Rabu, 24 Februari 2021

Sejarah Ternate (16): Sejarah Batjian dan Matjian Tempo Doeloe di Maluku; Riwayat Kesultanan Bacan Era Hindia Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Di Maluku tempo doeloe ada nama pulau Batjian dan pulau Matjian. Pada masa ini nama Batjian dieja Bacan dan nama Matjian dieja Makian. Pulau Makian berada di antara pulau Tidore (utara) dan pulau Kajoa (selatan). Sedangkan pulau Bacan antara pulau Kasiruta dan pulau Obi. Pada era Belanda (VOC dan Pemerintah Hindia Belanda), diantara pulau-pulau tersebut, selain pulau Tidore, nama pulau yang dikenal luas adalah Pulau Makian dan Pulau Bacan. Di pulau Bacan terdapat satu kesultanan besar: Kesultanan Bacan.

Nama Bacan pada masa ini nama kecamatan di pulau Basan di Kabupaten Halmahera Selatan, provinsi Maluku Utara. Kota Labuha adalah ibu kota kecamatan Bacan dan juga ibu kota kabupaten Halmahera Selatan. Wilayah Halmahera Selatan meliputi daratan semenanjung Halmahera selatan dan pulau-pulau di sekitar terasuk pulau Bacan dan pulau Makian. Nama Makian sendiri adalah nama kecamatan (Kecamatan Pulau Makian) di Pulau Makian di kabupaten Halmahera Selatan. Kecamatan Pulau Makian ibu kota di Kota.

Lantas bagaimana sejarah pulau Bacan dan pulau Makian? Sejarah pulau Bacan sudah banyak ditulis tetapi sejarah pulau Makian kurang terinformasikan, Seperti disebut di atas nama Bacan (Batjian) dan nama Makian (Matjian) sudah dikenal sejak masa lampau. Lalu apa keutamaan dua nama tersebut. Yang jelas di pulau Bacan terdapat kesulatanan. Apakah ada hubungan Bacan dan Makian? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Ternate (15): Sejarah Pulau Sula di Maluku dan Nama Pulau Sulawesi; Dari Pulau Sulu hingga Pulau Sula via Ternate

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada sejarah (pulau) Sula? Nah, itu yang ingin diketahui. Sejarah pulau Sula pada  era Portugis dan VOC (Belanda) tetapi mulai mendapat perhatian pada awal era Pemerintah Hindia Belanda. Namun dari namanya (Sula), pulau tersebut adalah nama kuno yang merujuk nama India (era Hindoe-Beodha). Satu yang menjadi penting pada awal era Pemerintah Hindia Belanda bahwa di pulau Sula ditemukan penduduk asli yang berkulit gelap di pedalaman (lihat Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indie, 1854). Diduga penduduk asli tersebut telah lama punah.

Nama pulau Sula kini menjadi nama Kabupaten Kepulauan Sula di provinsi Maluku Utara. Kabupaten Kepulauan Sula dibentuk dari pemekaran kabupaten Halmahera Barat pada tahun 2003. Dengan menetapkan Sanana sebagai ibu kota. Kabupaten Kepulauan Sula terdiri dari tiga pulau besar yakni Pulau Taliabu, Pulau Sulabesi dan Pulau Mangole. Pada tahun 2013 kabupaten Kepulauan Sula dimekarkan dengan membentuk kabupaten Pulau Taliabu dengan ibu kota di Bobong.

Lantas bagaimana sejarah (ke)pulau(an) Sula? Yang jelas sejarahnya baru terinformasikan sejak di kepulauan Sula dibentuk cabang pemerintahan Hindia Belanda: Onderafdeeling Sula Eilanden, Afdeeling Batjan, Residentie Ternate dengan ibu kota di Sanana. Tentu saja itu tidak cukup, seperti disebut di atas nama Sula adalah nama kuno. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.