Jumat, 14 Oktober 2022

Sejarah Bangka Belitung (45): Penduduk di Pulau Belitung, Perkembangan dari Masa ke Masa; Bagaimana Pengaruh Migran Cina?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini   

Pada masa ini penduduk (kepulauan) Belitung lebih dari 300 ribu jiwa. Apakah itu terbilang besar untuk seluas pulau Belitung dan pulau-pulau di sekitar? Tampaknya tidak, relatif penduduk di wilayah seluas yang sama di daratan (Sumatra dan Jawa). Namun dengan kondisi geografis pulau Belitung jumlah tersebut terbilang besar. Apakah dalam hal ini keberadaan pertambangan timah di masa lampau turut berpengaruh besar? Tampaknya, iya dengan kehadiran migran asal Tiongkok (yang kemudian menetap).


Penduduk adalah bagian terpenting dari sejarah, namun kurang mendapat perhatian dalam narasi sejarah, termasuk dalam narasi sejarah (kepulauan) Belitung. Tentu saja masalah ini terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Sumatra dan Jawa. Pada masa lampau, seperti biasa besarnya populasi dipengaruhi oleh lahir, mati dan migrasi, namun net pertumbuhan penduduk secara alamiah (lahir-mati) relative rendah. Artinya tingkat kelahiran tinggi, juga tingkat kematian anak (infant/child mortality rate) juga tinggi. Faktor kesehatan yang rendah dan peperangan juga menekan angka pertumbuhan penduduk. Pengaruh migrasi menjadi salah satu factor penting dalam mempengaruhi di wilayah tujuan. Pulau Belitung dalam hal ini menjadi salah satu tujuan migran dalam kaitannya dengan perkembangan usaha pertambangan timah di pulau Belitung. Dalam konteks inilah pengaruh migran asal Tiongkok menjadi sangat khas di pulau Belitung dalam soal perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduk.

Lantas bagaimana sejarah perkembangan penduduk di Pulau Belitung dari masa ke masa? Seperti disebut di atas, perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduk pada masa lampau dan masa kini ada perbedaan untuk wilayah yang berbeda (di Indonesia). Di pulau Belitung, pengaruh migran asal Tiongkok diduga sangat signifikan. Lalu bagaimana sejarah perkembangan penduduk di Pulau Belitung dari masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bangka Belitung (44): Kerajaan di Bangka, Diantara Raja Palembang Sukadana Lingga dan Banten; Bagaimana di Belitung?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini  

Sudah barang tentu ada kerajaan di masa lampau di (pulau) Bangka, namun kurang terinformasikan. Satu bukti adanya kerajaan adalah keberadaan prasasti yang berasal dari abad ke-7 (prasasti Kota Kapur 686 M). Namun bagaimana catatan sejarahnya belum terinformasikan. Yang jelas dalam teks prasasti, kerajaan di Bangka ini terindikasi menjadi vassal dari Kerajaan Sriwijaya, seperti halnya kerajaan-kerajaan di Palembang (prasasti Telaga Batu), di Lampung (prasasti Pasemah), dan di Jambi ([prasasti Karang Brahi). Dimana pusat Kerajaan Sriwijaya satu hal, bagaimana perkembangan kerajaan di Bangka selanjutnya adalah hal lain. Dalam hal ini, bagaimana dengan di pulau Belitung?


Pada akhir abad ke-7, Belitung sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Majapahit mulai berjaya pada tahun 1365, pulau ini menjadi salah satu benteng pertahanan laut. Pada abad ke-15, Belitung mendapat hak-hak pemerintahannya, tidak lama, ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini segera menjadi taklukan Palembang. Sejak abad ke-15 di Belitung berdiri sebuah kerajaan Badau dengan Datuk Mayang Geresik sebagai raja pertama. Pusat pemerintahannya disekitar daerah Pelulusan sekarang ini. Wilayah kekuasaaannya meliputi daerah Badau, Ibul, Bange, Bentaian, Simpang Tiga, bahkan jauh sampai ke daerah Buding, Manggar dan Gantung. Kerajaan kedua adalah Kerajaan Balok. Raja pertamanya berasal dari keturunan bangsawaan Jawa dari Kerajaan Mataram Islam bernama Kiai Agus Masud atau Kiai Agus Gedeh Ja'kub, yang bergelar Depati Cakraningrat I dan memerintah dari tahun 1618-1661. Selanjutnya pemerintahan dijalankan oleh Kiai Agus Mending atau Depati Cakraningrat II (1661-1696), yang memindahkan pusat kerajaan dari Balok Lama ke suatu daerah yang kemudian dikenal dengan nama Balok Baru. Pada tahun 1700 pada masa pemerintahan Depati Cakraningrat IV ini, agama Islam mulai tersebar di Pulau Belitung. Gelar Depati Cakraningrat hanya dipakai sampai dengan raja Balok yang ke-9, , karena pada tahun 1873 gelar tersebut dihapus oleh Pemerintah Belanda. Keturunan raja Balok selanjutnya yaitu Kiai Agus Endek (memerintah 1879-1890) berpangkat sebagai Kepala Distrik Belitung dan berkedudukan di Tanjungpandan. Kerajaan ketiga adalah Kerajaan Belantu, yang merupakan bagian wilayah Ngabehi Kerajaan Balok. Rajanya yang pertama adalah Datuk Ahmad (1705-1741), yang bergelar Datuk Mempawah. Sedangkan rajanya yang terakhir bernama KA. Umar. Kerajaan keempat atau yang terakhir yang pernah berdiri adalah Kerajaan Buding, yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Balok. Rajanya bernama Datuk Kemiring Wali Raib. Dari keempat kerajaan yang telah disebutkan diatas, Kerajaan Balok merupakan kerajaan terbesar di Pulau Belitung (https://portal.belitung.go.id/) 

Lantas bagaimana sejarah Kerajaan Bangka, diantara Palembang, Sukadana, Lingga dan Banten, dan bagaimana dengan kerajaan-kerajaan di (pulau) Belitung? Seperti disebut di atas, di Bangka sudah ada kerajaan di masa lampau dengan bukti prasasti Kota Kapur (686 M). Hal itulah yang menajdi menarik perhatian tentang kerajaan-kerajaan di (pulau) Belitung? Lalu bagaimana sejarah Kerajaan Bangka dan bagaimana dengan kerajaan-kerajaan di (pulau) Belitung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.