Kamis, 18 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (241): Pahlawan Nasional Muwardi, Dokter Sederhana;Tokoh Sepakbola Indonesia Jakarta Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Muwardi adalah seorang dokter yang ikut berjuang dan kini telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. Namun sejauh ini dimana makam Dr Muwardi tidak diketahui. Pada masa kini disebutkan dokter Muwardi adalah salah satu dokter yang sederhana. Akan tetapi, sebenarnya Dr Muwardi juga adalah tokoh sepak bola Indonesia di Jakarta, Kini nama Dr Moewardi telah ditabalkan sebagai nama rumah sakit daerah di Solo.

Dr. Moewardi lahir di Pati, 1907 meninggal dunia di Surakarta, 13 Oktober 1948 adalah seorang Pahlawan Nasional. Moewardi adalah seorang dokter lulusan STOVIA. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan Spesialisasi Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Selain itu Dr Moewardi adalah ketua Barisan Pelopor tahun 1945 di Surakarta dan terlibat dalam peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam acara tersebut, ia juga turut memberikan sambutan setelah Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu. Di Solo, Dr.Muwardi mendirikan sekolah kedokteran dan membentuk erakan rakyat untuk melawan aksi-aksi PKI. Pada peristiwa Madiun dia adalah salah satu tokoh yang dikabarkan hilang dan diduga dibunuh oleh pemberontak selain Gubernur Soeryo (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Dr Moewardi? Seperti disebut di atas, Dr Moewardi adalah tokoh pemuda di Batavia dan menjadi tokh sepak bola Indonesia di Batavia. Meski demikian, Dr Moewardi adalah dokter sederhana. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (240): Pahlawan Nasional Tidak Diketahui Makam; Mengapa Ada Pahlawan Tidak Memiliki Ahli Waris?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Indonesia seharusnya diketahui dimana dimakamkan apalagi yang bergelar Pahlawan Nasional. Mengapa? Bukan karena pemerintah telah menyiapkan makam pahlawan di pusat (TMP Kalibata, Jakarta) maupun di daerah, tetapi karena supaya rakyat Indonesia dapat mengunjungi untuk ziarah. Faktanya ada sejumlah Pahlawan Nasional yang tidak diketahui dimana dimakamkan. Ternyata hingga kini diantara Phalawan Nasional apakah yang telah diketahui makam atau belum ada yang tidak memiliki ahli waris. Mengapa?

 

Beberapa tahun yang lalu Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial menyebut dari semua tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional, 76 di antaranya tidak memiliki keluarga atau ahli waris. Mengapa itu diperlukan? Ahli waris Pahlawan Nasional memiliki hak mendapatka bantuan berupa tunjangan sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan dan bantuan kesehatan Rp 3 juta setahun. Selain itu jika rumah ahli waris tidak layak huni akan dibantu perbaikan rumah sebesar Rp 25 juta. Pahlawan Nasional berhak dimakamkan di taman makam pahlawan baik di pusat maupun daerah, tapi bagi ahli waris yang tetap menginginkan makamnya ditempat semula akan dilakukan perawatan, Hingga saat ini sebanyak 10 Pahlawan Nasional belum diketahui makamnya. Mereka adalah Yos Sudarso, Supriyadi, Muwardi, Tan Malaka, Martha Christina Tiahahu, I Gusti Ketut Jelantik, Pattimura, Anak Agung Gde Agung, Slamet Riyadi dan I Gusti Ketut Pudja.

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional yang tidak diketahui dimana makamnya dan bagaimana sejarah Pahlawan Nasional yang tidak memiliki ahli waris. Lalu bagaimana Pahlawan Nasional tidak memiliki ahli waris dan Pahlawan Nasional tidak diktehui makam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.