Selasa, 26 September 2023

Sejarah Bahasa (42): Bahasa Manggarai di Manggarai, Barat Pulau Flores; P Komodo Antara Pulau Sumbawa dan Pulau Sabu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Manggarai adalah kelompok etnis yang berasal bagian barat pulau Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku Manggarai utamanya tersebar di tiga kabupaten di provinsi NTT, yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Timur. Menurut catatan sejarah, mereka secara historis dikuasai secara bergantian oleh suku Bima dengan Kesultanan Bima dari pulau Sumbawa dan suku Makassar dengan Kesultanan Gowa dari pulau Sulawesi. Dibawahnya terdapat beberapa kerajaan lokal. Kerajaan Reo yang didirikan putri Sultan Gowa bernama Daeng Tamima yang mempersunting pangeran Bima.


Bahasa Manggarai adalah sebuah bahasa Austronesia yang digunakan suku Manggarai. Bahasa Manggarai (Tombo Manggarai) adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia. Penuturnya terdapat di kabupaten Manggarai Barat, kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. Bahasa Manggarai masih aktif dituturkan sebagai bahasa ibu oleh kebanyakan orang Manggarai. Akan tetapi, di abad ke-21 telah ada sejumlah "keluarga lebih senang jika anak tidak (bisa) berbahasa Manggarai." Bahasa Manggarai memiliki beberapa subbahasa atau dialek lagi, antara lain; Mukun. Kisol, Lambaleda, Ruteng, Cancar, Kolang, Lembor, Kempo, Lengko, Boleng (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Manggarai di Manggarai, barat pulau Flores? Seperti disebut di atas bahasa Manggarai di wilayah Manggarai di bagian barat pulau Flores. Pulau Komodo antara pulau Sumbawa dan pulau Sabu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Manggarai di Manggarai, barat pulau Flores? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (41): Bahasa Hawu Orang Sabu di Pulau Sawu; Pulau-Pulau Terluar di Timor Pulau Rote dan Pulau Sumba


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Sabu (juga dikenal sebagai Savu Sawu atau Hawu) adalah suku bangsa yang mendiami pulau Sawu dan pulau Raijua di Nusa Tenggara Timur. Menurut syair-syair kuno suku Sabu, suku ini berasal dari daerah bernama Hura, yang berasal dari negeri jauh di barat pulau Sabu. Pendatang-pendatang ini kemudian mendiami pulau Raijua. Pendatang ini datang di bawah kepemimpinan Kika Ga dan Hawu Ga. keturunan Kika Ga yang kemudian menjadi Suku Sabu. Suku Sabu memiliki kebiasaan untuk mencium dengan hidung dalam tiap pertemuan.


Bahasa Hawu atau Lī Hawu adalah sebuah bahasa yang digunakan suku Sabu. Penuturnya terdapat di Kota Kupang, Kabupaten Ende, Pulau Sawu, Pulau Raijua, Pulau Sumba khususnya Kabupaten Sumba Timur. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dengan sub-rumpun Melayu-Polinesia Tengah. Bahasa Hawu berhubungan erat dengan bahasa Dhao dan bahasa-bahasa Sumba. Bahasa Dhao pernah sekali dianggap dialek dari bahasa Hawu, tetapi keduanya tidak dapat saling mengerti. Bahasa Hawu memiliki lima dialek, yaitu: Seba (Hèbha), Timu (Dimu), Liae, Mesara (Mehara), dan Raijua. Terdapat perbedaan minor pada pengucapan dan beberapa kata di keempat dialek ini. Dialek Seba dianggap sebagai dialek standar karena penuturnya yang lebih banyak. Bilangan: èhi=satu; due=dua; tèlu=tiga; èpa=empat; lèmi=lima; èna=enam; pidu=tujuh; aru=delapan; heo=Sembilan; henguru=sepuluh. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sawu bahasa Hawu bahasa Orang Sabu di pulau Sawu? Seperti disebut di atas nama bahasa, orang dan pulau berbeda. Pulau terluar, antara pulau Rote dan pulau Sumba. Lalus bagaimana sejarah bahasa Sawu bahasa Hawu bahasa Orang Sabu di pulau Sawu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.