Sabtu, 19 Juni 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (60): Borobudur, Rekonstruksi Candi Masa Ini or Konstruksi Candi Zaman Kuno? Suatu Pulau di Danau?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini 

Candi Borobudur zaman kuno milik penduduk pedalaman Jawa bagian tengah (wilayah Magelang), tetapi kini telah menjadi milik dunia (tidak hanya Indonesia). Dalam hal inilah mengapa begitu penting tentang keberadaan candi Borobudur. Candi yang sangat besar ini yang diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga kini masih bersifat misteri, karena bagaimana sejarah membangunnya hingga kini masih perdebatan. Hal ini karena mengundang pertanyaan seperti bagaimana cara menyusun kontruksinya yang terdiri dari batu yang banyak dan besar-besar pula. Pertanyaan yang sama juga mirip dengan pembangunan piramida kuno di Mesir.

Pembangunan (struktur) candi Borobudur tidaklah mudah. Juga tidak dilakukan dalam tempo singkat. Candi Borobudur yang sekarang bukanlah hasil kontruksi (pertama) tetapi hasil rekonstruksi (konstruksi kedua). Sejak candi Borobudur, yang sempat hilang dan kemudian ditemukan pada era Raffles, mulai dari proses ekskavasi hingga ditata kembali (rekonstruksi) seperti yang sekarang membutuhkan waktu yang lama. Itu baru proses rekonstruksi di zaman modern yang sudah tinggi level teknologinya. Lantas bagaimana prsoses konstruksinya di zaman kuno. Tentu dalam hal ini kita bertanya-tanya dan masih dipertanyakan. Pada masa ini membangun gedung tinggi semisal 100 tingkat mudah dipahami karena menggunakan teknologi crane. Lalu bagaimana candi Borobudur dibangun pada zaman teknologi bambu.

Lantas bagaimana sejarah pembangunan candi Borobudur? Seperti disebut di atas, tentulah kita kagum karena cara pembuatannya menyebabkan kita bertanya-tanya. Itu satu hal, Hal yang lain yang juga menimbulkan pertanyaan adalah apakah wujud bangunan yang sekarang (hasil rekonstruksi) benar-benar menggambarkan wujud yang sama (sepenuhnya) jika dibandingkan dengan hasil konstruksi yang asli zaman kuno? Dengan kata lain apakah ada unsur sengaja tidak sengaja yang memungkinkan terjadinya perbedaan. Lalu bagaimana kita mengaitkan hasil kontruksi degan hasil rekonstruksi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.