Rabu, 20 Desember 2017

Sejarah Makassar (3): Nama-Nama Kampung di Kota Makassar Tempo Dulu; Malayo, Baroe dan Maruso (Peta 1775)

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini


Pada peta Kota Makassar masa kini, ada tiga nama yakni (kelurahan) Melayu, (kelurahan) Baru dan (kecamatan) Mariso adalah dulunya tiga nama kampung pertama di Makassar. Kampung Malayo [Melayu] di utara benteng Rotterdam dan Kampung Baroe [Baru] di selatan benteng Rotterdam. Agak ke selatan lagi diidentifikasi sebagai Kampung Maruso [Mariso]. Tiga nama kampung terawal dan namanya masih eksis hingga ini hari dapat dilihat pada Peta Kota Makassar tahun 1775.

Kampung Melayu di Makassar, 1846
Area antara benteng Rotterdam dengan Kampung Baru disebut Vleck Vlaardingen. Area ini merupakan lokasi bangunan-bangunan VOC. Agak jauh ke utara (terpisah) dari Kampung Malayu diidentifikasi sebagai Kampung Boegies [Bugis]. Selain nama-nama tersebut juga diidentifikasi benteng Madura dan benteng Vrydenburg.

Lantas dimana perkampungan penduduk asli, orang Makassar? Apakah Kampong Baroe sebagai pemukiman orang-orang Makassar? Pertanyaan yang sama: sudah adakah perkampungan orang-orang Tionghoa dan perkampungan orang-orang Arab dan Moor? Apakah orang-orang Tionghoa, Arab dan Moor tinggal bersama dengan orang-orang Eropa/Belanda di Vleck Vlaardingen? Mari kita telusuri.

Area Eropa/Belanda: Antara Kampong Malayo dengan Kampong Baroe

Peta Kota Makassar 1775 adalah peta tertua Kota Makassar sejauh yang dapat ditelusuri. Peta ini dibuat (landmeter / kaartenmaker) oleh Carl Friedrich Reimer. Dari namanya, Carl Friedrich adalah seorang Jerman. Dalam peta ini, Carl Friedrich tidak hanya mengidentifikasi Fort (benteng) Rotterdam, tetapi juga benteng Vrydenburg (bahasa Jerman: burg (benteng) Vryden.

Peta Kota Makassar, 1775
Nama Vrydenburg diduga adalah sebuah benteng di Jerman. Sementara jauh sebelumnya nama Vrydenburg diadopsi sebagai nama kapal layar Jerman yang berlayar ke Asia (bersama kapal Hoog Caspel) pada tahun 1669 (lihat Charles Peter Thunberg, 1796 Travels in Europe, Africa, and Asia Performed Between the Years 1770 and 1779). Apakah kapal Vrydenburg telah ikut membantu Cornelis Speelman dalam Perang Makassar yang telah menghancurkan benteng Sombaopoe? Jika hal itu benar maka sangat mungkin mengapa nama Redoute (benteng) Vrydenburg dibangun di timur benteng Rotterdam.
  
Area Eropa di Vleck Vlaardingen, 1780
Area Vleck Vlaardingen, suatu area diantara benteng Rotterdam, benteng Vrydenburg. Area ini berdasarkan lukisan yang dibuat tahun 1780 dari arah laut mencerminkan pemukiman dengan gaya arsitektur Eropa. Nama area ini sebagai kombinasi Vleck dan Vlaardingen diadopsi dari nama dua kota di Belanda. Boleh jadi area ini awalnya dihuni oleh pedagang-pedagang VOC yang berasal dari Vleck dan Vlaardingen.

