Kamis, 12 Agustus 2021

Sejarah Makassar (23): Danau Matano dan Suku Padoe di Luwu Timur; Sorowako dan PT International Nickel Indonesia (PT Inco)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini

Danau Matano dapat dikatakan sebagai salah satu danau purba. Danau pedalaman di dataran tinggi Sulawesi bagian tengah ini terbilang danau dalam (kedalamannya berada di bawah permukaan laut). Di kawasan danau Matano inilah sejak tempo doeloe berada suku Padoe, suku yang dapat dikatakan termasuk penduduk asli Sulawesi. Pada masa kini di sekitar danau terdapat perusahaan tambang nikel terkenal PT International Nickel Indonesia (PT Inco) yang pernah dipimpin oleh Dr. Ir. Arif Siregar.

Danau Matano adalah sebuah danau tektonik dengan ukuran panjang 28 Km dan lebar 8 Km. Danau Matano berada sekitar 50 km dari kota Malili (ibu kota kabupaten Luwu Timur). Danau Matano memiliki kedalaman 590 M yangh mana permukaan air danau berada pada ketinggian 382 M di atas permukaan laut (208 M cryptodepression). Menurut WWF, danau ini adalah danau terdalam di Asia Tenggara serta terdalam kedelapan di dunia. Danau Matano terbentuk dari patahan (strike-slip fault) akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pleosen yang umurnya diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun. Berdasarkan analisis karakteristik endapan, danau Matano merupakan danau tertua di antara empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti, Mahalona, Masapi, Lontoa). Dengan umur mencapai jutaan tahun, danau Matano merupakan salah satu danau purba di dunia. Sampai saat ini para ilmuwan telah mengidentifikasi setidaknya 10 danau purba di dunia antara lain, danau Matano, danau Poso, danau Biwa, danau Baikal, danau Kaspia, danau Tanganyika, danau Victoria, danau Malawi, danau Ohrid dan danau Titicaca.

Lantas bagaimana sejarah danau Matano di kecamatan Nuha dan suku Padoe di kabupaten Luwu Timur? Pada masa ini suku Padoe (To Padoe) tersebar di berbagai kecamatan, antara lain kecamatan Angkola, Wasuponda, Malili, Nuha, Towuti, dan Mangkutana yang diperkirakan sekitar 22.000 jiwa. Lalu bagaimana suku Padoe berawal? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.