun kemudian, ia berhenti. Tjokromaninoto pindah dan menetap di Surabaya pada 1906. Di Surabaya, ia bekerja sebagai juru tulis di firma Inggris Kooy & Co dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan Burgerlijk Avondschool, jurusan Teknik Mesin. Pada bulan Mei 1912, HOS Tjokroaminoto mendirikan organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya dikenal Serikat Dagang Islam dan terpilih menjadi ketua. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator. Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, Muso, Alimin, SMKartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya. Tjokro meninggal di Yogyakarta pada umur 52 tahun, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional HOS Cokroaminoto? Seperti disebut di atas, HOS Cokroaminoto adalah pendiri Sarikat Islam (SI) yang merupakan suksesi Sarikat Dagang Islam (SDI) dan juga mertua dari Ir Soekarno.Lalu bagaimana sejarah HOS Cokroaminoto? Tentu saja sudah ditulis. Namun sejauh data baru ditemukan, narasi sejarah HOS Cokroaminoto haruslah dilengkapi. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (258): Pahlawan Nasional KH Samanhudi; Pendiri Sarikat Dagang Islam (SDI) di Soerakarta, 1905

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

KH Samanhudi adalah Pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional tanggal 9 November 1961 (era Soekarno). KH Samanhudi kini lebih dikenal sebagai pendiri Sarikat Dagang Islam (di Soerakarta, 1905). Sarikat Dagang Islam dapat dikatakan cikal bakal organisasi Sarikat Islam (SI).

Samanhudi atau sering disebut Kyai Haji Samanhudi (lahir di Laweyan, Surakarta, 1878; meninggal di Klaten, 28 Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islam, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta. Nama kecilnya ialah Sudarno Nadi. Ia sangat tazdim terhadap guru-gurunya, terlebih terhadap Asysyahid KH Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional). Ia banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beliau gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa di depan regu tembak serdadu Jepang ketika makbaroh gurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya. Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa Hindia Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Tionghoa pada tahun 1905. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya. Ia dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo (Wikipedia).:

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional KH Samanhudi? Seperti disebut di atas, KH Samanhudi adalah pendiri Sarikat Dagang Islam di Soerakarta pada tahun 1905. Lalu bagaimana sejarah KH Samanhudi? Tentu saja sudah ditulis. Namun sejauh data baru ditemukan, narasi sejarah KH Samanhudi haruslah dilengkapi. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.