Peta 1693 (Rotterdam dan Vrydenburg)
Area Vleck Vlaardingen diduga berkembang kemudian setelah pumikiman awal orang-orang Eropa/Belanda berada di dalam benteng (Rotterdam dan Vrydenburg). Benteng Vrydenburg besar kemungkinan dibangun bersamaan dengan benteng Rotterdam (lihat Peta 1693). Benteng Rotterdam direnovasi pada tahun 1696 (dan selesai tahun 1708). Dua benteng ini berada di suatu area kosong diantara Kampong Malayo dan Kampong Baroe. Pemukim awal di Kampong Baroe ini diduga adalah pemukiman orang-orang Madura. Orang-orang Melayu dan Madura adalah partner perdagangan orang-orang Makassar yang berpusat di Sombaopoe sebelum kedatangan orang-orang Belanda. Namun, setelah sekian dekade setelah dibangunnya benteng Rotterdam, orang-orang Eropa/Belanda yang awalnya di dalam benteng meluas ke sekitar benteng. Ke sebelah utara benteng di area kosong yang kemudian disebut Vleck Vlaardingen dan ke sebelah selatan ke Kampong Baroe. Pasca perkembangan pemukiman awal orang-orang Eropa/Belanda ini diduga benteng Vrydenburg dibangun.
   .
Area Eropa di Kampong Baroe (1750)
Kampong Baroe yang sebelumnya dihuni oleh orang-orang Madura kemudian terdesak oleh orang-orang Eropa/Belanda. Sebagai konsekuensinya, besar dugaan orang-orang Madura direlokasi ke arah selatan Kampong Baroe yang kemudian disebut Kampong Maruso. Pada lukisan yang dibuat pada tahun 1750, area Kampong Baroe ini dilihat dari laut terkesan sebagai pemukiman orang-orang Eropa/Belanda dengan arsitektur Eropa.

Dengan demikian nama-nama kampong terawal di Kota Makassar dengan mengacu pada origin benteng Rotterdam adalah Kampong Malayo dan Kampong Baroe. Setelah okupasi Kampong Baroe oleh orang-orang Eropa/Belanda, orang-orang Madura penghuni awal Kampong Baroe membentuk kampong yang baru yang disebut Kampong Maruso. Sedangkan area orang-orang Eropa/Belanda yang awalnya di dalam benteng kemudian merperluas pemukiman ke area kosong yang kemudian disebut Vleck Vlaardingen dan memperluas pemukiman ke Kampong Baroe. Namun demikian yang tetap menjadi pertanyaan bagaimana dengan perkampungan orang-orang Tionghoa?

Dermaga (Fort) Rotterdam, Makassar, 1775
Satu hal lagi yang perlu diperjelas, dimana letak pelabuhan? Berdasarkan peta Benteng Rotterdam pada tahun 1780, pelabuhan berada di depan benteng Rotterdam. Sebuah dermaga dibangun di bagian lekukan pantai (tanjung) yang mana bangunan dermaga menjorok ke laut (tidak mengikuti garis pantai). Boleh jadi Fort Rotterdam di Makassar adalah dermaga pertama yang dibangun VOC tanpa memanfaatkan garis sungai (kanal). Apakah dari sini muncul istilah nama benteng Oedjoeng Pandang yang kerap dipertukarkan dengan benteng Rotterdam? Suatu tempat berdiri di ujung benteng/darmaga yang bisa menatap jauh ke utara maupun ke selatan.

Perkampungan Tionghoa

Sudah barang tentu tidak hanya Kampung Malayo dan Kampong Baroe (plus Kampong Maruso) yang ada, namun dalam peta hanya tiga kampong ini yang diidentifikasi karena terkait dengan orang Eropa/Belanda (VOC) secara langsung. Lantas apakah ada kampong Tionghoa di Makassar. Sebagaimana umumnya di kota-kota di Jawa (pada era yang sama) spasial kota terdiri dari pemukiman (perkampungan) penduduk asli (pribumi), pemukiman orang-orang Melayu, pemukiman orang-orang Tionghoa dan pemukiman orang Moor dan Arab plus pemukiman orang Bengalen [kini Bangladesh].

