Kamis, 06 Mei 2021

Sejarah Padang Sidempuan (12): Tokoh Pers Asal Padang Sidempuan; Dja Endar Moeda, Parada Harahap hingga era Mochtar Lubis

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Seperti halnya guru, tokoh pers asal Padang Sidempuan tempo doeloe juga cukup banyak. Hampir semuanya berkarir di luar wilayah Tapanuli, tidak hanya di Medan dan Padang, juga di (pulau) Jawa. Semuanya bermula dari sang pionir, Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda, kelahiran Padang Sidempoean, alumni sekolah guru (kweekschool) Padang Sidempoean tahun 1884. Dalam sejarah pers nasional, Dja Endar Moeda dikenal sebagai Radja Persoeratkabaran di Sumatra. Dja Endar Moeda pernah mengatakan: ‘pendidikan dan jurnalistik sama pentingnya, sama-sama mencerdaskan bangsa’ (1897).

Nama Dja Endar Moeda, bahkan hingga ini hari, kurang terinforasikan di Kota Padang Sidempoean. Boleh jadi karena namanya tempo doeloe lebih populer di kota-kota Padang, Sibolga, Atjeh dan Medan. Namun itu satu hal. Hal lainnya yang lebih penting dari figur pers nasional Dja Endar Moeda adalah ketokohannya di masa lampau di kota Padang Sidempoean, yang langsung-tidak langsung telah munculnya tokoh pers nasional asal Padang Sidempuan, seperti: Hasan Nasution gelar Mangaradja Salamboewe, editor pribumi kedua, Pertja Timor di Medan 1902-1908); Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan di Belanda dan pendiri surat kabar Poestaha di Padang Sidempoean, 1915); Parada Harahap, yang memulai karir sebagai jurnalis pada usia muda 15 tahun yang mengivestigasi kekejaman para planter terhadap koeli asal Jawa di Deli, 1918 dan menjadi The King of Java Press; Daftar ini sangat panjang, namun yang fenomenal antara lain Sanusi Pane, seorang sastrawan besar Indonesia, Adam Malik, pendiri kantor berita Antara, 1937, kelak menjadi Wakil Presiden RI; Mochtar Lubis (pendiri surat kabar Indonesia Raja di Djakarta; Sakti Alamsyah Siregar, pendiri surat kabar Pikiran Rakyat di Bandoeng dan AM Hutasuhut, pendiri sekolah jurnalistik (kini IISIP, Lenteng Agunng, Jakarta).

Lantas bagaimana sejarah tokoh pers nasional asal Padang Sidempoean ini terhubung satu sama lain? Seperti disebut di atas itu semua bermula dari sang pionir Dja Endar Moeda yang pernah menyatakan bahwa ‘pendidikan dan jurnalistik sama pentingnya, karena sama-sama mencerdaskan bangsa’. Tokoh-tokoh pers asal Padang Sidempoean ini aktif dan berpartisipasi penuh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah mereka berlangsung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.