Sabtu, 01 April 2023

Sejarah Banyumas (16):Kanal di Banyumas, Kanal Kali Osso di Cilacap; Pembangunan Kanal Irigasi dan Pengembangan Pertanian


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Kanal pada era Pemerintah Hindia Belanda adalah sodetan sungai untuk menghubungkannya ke sungai lain atau ke laut yang awalnya hanya ditujukan untuk jalan tol air. Kanal semacam ini dimulai di Batavia. Pembangunan kanal kemudian juga ditujukan untuk pengalihan banjir dan fungsi drainase. Lalu berikutnya untuk pengembangan pertanian beririgasi modern. Bagaimana dengan di wilayah Banyumas? Kanal pertama yang dibanguna adalah kanal Kali Osso.


Kisah Sungai Kali Yasa, Terusan Suez-nya Cilacap. Suryanews.com. 7 Apr 2021. Kondisinya, tidak ada jalan darat memadai menghubungkan daerah pedalaman dengan Cilacap, kecuali sungai Serayu, sungai terpanjang yang dapat dilayari ke pedalaman. Dari ibukota Banyumas ke atas (utara) sungai dapat dilayari 24 Km, ke bawah (selatan) menuju Cilacap 40 Km sampai ke laut. Penamaan kanal diambil dari proses pembuatannya, Kali Yasa bahasa Jawa berarti gawe, kali yang dibuat. Pegiat sejarah Cilacap Thomas Sutasman mengatakan, waktu itu kopi dan tembakau merupakan jenis barang ekspor penting dari pelabuhan Cilacap. Residen G. de Seriere optimis akan terjadi peningkatan pelayaran ke Cilacap sebagai dampak naiknya produksi dari daerah pedalaman. Tahun 1836 hanya ada tiga kapal yang membawa kopi dari Cilacap langsung ke Nederland, yaitu Schelde, Aurora, dan Elisabeth. Kendala perkembangan di Cilacap, kata dia, tersendatnya pengangkutan dari muara Sungai Serayu ke pelabuhan Cilacap. Kendala coba dipecahkan membuat kanal atau terusan menghubungkan Serayu dengan pelabuhan Cilacap. Upaya menggali kanal berlangsung berkali-kali sejak 1832 sampai 1836, hingga berhasil. “Tenaga kerja dikerahkan sehari sebanyak 1.800 orang, dibawah perintah dua bupati dimana setiap 14 hari bergantian. Total biaya dihabiskan pembangunan kanal sebesar 90.000 gulden,” kata Sutasman. Setelah selesai dibangun, produk dari pedalaman Banyumas lebih cepat dikirim ke Cilacap, tanpa melalui pantai selatan Jawa.  Terusan Kali Yasa dari sungai Serayu ke pantai Cilacap berjarak 28-30 pal, berfungsi sebagai jalur pelayaran dan irigasi, disamping mengurangi bahaya banjir di daerah pantai selatan. Gubernur Jenderal Dominique Jacques de Eerens yang mendampingi Pangeran Hendrik 1837, menyempatkan diri melakukan perjalanan air dari Banyumas ke Cilacap, ditempuh dalam sembilan hari. (https://serayunews.com/)

Lantas bagaimana sejarah kanal di Banyumas, kanal Kali Osso di Cilacap? Seperti disebut di atas, kanal pertama di wilayah Banyumas adalah kanal Kali Osso, yang ditujukan untuk peningkatan lalu lintas air (tol air sungai). Lalu kemudian pembangunan kanal ditujukan untuk pengadaan irigasi untuk pengembangan pertanian di Banyumas. Lalu bagaimana sejarah kanal di Banyumas, kanal Kali Osso di Cilacap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyumas (15): Militer di Wilayah Banyumas Semasa Hindia Belanda; Jenderal Soedirman - Perang Kemerdekaan Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Sejarah militer di wilayah Banyumas terbilang sudah sangat tua. Sejarah Soedirman putra Banyumas di Purbalingga yang menjadi panglima tertinggi di masa perang kemerdekaan Indonesia masih terbilang baru. Sejarah militer di Banyumas dimulai pada tahun 1706 saat mana pemimpin Banyumas Raden Parwita Sari menentang kehadiran Pemerintah VOC. Perang pun terjadi. Lalu dalam Perang Jawa (1825-1830) yang dipimpin Pangeran Diponegoro wilayah Banyumas kembali penting. Sejarah berulang kembali pada era perang kemerdekaan Indonesia.

 

Karesidenan Banyumas pada masa kemerdekaan 1945-1947. Diah Tjaturini, Skripsi. 1989. Abstrak. Penelitian mengenai situasi di Karesidenan Banyumas dilakukan di Jakarta, Purwokerto dan Banyumas sejak bulan April 1988 sampai November 1988. Tujuannya untuk mengetahui situasi di Karesidenan Banyumas sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dilancarkannya Aksi militer I Belanda pada tanggal 21 Juli 1947. Pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan, berupa buku-buku, manuskrip, surat kabar dan surat pribadi. juga melalui wawancara serta peninjauan ke lokasi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Karesidenan Banyumas merupakan daerah yang aman dan tenang, serta tidak pernah dilanda pertempuran namun merupakan pusat kekuatan untuk dikirim ke daerah pertempuran. Dengan situasi yang berbeda dengan daerah lain, maka Karesidenan Banyumas dapat memusatkan perhatian pada kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya. Keadaan yang semula tenang dan aman berubah setelah dilancarkan Aksi Militer I Belanda, yang menyebabkan seluruh daerah di karesidenan ini jatuh dalam kekuasaan tentara NICA, sehingga kerap terjadi pertempuran antara pasukan Republik Indonesia dengan tentara NICA. (https://lontar.ui.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah militer di wilayah Banyumas era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, sejarah militer di wilayah Banyumas sudah terbilang tua bahkan sejak era VOC. Salah satu tokoh militer dari wilayah Banyumas adalah Soedirman pada era TNI Republik Indonesia semasa perang kemerdekaan. Lalu bagaimana sejarah militer di wilayah Banyumas era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.