Satu nama kampung lagi yang disebut dalam keterangan Peta Makassar 1775 adalah Kampong Boegies [Bugis]. Tidak terlihat dalam peta. Penjelasan kampung Boegies ini ditemukan pada surat kabar Bataviasche courant, 01-01-1825. Disebutkan bahwa kampung Boegis berada di dekat benteng (casteel) Rotterdam, suatu kampung dimana Aroe Palakka pernah berdiam dengan membangun rumah yang kemudian diberikan kepada istrinya. Orang-orang Bugis di perkampungan telah mengosongkannya, pindah ke pedalaman karena munculnya ketegangan di Makassar dari penduduk asli (yang boleh jadi penduduk asli mengingat sepak terjang Aroe Palaka di masa lamapau). Surat kabar 's Gravenhaagsche courant, 30-11-1825 juga melaporkan dari Makassar bahwa orang Macassar telah mengecam orang-orang Buggezen. Apakah pasal ini yang kemudian nama kampung Bugis di Makassar lambat laun menghilang?

Belakang/kanan Benteng Rotterdam (lukisan 1846)
Pada masa ini perkampungan Tionghoa masa lampau (pecinan) di Kota Makassar berada di area Wajo dan area Ujung Pandang. Dua area tersebut berarti di tengah kota dekat benteng Rotterdam. Area Wajo pada masa kini, dulu adalah Area Vleck Vlaardingen dan Kampong Melayu (Peta 1775) suatu area orang-orang Eropa/Belanda, sedangkan Area Ujung Pandang pada masa ini, dulu adalah Kampong Baroe yang juga merupakan area orang-orang Eropa/Belanda.

Luitenant Melayu (1870)
Dalam Almanak 1846 dinyatakan di Kota Makassar paling tidak terdapat tiga pemimpin non-Eropa/Belanda, yakni Kapitein Tionghoa, Luitenan Paranakan Tionghoa, Kapitein dan Luitenant Malaijer [orang Melayu] dan Kapiteirn dan Luitenant Wadjoresen. Adanya penunjukan atau pengangkatan pemimpin di suatu kota di era kolonial Belanda mengindikasikan bahwa komunitas dari pemimpin yang diangkat telah cukup besar dan juga telah lama berdiam. Dalam hal ini di Kota Makassar, komunitas terbesar (selain penduduk asli Makassar) adalah Melayu, Tionghoa dan Wajo. Keberadaan kampong Melayu (orang-orang Melayu) sebagai komunitas terbesar sejak awal sudah diidentifikasi dalam Peta 1775. Kumunitas Tionghoa dan komunitas Wajo saat itu belum teridentifikasi. Namun dalam perkembangannya komunitas Tionghoa cukup pesat. Hal ini terindikasi kapitein/luitenant Tionghoa dalam dua dekade kemudian bertambah satu menjadi tiga (lihat Almanak 1864). Sementara jumlah pemimpin Melayu dan Wajo tidak berubah. Dalam Almanak 1871 jumlah komunitas Tionghoa di wilayah (Zuid) Celebes sebanyak 4.511 jiwa (dan di wilayah Manado/Noord Celebes 394 jiwa). Konsentrasi Tionghoa Zuid Celebes diduga berada di Makassar [bandingkan dengan di wilayah Amboina 1.601 jiwa; Ternate 441 jiwa; Zuider en Ooster Borneo 2.517 jiwa; Wester Borneo 23.872 jiwa; Riaouw 17.873 jiwa; Banka 18.131 jiwa dan Biliton 3.331 jiwa].

 Perkampungan Tionghoa (Peta Kota Makassar 1880)
Pada  Peta Kota Makassar 1880 Perkampungan Tionghoa diidentifikasi di utara benteng Rotterdam (dekat ke laut), area yang terkesan sangat padat. Area yang menjadi perkampungan Tionghoa (Chinesekampement) tersebut dulunya tidak lain disebut area Vleck Vlaardingen, suatu area orang-orang Eropa/Belanda (lihat sketsa/lukisan 1780). Tampaknya area pemukiman tua orang-orang Eropa/Belanda telah diakusisi dan digantikan oleh orang-orang Tionghoa yang terus bertambah (berdatangan kemudian). Orang-orang Eropa/Belanda, terutama para pembisnis diduga telah berkurang dan memindahkan bisnisnya ke Jawa sehubungan dengan menurunnya fungsi peerdagangan Maluku dan semakin intensnya perkebunan di Jawa.

