Kamis, 20 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (367): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan I Gusti Bagus Oka di Bali: Negara Indonesia Timur s/d NKRI

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada akhir era Belanda di Bali, salah satu tokoh penting adalah I Gusti Bagus Oka. Disebut sebagai tokoh penting karena I Gusti Bagus Oka adalah sekretaris Paraoeman Agoeng (dewan para radja-radja) di Bali. I Gusti Bagus Oka menjadi salah satu anggota delegasi ke Konferensi Denpasar (Desember 1946) dalam pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT). Pada era NKRI I Gusti Bagus Oka pernah sebagai pejabat residen dan pejabat gubernur di Bali.

I Gusti Bagus Oka (26 Januari 1910 – 22 Juli 1992) adalah Gubernur Sunda Kecil yang kemudian menjadi Provinsi Bali. Ia dan istrinya, Gedong Bagus Oka, adalah anggota pendiri Parisada Hindu Dharma Indonesia. I Gusti Bagus Oka juga merupakan Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia pertama. Sepanjang karier pegawai negerinya, I Gusti Bagus Oka memegang berbagai jabatan pemerintah, sementara Gedong Bagus Oka menjabat sebagai Anggota Parlemen. Keduanya juga aktif terlibat dalam kegiatan politik dan mendirikan Ashram Gandhi di Candidasa, Bali. I Gusti Bagus Oka lahir di Karangasem. Ia lahir dari keluarga aristokrasi Bali dari Puri Kawan. Meskipun Bali didominasi oleh komunitas Hindu, komunitas Muslim di Sasak, Lombok memberinya gelar 'Baginda Usman', karena hubungan historis antara Puri Kawan (Pengadilan Barat) dan Lombok Islam, mencerminkan kerukunan antaragama pada saat itu. Dia memiliki akses ke pendidikan umum, kemewahan yang tidak dapat dicapai oleh sebagian besar penduduk di Bali. Ia menikah dengan Gedong Bagus Oka, putri anggota dewan desa di Karangasem. Memiliki latar belakang dan visi yang sama untuk Bali, pasangan ini terlibat dalam kegiatan politik dan sosial. Pada Konferensi Malino tahun 1946, I Gusti Bagus Oka adalah salah satu wakil dari Bali. Dalam konferensi tersebut, ia menyatakan bahwa Bali ingin menjadi provinsi merdeka di bawah persemakmuran Republik Indonesia. I Gusti Bagus Oka juga salah satu dari 57 wakil dari Bali untuk Konferensi Denpasar tahun 1946, yang mengarah pada pembentukan Negara Indonesia Timur. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah I Gusti Bagus Oka? Seperti disebut di atas, I Gusti Bagus Oka pernah menjadi pejabat Residen dan pejabat Gubernur Bali pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lantas bagaimana sejarah I Gusti Bagus Oka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (366): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Sejarah Pulau Bali: Cornelis de Houtman s/d Presiden Soekarno

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah (pulau) Bali adalah sejarah yang panjang.Dalam penulisan sejarah. Pada saat pelaut-pelaut pertama Belanda (1595-1597) yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di Indonesia (baca: Hindia Timur) hanya diterima di Bali (setelah mereka terusir dari pelabuhan Banten). Saat de Houtman kembali ke Belanda ditinggal dua pedagang di Bali. Sebagaimana di daerah lainnya, sejarah Belanda di Bali terus berlangsung hingga pada era Presiden Soekarno (Belanda terusir dari Bali).

Pulau Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang berada dalam gugusan Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau ini sekarang termasuk wilayah Provinsi Bali. Pulau ini juga sebagai Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura. Pulau Bali terletak di sebelah timur Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Lombok. Jarak dengan ujung tertimur Pulau Jawa yaitu 1,6 km. Titik tertinggi pulau ini yaitu Gunung Agung dengan tinggi 3.142 meter. Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM. Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 M) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Bali? Seperti disebut di atas, Bali adalah tempat pertama bagi kehadiran Belanda di Hindia Timur (era Cornelis de Houtman) dan harus berakhir pada era Presiden Soekarno. Seperti kita lihat nanti pada tanggal 19 Agustus 1950, kontingen terakhir dari batalyon Prajoda meninggalkan pulau Bali (lihat Het nieuwsblad voor Sumatra, 25-10-1950). Lantas bagaimana sejarah Bali dari Cornelis de Houtman hingga Presiden Soekarno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.