Area Eropa (Peta 1880); Kini Perkampungan Tionghoa
Jika pada masa era kolonial perkampungan Tionghoa kini berada di (kecamatan) Wajo (yang dulu area Vleck Vlaardingen dan Kampong Melayu) dan lalu kemudian pada masa ini juga terkonsentrasi di (kecamatan) Ujung Pandang (yang dulu Kampong Baroe) boleh jadi itu terjadi setelah berakhirnya era kolonial. Pasca pengakuan kedaulatan RI (1950) orang-orang Eropa/Belanda sudah sangat berkurang dan telah menjual properti mereka yang besar kemungkinan dibeli oleh orang-orang Tionghoa. Pada fase inilah Kampong Baroe yang dulunya area orang-orang Eropa/Belanda menjadi perluasan perkampungan Tionghoa yang baru.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Makassar

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

10 komentar:

  1. Artikelnya bagus, saya sedang meneliti tentang evolusi daerah pantai losari dan membutuhkan peta kota lama makassar. Berkenankah Bapak untuk mengirim arsip dokumen peta lama Makassar ke email saya? Atas bantuannya saya ucapkan terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dara, sebutkan peta tahun-tahun berapa dan alamatkan ke email yang dapat dilihat pada laman Read Me di atas.
      Terimakasih

      Hapus
  2. Artikelnya sangat mengesankan artikelnya. Saat ini kebetulan sangat membutuhkan data akurat tentang keberadaan pelabuhan makasaar dan kalau anda tidak keberatan, bisakah anda membantu saya mengirimkan dokumen dan foto pelabuhan makassar dari tahun 1775-1811 di gmail saya ?. Terima kasih sebelumnya :andia430@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan coba cari dan email.
      selamat belajar sejarah

      Hapus
    2. tabe, mohon sy juga dikirimkan pak, kebetulan saya sedang mengerjakan tugas kuliah. email saya : oca171198@gmail.com. mohon pak, terima kasih.

      Hapus
    3. saya akan mengirimnya ke alamat email tersebut

      Hapus
  3. istilah 'vlek' (vleck) berasal dari Bhs Belanda, dgn arti daerah pemukiman. jadi bukan nama tempat. Vleck Vlaardingen artinya daerah pemukiman Vlaardingen. dugaan penulis masuk akal, yaitu bahwa Vlek Vlaardingen itu '....berkembang kemudian setelah pemukiman awal orang-orang Eropa/Belanda berada di dalam benteng (Rotterdam dan Vrydenburg)....".
    Terimakasih tulisannya, sangat menarik dan kaya sumber2 asli.

    BalasHapus
  4. Selamat malam, saya sedang melakukan penelitian terkait transformasi ruko dikawasan pecinan makassar, dalam penelitian saya, saya perlu untuk menulis sejarah tentang ruko, terutama di pecinan makassar, namun bila sejarah terkait ruko tidak ada atau dokumentasi ruko tempo dulu, tidak apa, tapi bolehkah saya meminta gambar peta pecinan makassar dalam kurun tahun 1945-2000?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya hanya mengumpulkan peta-peta lama, mungkin ada pembaca yang sharing?

      Hapus
  5. Akhir Matua Harahap11 Juni 2023 pukul 01.53

    Selamat malam, salam.sejahtera bpk. Akhir Matua Harahap, jika tidak berkeberatan, bisakah anda membantu saya mengirimkan dokumen eigendom verponding dari lokasi ujungtanah / Oedjoengtanah di kota makassar. untuk hal tersebut mohon saya dikirimkan dokumen tersebut di gmail saya : andia430@gmail.com. terima kasih banyak

    BalasHapus